TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kekurangan Yodium bisa Turunkan Inteligensi Anak?

Harus dikonsumsi sejak hamil

ilustrasi garam (pexels.com/Marek Kupiec)

Kamu pasti pernah mendengar tentang yodium. Yang kita pahami adalah kekurangan asupan yodium bisa menyebabkan penyakit gondok, yaitu pembesaran kelenjar tiroid. Padahal, bukan cuma itu dampak dari kekurangan yodium!

Kupas tuntas soal yodium dalam live session berjudul "Seberapa Penting Kebutuhan Yodium pada Anak?" yang disiarkan secara langsung di Instagram @crystalofthesea pada Rabu (8/6/2022).

Narasumber yang didatangkan adalah Dr. dr. Fitri Hartanto, SpA(K), dokter anak dan konsultan tumbuh kembang. Simak, yuk!

1. Banyak anak di dunia yang mengalami defisiensi yodium

Menurut temuan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang dikutip oleh dr. Fitri, tiga defisiensi teratas di dunia adalah defisiensi zat besi, vitamin A, dan yodium. Sementara itu, menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet tahun 2003, lebih dari 1,9 miliar orang di dunia kekurangan yodium dan 285 juta di antaranya adalah anak-anak usia sekolah.

"Nah, kenapa WHO perhatian banget dengan kadar yodium yang harus dipenuhi oleh anak? Karena terkait dengan kebutuhan anak, di mana pertumbuhan dan perkembangannya sangat dipengaruhi oleh nutrisi," jelasnya.

2. Tanpa yodium, pertumbuhan dan perkembangan anak tidak akan optimal

ilustrasi anak tertawa bahagia (unsplash.com/Thiago Cerqueira)

Yodium adalah mikronutrien atau zat gizi mikro yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Namun, yodium sangat penting. Kalau tidak tercukupi, pertumbuhan dan perkembangan anak tidak akan optimal, dr. Fitri menegaskan.

"Yodium akan membantu metabolisme tubuh, membentuk sel-sel saraf, sel-sel tulang, dan jantung. Termasuk membuat anak menjadi pintar." 

Berapa banyak yodium yang dibutuhkan anak setiap harinya? Dilansir Raising Children Network, bayi 0–6 bulan membutuhkan 90 mikrogram (mcg) per hari, bayi 7–12 bulan membutuhkan 110 mcg per hari, anak 1–8 tahun memerlukan 90 mcg per hari, dan anak 9-13 tahun memerlukan 120 mcg per hari.

Baca Juga: 7 Penyakit yang Paling Sering Dialami Anak-anak

3. Apa dampak kekurangan yodium pada anak?

ilustrasi penyakit gondok (nhs.uk)

Akibat kekurangan yodium, hormon tiroid akan bekerja lebih keras dari biasanya. Alhasil terjadi pembesaran kelenjar tiroid atau yang dikenal sebagai penyakit gondok. Ini berbeda dengan gondongan yang dipicu oleh virus.

Kekurangan yodium harus dicegah sejak masa kehamilan. Jika tidak, berisiko mengalami hipotiroid kongenital atau kekurangan hormon tiroid pada bayi baru lahir.

Dalam banyak kasus, bayinya terlahir kecil. Kemudian pertumbuhannya akan terpengaruh, termasuk kecerdasan atau inteligensinya. Ini disebut sebagai kretinisme, yaitu keterbelakangan fisik dan mental yang parah karena kekurangan yodium.

"Sehingga program pemerintah screening hipotiroid kongenital sekarang sedang digalakkan. Bayi baru lahir harus dilihat atau diperiksa kadar tiroidnya. Karena kalau kekurangan yodium dibiarkan saja, maka aspek intilegensi dan pertumbuhannya akan terganggu dan sulit sekali mengejar ketertinggalannya," ujar dr. Fitri.

Kekurangan yodium pada bayi baru lahir memiliki gejala yang khas. Seperti kuning (jaundice) yang berlangsung lama atau terdapat bagian usus yang menonjol keluar dari pusar (hernia umbilikalis). Gejala lain adalah bayi malas menyusu, konstipasi atau buang air besar (BAB) keras, kulit kering, dan lidah membesar.

Bahkan, kekurangan yodium bisa menyebabkan keguguran (abortus) dan lahir meninggal (stillbirth). Jadi, kebutuhan yodium selama hamil harus terpenuhi.

4. Yodium bisa ditemukan di makanan tertentu dan garam

ilustrasi udang (pixabay.com/manfredrichter)

Sumber yodium bisa ditemukan dengan mudah di sekitar kita. Mulai dari rumput laut, susu dan turunannya (termasuk keju dan yoghurt), produk-produk laut (udang, tiram, dan ikan), serta protein hewani lainnya. Bisa juga dengan menambahkan garam dalam masakan.

"Tapi, tidak semua garam beryodium. Banyak garam yang tidak diberi tambahan yodium. Jadi, kalau mau beli, lihat dulu labelnya," dr. Fitri memberi saran.

Baca Juga: Kunyit, Daun Kelor, dan Meniran bisa Tingkatkan Imunitas Anak

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya