Apa Saja Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Kita?

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), perubahan iklim merupakan satu-satunya ancaman kesehatan terbesar bagi umat manusia. Emisi di masa lalu telah menyebabkan kenaikan suhu global dan perubahan iklim menjadi hal yang tidak dapat terhindarkan.  

Pemanasan global walau hanya 1,5 derajat Celcius tidak aman. Sebab, setiap kenaikan suhu sepersepuluh derajat berdampak serius bagi kesehatan dan kehidupan manusia.

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan, dunia harus membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat Celcius untuk mencegah dampak bencana kesehatan dan mencegah jutaan kematian akibat perubahan iklim.

WHO menyebutkan bahwa adanya perubahan iklim telah memengaruhi kesehatan dengan menyebabkan penyakit dan kematian akibat cuaca ekstrem yang makin sering terjadi.

National Institute of Environmental Health Sciences menjelaskan, perubahan iklim berdampak pada kesehatan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Adanya peristiwa gelombang panas ekstrem, naiknya permukaan laut, hingga perubahan curah hujan sehingga mengakibatkan banjir dan kekeringan yang secara langsung menyebabkan cedera, penyakit, bahkan kematian.

Perubahan iklim juga secara tidak langsung memengaruhi kesehatan kita melalui perubahan lingkungan. Misalnya, kualitas udara yang memburuk dapat memengaruhi kesehatan pernapasan.

Selain itu, adanya perubahan suhu dan curah hujan dapat memengaruhi kelangsungan hidup, distribusi, dan kebiasaan serangga dan spesies hewan lain yang dapat memicu perubahan penyakit menular. Perubahan curah hujan akibat perubahan iklim juga dapat memicu lebih banyak penyakit yang ditularkan melalui air.

Perubahan iklim dapat memengaruhi makanan, udara, air, dan tempat tinggal. Ini juga berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan manusia dengan mengubah frekuensi atau intensitas cuaca ekstrem dan penyebaran hama serta penyakit tertentu.

Menurut US Environmental Protection Agency, perubahan iklim memengaruhi kesehatan dengan dua cara utama.

Pertama yaitu dengan mengubah tingkat keparahan atau frekuensi masalah kesehatan, dan kedua dengan menciptakan masalah kesehatan yang belum pernah ada sebelumnya.

Dampak kesehatan akibat perubahan iklim diantaranya penyakit pernapasan dan penyakit jantung, penyakit yang ditularkan melalui air dan makanan, cedera, serta kematian. Selain itu, perubahan iklim juga dapat memengaruhi kesehatan mental.

Semua orang dapat terkena dampak kesehatan akibat perubahan iklim. Namun, ada beberapa kelompok yang lebih berisiko terkena dampak dari perubahan iklim.

Misalnya, orang yang tinggal di daerah rawan banjir, orang yang tinggal di sekitar garis pantai, atau orang yang tinggal di daerah rawan badai lebih rentan terhadap perubahan cuaca ekstrem.

Mereka yang hidup dalam kemiskinan membuat mereka kurang mampu dalam mempersiapkan diri atau menghadapi peristiwa cuaca ekstrem. Akibatnya, mereka terkena dampak yang lebih besar daripada orang lainnya.

Selain itu, perempuan, anak-anak, etnis minoritas, pengungsi, populasi tua, dan mereka yang sudah memiliki penyakit juga termasuk kelompok yang lebih rentan terhadap risiko kesehatan akibat perubahan iklim menurut WHO.

Pan American Health Organization menyebutkan bahwa perubahan iklim bukan hanya masalah bagi generasi selanjutnya, tetapi sudah terjadi saat ini.

Kenaikan suhu rata-rata yang lebih tinggi telah tercatat setiap tahun dan banyak orang terdampak oleh bencana, bencana yang berkaitan dengan perubahan iklim, dan masalah kesehatan lainnya.

Perubahan iklim diperkirakan menyebabkan kematian tambahan sekitar 250 ribu jiwa per tahun antara tahun 2030 dan 2050 akibat malnutrisi, malaria, diare, dan gelombang panas.

Menurut WHO, mengurangi emisi gas rumah kaca melalui pemilihan transportasi serta memilih makanan dan penggunaan energi yang lebih baik dapat meningkatkan kesehatan terutama melalui pengurangan polusi udara.

Mengurangi limbah makanan dengan cara membeli makanan yang hanya dibutuhkan dan mengolah sampah makanan menjadi kompos menjadi salah satu cara untuk mengurangi emisi gas. Sebab, makanan merupakan bahan yang banyak dibuang dan dapat menghasilkan gas metana yang mana gas tersebut termasuk gas rumah kaca yang kuat.

Perubahan iklim berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan manusia dengan mengubah frekuensi atau intensitas cuaca ekstrem dan penyebaran hama serta penyakit tertentu. Perubahan iklim dapat menyebabkan cedera, penyakit pernapasan, penyakit yang ditularkan melalui air dan makanan, hingga kematian.