TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lelah Berlebih Saat Mengurus Anak? Waspada Fenomena Parental Burnout

Kenali fenomena parental burnout, yuk!

Pexels.com/Ketut Subiyanto

Menjadi orang tua merupakan peran yang sama sekali tidak mudah. Bukan hanya bertanggungjawab atas diri sendiri, orang tua juga perlu bertanggungjawab tentang keluarga termasuk anak-anaknya. Prioritas yang digenggam kadang menjadi tidak jelas dan membingungkan. 

Kondisi di mana para orang tua merasa lelah, jenuh, bahkan stres dalam menjalani perannya merupakan suatu fenomena yaitu parental burnout. Berbagai penelitian dilakukan untuk mengetahui gejala, penyebab serta cara-cara untuk mengatasi kondisi demikian. Seperti apa faktanya?

1. Mengenal parental burnout

Unsplash.com/Hollie Santos

Parental burnout adalah keadaan psikologis maupun fisik orang tua yang merasa lelah, jenuh bahkan stres saat mengasuh anak.

Melansir dari id.theasianparent.com, seorang terapis keluarga asal Amerika Serikat, Neil D Brown menjelaskan bahwa seorang ibu, terutama yang bekerja, lebih rentan mengalami burnout. Meski begitu, seorang ayah juga bisa saja mengalami hal ini. 

Baca Juga: Kenali 5 Tanda Kamu Mengalami Academic Burnout, Bikin Bosan Belajar

2. Gejala parental burnout

Pexels.com/Gustavo Fring

Umumnya gejala parental burnout yang sering dihadapi adalah rasa jenuh dan lelah berlebihan saat harus mengasuh anak. Orang tua cenderung bersikap kasar, emosi yang tidak stabil, serta menjauhkan diri secara emosional dengan anak. Kondisi lain yang mungkin terjadi adalah perasaan gagal dan putus asa dalam menjalani peran sebagai orang tua. 

3. Penyebab terjadinya parental burnout

Pexels.com/Ketut Subiyanto

Menurut penelitian yang dilakukan Mikolajczak dan Roskam dilansir dalam kanal id.theasianparent.com, berpendapat bahwa parental burnout terjadi akibat adanya tuntutan peran menjadi orang tua dengan faktor pendukungnya yang tidak sejalan. 

Tuntutan tersebut antara lain, keinginan menjadi orang tua yang sempurna, kurangnya pengetahuan tentang pola asuh, dukungan keluarga yang minim, serta banyaknya beban yang ditanggung (keluarga dan pekerjaan). 

4. Fase terjadinya parental burnout

Unsplash.com/Zach Lucero

Melansir Education World, parental burnout dialami dalam beberapa fase yang bertingkat. Dimana, setiap fase mengalami tingkat kesulitan yang berbeda. Adapun fase tersebut antara lain :

  • Fase Gung-Ho, dimulai saat masa kehamilan. Orang tua merasa kewalahan dengan peran yang baru dan berterkad untuk melakukan semuanya sendiri.
  • Fase Ketidakpastian, fase ini ditandai dengan keraguan yang terus menerus. Dalam fase ini, orang tua merasa kesal dan mungkin membentak anak. Gejala fisik yang dialami seperti sakit punggung dan leher, sakit perut, sakit kepala dan hipertensi. 
  • Fase Penarikan, fase kelelahan satu tingkat lebih parah dari fase sebelumnya. Fase ini ditandai dengan kondisi emosional orang tua yang semakin tidak stabil. Mereka cenderung terus-terusan merasa kesal dan menarik diri dari anak serta keluarga. Orang tua juga mungkin merasa bersalah dan kecewa terhadap diri mereka sendiri. 
  •  Fase Kekecewaan Kronis, fase terakhir di mana hidup orang tua menjadi tampak hampa, adanya kecenderungan untuk bunuh diri, hasrat seksual tidak ada dan pernikahan menjadi bermasalah.

Baca Juga: Mengenal Burnout dan Cara Menghadapinya Langsung dari Psikolog

Verified Writer

Alphabet stories

Hanya mencoba menguraikan isi kepala.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya