ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/Greta Fotografía)
Di Indonesia, dukungan terhadap ibu menyusui mulai bergerak ke arah yang lebih inklusif. Kini, bukan hanya para ibu yang berbicara tentang pentingnya ASI, tetapi juga para ayah. Salah satu yang menarik adalah kehadiran komunitas Ayah ASI, sebuah gerakan unik yang bahkan tidak ditemukan di banyak negara lain.
Komunitas ini aktif mengedukasi dan menyebarkan informasi tentang pentingnya peran ayah dalam mendukung proses menyusui, dan menjadi mitra kerja Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). Meski kesadaran ini belum merata, tetapi tren positifnya tak bisa diabaikan.
"Cukup meningkat trennya seiring dengan maraknya isu dukungan yang positif dari ayah-ayah di keluarga, dalam keluarga. Walaupun saya tidak bisa memungkiri, belum merata. Jadi masih banyak yang melihat menyusui itu urusan perempuan saja, urusan ibu-ibu gitu. Tapi mudah-mudahan dengan semakin meningkatnya awareness masyarakat, maka semakin banyak juga pihak yang sadar," kata Nia Umar, Ketua Umum Pusat AIMI.
Dukungan ayah dalam keluarga terbukti memberi dampak besar—baik bagi ibu, bayi, hingga keberlanjutan pola menyusui itu sendiri. Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2022 mencatat, angka menyusui di Indonesia telah mencapai 52,5 persen.
Pada saat yang bersamaan, laporan Euromonitor menunjukkan penurunan tren penjualan susu formula untuk bayi usia 0–1 tahun. Artinya, makin banyak keluarga yang memilih kembali ke hakikat alami, yakni menyusui sebagai fondasi awal kehidupan.