TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

#GiziLokal: 5 Manfaat Ikan Patin untuk Kesehatan Tubuh

Tidak hanya lezat, tetapi juga berkhasiat!

ilustrasi ikan patin (nas.er.usgs.gov)

Pernahkah kamu makan ikan patin? Ini adalah ikan air tawar yang berasal dari genus Pangasius dan famili Pangasiidae. Ikan yang habitat aslinya di sungai-sungai Asia Tenggara ini memiliki nama internasional shark catfish, walau sebetulnya bukan hiu.

Ada banyak olahan ikan patin yang menggugah selera. Seperti ikan patin bumbu kuning, asam-asam ikan patin, sup ikan patin, hingga pindang patin. Selain itu, dagingnya yang lembut bisa di-fillet lalu dijadikan fish and chips.

Mau tahu, apa manfaat ikan patin untuk kesehatan tubuh? Tengok, yuk!

1. Meningkatkan kadar albumin dan imunitas

ilustrasi daya tahan tubuh (pixabay.com/Bru-nO)

Salah satu masalah kesehatan di banyak negara adalah malnutrisi, tak terkecuali di Indonesia. Malnutrisi bisa memengaruhi komposisi tubuh, menurunkan albumin, dan status imunitas.

Jangan cemas, coba konsumsi ikan patin yang dikenal tinggi protein! Penelitian yang diterbitkan dalam Asian Journal of Clinical Nutrition tahun 2021 mencari korelasi pengaruh konsentrat protein ikan patin terhadap kadar albumin dan status imunitas.

Studi ini melibatkan bayi tikus yang mengalami gizi buruk. Hasilnya, konsentrat protein ikan patin bisa meningkatkan kadar albumin dan imunitas pada bayi tikus yang malnutrisi.

2. Sumber asam lemak omega-3

ilustrasi fillet ikan patin (vietnamfishes.com)

Berbicara soal omega-3, kita mungkin langsung terpikir ikan laut seperti salmon. Padahal, ikan patin juga kaya asam lemak omega-3. Eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA) dikaitkan dengan segudang manfaat kesehatan.

Studi yang dipublikasikan dalam Malaysian Journal of Nutrition tahun 2019 bertujuan untuk mengetahui kandungan total lipid dan omega-3 pada dua ikan, yaitu patin (Pangasius pangasius) dan bandeng (Chanos chanos). Bagaimana hasilnya?

Hasilnya, kedua ikan ini mengandung EPA dan DHA dalam jumlah yang cukup besar. Karena mudah dijumpai di Indonesia dan harganya terjangkau (bila dibandingkan dengan ikan impor), ikan patin bisa digunakan sebagai sumber asam lemak omega-3.

Baca Juga: #GiziLokal: Manfaat Lamtoro atau Petai Cina bagi Kesehatan

3. Bisa dijadikan menu MPASI yang kaya akan protein dan vitamin A

ilustrasi bayi yang sedang makan (pixabay.com/5686750)

Makanan pendamping ASI (MPASI) haruslah bergizi dan lezat. Tidak perlu membeli ikan impor seperti salmon atau tuna karena ikan patin (Pangasius sp.) sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan protein dan vitamin A (beta-karoten).

Persentase ikan patin dalam bubur bayi adalah 7,5 persen, 10 persen, dan 12,5 persen. Hasilnya, bubur bayi yang diberi ikan patin dapat memenuhi kebutuhan protein dan vitamin A (beta-karoten), menurut studi yang dipublikasikan dalam AIP Conference Proceedings tahun 2020.

4. Rendah lemak jenuh

ilustrasi ikan patin asap (instagram.com/smunadhifah)

Dilansir Your Everyday Fish, dalam 100 gram ikan patin (Pangasius) mengandung 92 kcal, 15 gram protein, 3,5 gram lemak, dan 80 mg kolesterol. Selain itu, ikan ini rendah lemak jenuh (saturated fat).

Apa yang terjadi jika kita mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh? Lemak jenuh bisa meningkatkan low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Di sisi lain, menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal Scientific African tahun 2020, pengasapan fillet ikan patin terbukti meningkatkan asam lemak omega-3 dan omega-6 serta nilai gizi secara keseluruhan. Namun, fillet ikan patin asap mengandung asam lemak jenuh yang lebih tinggi daripada yang segar.

Baca Juga: #GiziLokal: 5 Manfaat Kangkung untuk Kesehatan Tubuh

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya