TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gak Cuma Kopi, 5 Hal Ini Juga Bikin Kamu Sulit Tidur

Insomnia kronis bisa berdampak buruk bagi kesehatan

ilustrasi insomnia (unsplash.com/Kinga Cichewicz)

Insomnia sering menjadi masalah banyak orang di malam hari. Yup, insomnia atau sulit tidur merupakan salah satu jenis gangguan tidur yang membuat individu sulit tertidur, tidur tidak nyenyak, atau gabungan keduanya. Alhasil, orang dengan insomnia sering merasa lelah ketika bangun tidur. 

Jangan pernah sepelekan insomnia, ya. Jika berlangsung lama, gangguan tidur ini dapat menyebabkan penyakit kesehatan kronis lainnya, lo. Dalam artikel ilmiah Institut Jantung, Paru dan Darah Nasional Amerika Serikat (NHLBI) , insomnia bisa memengaruhi konsentrasi dan daya ingat. Sedangkan untuk insomnia kronis, penyakit jantung koroner, kanker, diabetes, dan tekanan darah tinggi sangat mudah bersarang dalam tubuh. 

Nah, sebelum semakin parah, yuk kita cari penyebab seseorang mengalami insomnia, berikut ini. 

1. Kafein

ilustrasi kopi hitam (unsplash.com/Raimond Klavins)

Tak jarang, kafein digunakan untuk membuat kita tetap waspada. Ini karena, kafein bertindak sebagai pemblokir adenosin, yakni zat dalam tubuh yang bisa menyebabkan kantuk. Kafein akan memengaruhi tubuh untuk waspada antara 3-5 jam, dimana tingkat puncak berharganya 30-60 menit, menurut laman Sleep Education.

Karena itu, kafein mempunyai efek yang membuat kita sulit tidur. Satu studi ilmiah juga menemukan fakta jika mengonsumsi kafein sekitar 6 jam sebelum tidur, maka waktu tidurnya berkurang selama 1 jam. Ini karena, tubuh manusia memerlukan waktu lebih lama untuk memproses kafein sehingga kita jadi sulit tidur, menurut Journal of Clinical Sleep Medicine. 

So, ada baiknya untuk mengonsumsi kafein, seperti kopi dan teh, paling lambat makan siang untuk mencegah kita sulit tidur. Oya, imbangi juga dengan mengonsumsi air putih yang banyak ya. 
 

Baca Juga: 5 Manfaat Bunga Passiflora, Bisa Mengatasi Insomnia dan Kecemasan

2. Depresi

ilustrasi orang depresi (pexels.com/Engin Akyurt)

Orang dengan depresi lebih mungkin alami masalah tidur, seperti insomnia. Begitu juga individu yang mengalami gangguan kesehatan mental lainnya, seperti bipolar, gangguan kecemasan, dan obsesif-kumpulsif mengalami insomnia. 

Satu studi dari National Alliance on Mental Illness, menemukan bahwa 50 persen kasus insomnia berhubungan dengan kecemasan, depresi, atau stres psikologis. Bukan hanya itu, buruknya insomnia dan gejala lainnya bisa membantu untuk menentukan penyakit mental seseorang. 


Biasanya, penderita depresi akan bangun tidur dengan lesu, energi rendah, tidak bisa konsentrasi, dan perubahan nafsu makan yang memengaruhi berat badan. Jika mengenal seseorang dengan beberapa gejala tersebut, cobalah berbicara dari hati ke hati atau mengajaknya ke psikolog, ya. 

3. Gangguan pernapasan

ilustrasi dengkuran (pexels.com/Kampus Production)

Pernah terbangun karena kaget mendengar dengkurannya sendiri? Jika iya, sebaiknya segera atasi hal ini. 

Selain suaranya yang mengagetkan, mendengkur berat juga bisa jadi penanda sleep apnea, yakni gangguan tidur yang berisiko memotong pernapasan berulang kali dan mengganggu tidur, informasi dari Mayo Clinic. Bisa jadi, kita tak sadar telah melakukannya, namun saat merasa pusing di keesokan harinya, kita wajib waspada. 

4. Waktu tidur yang berantakan

ilustrasi sulit tidur (pexels.com/cottonbro)

Jam tubuh yang berantakan bisa membuat kita terjaga di saat orang lain tidur. Dari laman Web MD, ada beberapa hal yang membuat waktu tidur berantakan, contohnya bekerja semalaman, ganti shift kerja, atau jet lag. 

Beberapa orang mempunyai ritme sirkadian yang berbeda, makan waktu tidurnya tidak singkron dengan yang lain. Karena itu, diperlukan kebiasaan tidur malam yang tepat untuk beberapa malam agar tubuh terbiasa tidak tidur terlalu malam. 

Verified Writer

IamLathiva

Love To See, Love To Read, and Love To Share.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya