TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Memperparah Mood Swing, Batasi 5 Asupan Ini saat Haid

Satu di antaranya adalah kafein

pexels.com/Andrea Piacquadio

Jelang datangnya tamu bulanan, banyak perempuan yang mengalami emosi yang bergejolak dan tak menentu. Misalnya tadinya senang, lalu kesal, lalu sedih, lalu senang lagi selang beberapa menit. Ini dikenal dengan gejala mood swing, yaitu perubahan suasana hati yang berlangsung cepat.

Salah satu gejala sindrom pramenstruasi (PMS) tersebut umum terjadi. Ternyata, gejala tersebut bisa dipengaruhi oleh asupan makanan yang kamu konsumsi. Melansir Healthline, ada beberapa makanan yang bisa mengurangi bahkan memperburuk gejala saat menstruasi, seperti kram perut, sakit kepala, mual, perut kembung, hingga mood swing.

Sejumlah penelitian tahun 2011 dan 2017 menjelaskan bahwa perilaku makan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko terjadinya gejala PMS yang lebih besar. Sebaliknya, pola makan yang sehat dapat mengurangi atau meminimalkan gejalanya.

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan asupan makanan menjelang dan selama menstruasi. Pilih makanan tinggi nutrisi yang mengandung banyak air, serat, zat besi, dan protein. Saat haid, biasanya perempuan akan cenderung lebih mudah lelah dan mengalami sakit kepala, seiring berkurangnya volume cairan dalam tubuh.

Nah, lima jenis asupan makanan dan minuman ini sebaiknya dibatasi saat haid, karena bisa mengganggu metabolisme tubuh, yang bisa memberikan rasa tak nyaman, sehingga dapat memperparah mood swing saat menstruasi.

1. Makanan olahan dan berlemak

pexels.com/Andrea Piacquadio

Makanan kaleng, daging olahan, fast food, frozen food, dan hidangan olahan lain yang dibuat dengan bahan kimia dan pengawet mengandung natrium tinggi, yang juga merupakan penyebab utama perut kembung dan retensi air.

Itu semua dapat mengganggu hormon dan meningkatkan ketidaknyamanan saat haid. Membatasi asupan makanan seperti yang disebutkan di atas tadi sebaiknya dilakukan beberapa hari sebelum dan selama haid.

Menurut laporan berjudul "Perilaku Makan dengan Kejadian Sindrom Premenstruasi pada Remaja" dalam jurnal Berita Kedokteran Masyarakat tahun 2011, asupan tinggi lemak, tinggi karbohidrat, tinggi natrium, dan rendah kalsium akan meningkatkan risiko gejala PMS. Setiap penambahan 4 gram lemak akan meningkatkan risiko hingga 2,1 lipat.

Hindari makanan berlemak, ya, saat sedang haid, karena dianggap tidak cocok dengan perubahan hormonal yang terjadi dalam tubuh. Melansir Spoon University, menurut Physicians Committee for Responsible Medicine, makanan tinggi lemak sangat berpengaruh terhadap aktivitas hormonal dalam tubuh.

Baca Juga: 10 Cara Mengatasi Haid yang Terlambat secara Aman dan Alami

2. Makanan dengan kadar garam yang tinggi

pexels.com/Andrea Piacquadio

Camilan atau snack yang tinggi garam sebaiknya juga kamu hindari saat sedang haid. Sama dengan makanan olahan, makanan tinggi garam juga bisa menyebabkan retensi air, sehingga memperparah kondisi kembung.

Masih bersumber dari laporan dalam jurnal Berita Kedokteran Masyarakat tahun 2011, lemak dan natrium memilki skor yang paling besar, yaitu 0,7982 dan 0,7834. Angka tersebut menunjukkan bahwa keduanya paling berpengaruh terhadap PMS.

Melansir Insider, Dr. Rocio Salas-Whalen, ahli endokrinologi asal Amerika Serikat (AS), menjelaskan bahwa makanan dengan tinggi garam sebaiknya dihindari selama haid karena bisa memperburuk kembung dan retensi air dalam tubuh.

Untuk menghindari gejala PMS dan menstruasi yang berat, kurangi makanan tinggi natrium sekitar 1-2 minggu sebelum periode haid. Sebaiknya gantilah camilanmu dengan buah-buahan segar.

3. Makanan yang tinggi gula

pexels.com/Adrianna Calvo

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan dan minuman tinggi gula dapat meningkatkan gejala PMS karena dapat meningkatkan kadar gula darah. 

Melansir Healthline, konsumsi tinggi gula bisa menyebabkan lonjakan energi, lalu tak lama kemudian juga menurun dengan cepat. Ini bisa memperburuk suasana hati.

Sebetulnya mengonsumsinya tak selalu buruk. Kamu disarankan untuk lebih selektif, seperti dark chocolate atau yoghurt dalam jumlah wajar.

4. Kafein

pexels.com/Andrea Piacquadio

Efek stimulan dalam kafein berpotensi menimbulkan gangguan kecemasan dan perasaan gelisah. Selain itu, asupannya yang terlalu banyak juga bisa mengganggu kualitas tidur, misalnya mengalami insomnia. Kafein juga bisa menyebabkan dehidrasi karena bersifat diuretik, yang membuat frekuensi buang air kecil jadi lebih sering.

Menurut penelitian dalam jurnal Nutrition Bulletin tahun 2008, asupan kafein yang terlalu tinggi dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko dehidrasi, kecemasan, sakit kepala, dan gangguan tidur.

Kafein juga akan membuat pembuluh darah menyempit, sehingga aliran darah di sekujur tubuh menjadi kurang lancar. Terganggunya aliran darah ke otot rahim akan mengurangi suplai oksigen, sehingga menyebabkan kram perut yang dirasakan makin parah.

Selain itu, asupan darah beroksigen yang menuju otak juga ikut berkurang. Ini bisa menimbulkan sakit kepala makin intens.

Baca Juga: Pemicu Muncul Gumpalan Darah saat Haid dan Solusinya

Verified Writer

Alphabet stories

Hanya mencoba menguraikan isi kepala.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya