ilustrasi mata air (pexels.com/Chris Larson)
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan air mineral dan demineral paling basic adalah bagaimana air tersebut didapat. Jika air mineral diambil tanpa melewati banyak proses, air demineral justru harus melalui banyak penyaringan. Hasilnya, kedua air memiliki komposisi yang berbeda.
Perbedaan komponen pengusung tersebut membuat keduanya digunakan dalam hal yang berbeda, serta memiliki manfaat dan risiko yang berbeda pula, di antaranya:
Manfaat air mineral dan risikonya
Karena komposisinya yang unik dan kaya akan senyawa bermanfaat bagi tubuh, air mineral diklaim memiliki fungsi kesehatan yang lebih baik. Makanya, air mineral banyak digunakan sebagai air konsumsi.
Dilansir Healthline, beberapa efek baik air mineral bagi tubuh termasuk:
- Meningkatkan kesehatan tulang, karena kaya akan kalsium yang mendukung kepadatan massa tulang
- Menurunkan tekanan darah. Air minum yang tinggi magnesium dan kalsium dengan tingkat tekanan darah yang secara signifikan lebih rendah, melansir Journal of the American Heart Association
- Bermanfaat bagi kesehatan jantung. Tekanan darah yang menurun dan stabil secara aktif berkontribusi menunjang kesehatan jantung. Meski demikian, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk mengukur bagaimana air mineral memengaruhi kesehatan jantung
- Mengatasi sembelit. Magnesium dalam air mineral bisa berperan mengatasi sembelit. Magnesium menarik air ke dalam usus dan melemaskan otot-otot usus, sehingga kotoran lebih mudah dikeluarkan.
Meski diklaim baik untuk kesehatan tubuh, terlalu banyak mineral juga tidak baik. Beberapa merek mungkin mengandung sodium yang terlalu tinggi, khususnya bagi individu yang sedang diet sodium. Sementara itu, isu kandungan mikroplastik dalam air kemasan masih jadi risiko efek samping yang perlu diperhatikan.
Di luar daripada itu, air mineral dengan karbonasi mungkin dapat merusak enamel gigi. Maka dari itu, kamu tetap perlu mengontrol konsumsi minuman berkarbonasi, bahkan jika itu 'hanya' air mineral.
Manfaat air demineral dan risikonya
Karena sifatnya yang bebas mineral, air demineral acap digunakan untuk keperluan industri dan ilmiah. Termasuk fungsinya untuk pengujian laboratorium, mencuci mobil, air cucian pembuatan chip komputer, optimalisasi sel bahan bakar, setrika uap, hingga dan aplikasi pengangkat uap.
Berbeda dengan air mineral, air demineral tidak boleh digunakan sebagai air konsumsi. Pasalnya, air ini mungkin mengandung lebih sedikit kebutuhan mineral dalam tubuh. Risikonya dapat memengaruhi kesehatan kardiovaskular, kepadatan tulang, dan hilangnya nutrisi tertentu.
Dilansir Medindia, memasak dengan air demineralisasi menyebabkan hilangnya banyak elemen penting dari makanan. Rasa air tersebut pun diklaim kurang enak, sehingga berisiko membuat seseorang kurang minum.
Perbedaan air mineral dan demineral paling dasar ada pada proses pembuatannya. Kenali manfaat dan risikonya, serta jangan asal konsumsi, ya!