TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kadar Asam Urat Tinggi? Perhatikan Pola Makan Ini

Jangan sampai kadar asam urat makin tak terkendali!

ilustrasi bengkak (pixabay.com/cnick)

Kadar asam urat yang tinggi sering kali dialami lansia, meskipun usia yang lebih muda pun bisa mengalaminya.

Asam urat adalah produk limbah yang ditemukan dalam darah. Ini dibuat ketika tubuh memecah bahan kimia yang disebut purin. Sebagian besar asam urat larut dalam darah, melewati ginjal, dan dikeluarkan lewat urine. Makanan dan minuman tinggi purin juga bisa meningkatkan kadar asam urat.

ilustrasi gout akibat asam urat tinggi (creakyjoints.org)

Bila kadar asam urat dalam tubuh terlalu tinggi, maka akan terjadi hiperurisemia atau asam urat tinggi. Hiperurisemia bisa menyebabkan kristal asam urat yang dapat mengendap di persendian menyebabkan gout, jenis radang sendi yang bisa amat menyakitkan. Mereka juga bisa menetap di ginjal dan membentuk batu ginjal.

Bila tidak ditangani, kadar asam urat yang tinggi pada akhirnya bisa menyebabkan kerusakan permanen tulang, sendi, dan jaringan, penyakit ginjal, dan penyakit jantung. Studi telah menunjukkan hubungan antara kadar asam urat dengan diabetes tipe 2, hipertensi, dan perlemakan hati.

Asam urat biasanya ditandai dengan gejala nyeri, bengkak pada jari kaki, tangan, atau lutut. Bila cek lab, kadar asam urat di atas 5 mg/dL untuk perempuan, atau lebih dari 7 mg/dL pada laki-laki tentu harus diwaspadai. Agar gejala tidak semakin parah dan terhindar dari komplikasi serius, yuk, perhatikan pola makan berikut ini!

1. Hindari makanan tinggi purin

ilustrasi makanan laut (pexels.com/Chait Goli)

Prinsip pokok untuk mengatasi asam urat adalah hindari makanan tinggi purin atau makanan dengan kandungan purin lebih dari 100 mg per 100 gram. Kenapa? Asam urat itu sendiri merupakan respons atau tanda bahwa tubuh kita mengalami metabolisme abnormal purin. Jadi, dengan menghindari makanan tinggi purin, kadar asam urat bisa terjaga atau kembali normal.

Contoh makanan tinggi purin di antaranya ikan makerel, sarden, kerang, bebek, kepiting,  dan jeroan. Siapa suka jeroan? Hindari dulu segala macam jeroan seperti jantung, hati, otak, limpa, babat, usus, ginjal, atau kaldu dari bahan-bahan tersebut.

Karena termasuk golongan tinggi purin, makanan tersebut adalah pantangan. Jika asam urat kambuh, jangan coba-coba konsumsi, ya!

Baca Juga: Segar dan Mudah Dimasak, 11 Sayur yang Baik untuk Penderita Asam Urat

2. Batasi makanan dengan kadar purin sedang

ilustrasi bayam (pixabay.com/Showmeyourflowers)

Jika bahan makanan dengan purin tinggi adalah pantangan, maka kamu masih bisa mengonsumsi makanan dengan kandungan purin sedang. Namun, tetapi harus dibatasi, ya. Berapa banyak? Untuk lauk, maksimal 50-75 gram per hari, seperti ikan, ayam, daging, udang, tahu, atau tempe.

Sementara itu, untuk sayuran dengan kandungan purin sedang termasuk bayam, daun singkong, asparagus, daun melinjo, jamur, buncis, kangkung, atau sayuran berdaun hijau gelap lainnya. Batasannya adalah 25 gram sehari atau kurang lebih 2-3 sendok makan. 

Jadi, jika kamu pernah dengar kalau bayam nggak boleh dimakan ketika mengalami asam urat, itu salah, ya. Bukannya tidak boleh sama sekali, melainkan konsumsinya tidak berlebihan dan sesuai batasan.

3. Perhatikan asupan karbohidrat sederhana

ilustrasi karbohidrat sederhana (pexels.com/Flora Westbrook)

Menurut laporan dalam jurnal Arthritis & Rheumatology tahun 2015, karbohidrat sederhana dapat meningkatkan asam urat. Contoh karbohidrat sederhana adalah kue kering, puding, roti tawar, roti putih, soda, sirop, gula pasir, keripik, pastry, dan lain-lain. 

Studi dalam jurnal BMJ tahun 2017 mengalami kejadian asam urat pada orang yang mengikuti pola makan Barat atau diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH). Peneliti menemukan bahwa diet DASH dikaitkan dengan risiko asam urat yang lebih rendah, sedangkan pola makan Barat dikaitkan dengan risiko asam urat yang lebih tinggi.

4. Konsumsi lemak rendah atau sedang

ilustrasi memasak (pexels.com/Gary Barnes)

Karena lemak  yang berlebih dapat menghambat pengeluaran purin atau asam urat, jadi sebaiknya jangan mengonsumsinya secara berlebihan. Lalu, bagaimana caranya mengatur pola makan agar asupan lemak tidak berlebih? Ikuti tips berikut:

  • Olah makanan dengan cara masak yang minim penggunaan minyak, misal pepes, kukus, atau rebus
  • Hindari makanan berlemak tinggi, misalnya sosis, kulit ayam, margarin, mentega, santan kental, daging berlemak,  jeroan, gorengan, susu full cream, dan lain sebagainya
  • Boleh konsumsi minyak sedikit, misalnya untuk menumis. Hindari metode deep frying

5. Minum cairan yang cukup

ilustrasi minum air putih (pexels.com/Daria Shevtsova)

Air punya fungsi vital dalam mencegah serangan gout karena membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh dan mencegah penumpukan kristal. Menurut penelitian metanalisis dalam American Journal of Lifestyle Medicine tahun 2015, keringat karena olahraga mengurangi ekskresi asam urat dan menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam tubuh. Ini menunjukkan kalau dehidrasi dapat meningkatkan kadar asam urat serum dan merupakan faktor risiko serangan gout.

Pada studi lainnya, ditemukan kalau konsumsi air yang memadai dalam periode 24 jam sebelum serangan asam urat dikaitkan dengan penurunan 46 persen dalam serangan asam urat berulang. Maka dari itu, minumlah air setidaknya 8 gelas per hari untuk hidrasi optimal.

Dilansir Medical News Today, air putih adalah pilihan terbaik. Namun, cairan lainnya seperti kaldu dan teh herbal juga bisa jadi pilihan. Hindari alkohol dan soda karena keduanya tinggi purin.

Meski demikian, orang-orang dengan gagal jantung kongestif atau penyakit ginjal harus konsultasi ke dokter sebelum meningkatkan asupan cairan. 

Baca Juga: 7 Komplikasi Berbahaya jika Asam Urat Tak Segera Diobati, Waspadalah!

Writer

Putri Yulianingtyas

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya