Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi penelitian di laboratorium (freepik.com/freepik)

Bukan mitos jika biologis kesuburan akan menurun seiring bertambahnya usia. Hal inilah yang mendasari tuntutan sosial bagi perempuan muda agar segera memiliki momongan. Menunda kehamilan hingga lebih dari kepala tiga akan menurunkan keberhasilan kehamilan.

Namun, kemajuan sains dan kedokteran memberikan alternatif. Salah satunya dengan metode egg freezing. Apa itu egg freezing? Jawabannya akan kamu temukan setelah membaca artikel ini.

Apa itu egg freezing?

Diartikan secara harfiah, egg freezing berarti membekukan telur. Bukan telur ayam atau bebek, tetapi sel telur perempuan. Secara medis, metode ini juga dikenal sebagai kriopreservasi oosit. Singkatnya, proses ini dilakukan dengan mengekstraksi telur ovarium (oosit) dari organ reproduksi. Sel telur tersebut lantas dibekukan dan disimpan di ruangan khusus.

Hasil pembekuan tersebut nantinya dapat dicairkan. Sel telur yang telah diawetkan dapat digunakan untuk prosedur fertilisasi in vitro (IVF) saat mencoba hamil di masa mendatang.

Metode ini berbeda dengan mengawetkan embrio, ya. Pengawetan embrio dilakukan setelah sel telur dibuahi oleh sperma, yang berarti membutuhkan sel pihak laki-laki. Sementara itu, egg freezing dilakukan dalam bentuk sel telur yang belum dibuahi. 

Sama seperti Artificial Reproductive Technologies (ARTs) lainnya, metode ini tidak menjamin 100 persen kelahiran hidup. Meski demikian, upaya ini menawarkan peluang untuk kehamilan di usia lebih lanjut, melansir Clue.

Mengapa seseorang menerapkan metode egg freezing?

Editorial Team

Tonton lebih seru di