TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Studi: Orang dengan Stabilitas Emosional Lebih Bahagia dalam Hidup

Kepribadian memiliki hubungan yang erat dengan kebahagiaan

ilustrasi anak muda (unsplash.com/Matheus Ferrero)

Setiap orang memiliki standar kebahagiaan yang berbeda-beda. Kebahagiaan seseorang bisa ditentukan oleh berbagai macam aspek dalam kehidupan, seperti tempat tinggal, pasangan, atau pendapatan.

Studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology menemukan bahwa kepribadian bisa menentukan kebahagiaan seseorang. Menurut studi tersebut, orang yang stabil secara emosional, sadar, dan menyenangkan memiliki lebih banyak kepuasan dalam hidup.

1. Melibatkan 9.110 orang Belanda

ilustrasi partisipan penelitian (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Penelitian ini melibatkan 9.110 orang Belanda untuk mengetahui hubungan kepribadian dan kepuasan hidup. Selama 11 tahun, para peserta, yang berusia antara 16 hingga 95 tahun, menyelesaikan beberapa survei tentang ciri-ciri kepribadian mereka dan hubungannya dengan kehidupan.

Parameter kepribadian yang digunakan mengacu pada teori Big Five Personality yang meliputi stabilitas emosional, ekstraversi, kesadaran, keterbukaan, dan keramahan. 

Tim peneliti menemukan hubungan yang konsisten antara kepribadian dan kepuasan hidup. Itu artinya, berapa pun usia seseorang, kepribadian akan terus memengaruhi kepuasan hidup secara keseluruhan.

Baca Juga: Studi: Paxlovid dan Vaksinasi COVID-19 Turunkan Risiko Long COVID

2. Ada hubungan erat antara kepribadian dan kepuasan hidup

ilustrasi perempuan bahagia (pexels.com/Miguel Arcanjo Sadd)

Dari data yang telah terkumpul, stabilitas emosional memiliki hubungan terkuat dengan kepuasan hidup. Ini kemudian diikuti dengan ekstraversi, kesadaran, keramahan, dan keterbukaan.

Hasil ini membuktikan hipotesis para peneliti bahwa kepribadian memiliki hubungan yang erat dengan kebahagiaan dalam hidup. Kepribadian tersebut berhubungan dengan kualitas pertemanan, kehidupan sosial, dan pekerjaan.

Baca Juga: Studi: Gejala Awal Penyakit Alzheimer Bisa Terlihat dari Mata

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya