TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tidur Nyenyak Bisa Lindungi Memori Pasien Alzheimer?

Tidur memainkan peran penting dalam kemampuan kognitif

ilustrasi tidur (pexels.com/Karolina Grabowska)

Tidur merupakan salah satu rutinitas yang tidak boleh ditinggalkan. Dengan tidur, tubuh kita akan merasa lebih berenergi keesokan harinya.

Tentunya waktu tidur harus diperhatikan, jangan sampai tidur berlebih maupun tidur terlalu sebentar. Waktu tidur yang disarankan untuk orang dewasa adalah 7–8 jam setiap malamnya.

Seberapa penting peran tidur pada tubuh terutama pada kesehatan otak? Yuk, simak penjelasannya!

1. Peran tidur nyenyak terhadap tubuh

ilustrasi tidur nyenyak (pexels.com/Miriam Alonso)

Tidur nyenyak berfungsi memperbaiki dan memulihkan fungsi tubuh agar tubuh segar setiap hari. Pada fase tidur nyenyak, tubuh dan otak beristirahat sehingga pada saat itu tubuh paling sulit untuk bangun.

Saat tidur, detak jantung dan pernapasan menjadi lambat. Pada saat inilah tubuh memperbaiki jaringan, tulang, otot, dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Kurang tidur dapat menyebabkan tubuh rentan terkena infeksi dan berisiko mengalami masalah kesehatan jangka panjang.

Baca Juga: Masalah Ingatan yang Tampak seperti Alzheimer, tetapi Bukan

2. Tidur nyenyak berpengaruh pada ingatan?

ilustrasi melihat foto nostalgia (pexels.com/Miriam Alonso)

Selama tidur nyenyak, otak akan mengonsolidasikan ingatan baru. Dilansir Medical News Today, tidur nyenyak dapat meningkatkan daya ingat dan membantu menjaga efiseiensi otak.

Saat fase tidur nyenyak, otak akan mentransfer ingatan jangka pendek ke tempat penyimpanan ingatan jangka panjang yang lebih permanen di dalam otak dan akan melindungi ingatan.

Selain itu, kegiatan mengingat memori sebelum tidur juga memengaruhi daya ingat, lo! Saat ingatan diulang-ulang pada malam hari sebelum tidur, otak akan mengukir itu sebagai jejak ingatan kuat yang harus diingat dalam otak.

3. Hubungan tidur nyenyak dengan penyakit Alzheimer

ilustrasi demensia Alzheimer (IDN Times/Aditya Pratama)

Protein beta-amyloid merupakan salah satu protein yang memicu penyakit Alzheimer. Protein ini memengaruhi penurunan daya ingat. Makin banyak beta-amyloid di otak, maka makin banyak pula kerusakan memori pada otak. Akan tetapi, banyaknya jumlah beta-amyloid ini tidak bisa dijadikan sebagai patokan, karena banyak faktor lain yang memengaruhi, seperti pola tidur.

Pola tidur nyenyak ini menjadi faktor pelindung dan ketahanan untuk kognitif. Dengan kata lain, tidur nyenyak dapat memberi cadangan kognitif memori yang bertindak melawan kerusakan memori pada penyakit Alzheimer. 

4. Penelitian yang membuktikan

ilustrasi scan otak (pexels.com/Anna Shvets)

Ada penelitian kohort yang dilakukan pada 62 lansia sehat yang belum pernah didiagnosis demensia dan memiliki deposit beta-amyloid tinggi di otak. Para peneliti melakukan pemantauan gelombang tidur dengan mesin EEG. Lalu, saat partisipan bangun mereka diminta untuk mencocokkan nama dengan wajah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta dengan jumlah beta-amyloid sama tingginya mendapatkan hasil berbeda saat tes. Peserta yang tidurnya nyenyak mendapatkan hasil lebih baik dibandingkan dengan peserta yang tidur tidak nyenyak. Hal ini menunjukkan bahwa tidur nyenyak seperti "penyelamat" ingatan.

Meningkatkan kualitas tidur bisa dijadikan sebagai terapi non farmakologi atau terapi non obat untuk pasien dengan penyakit Alzheimer. Beberapa cara untuk meningkatkan kualitas tidur di antaranya adalah menjaga sleep hygiene, memiliki waktu tidur yang teratur, hindari screen time sebelum tidur, dan hindari konsumsi kafein dekat dengan waktu tidur.

Baca Juga: Minum Suplemen Multivitamin Setiap Hari Tingkatkan Daya Ingat Lansia

Writer

Rifka Naila

Serotonin needed~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya