Pekan Menyusui Sedunia, Ustaz-Ustazah Digandeng untuk Mengedukasi

- AIMI menggelar "Workshop Ustaz-Ustazah" dalam rangka Pekan Menyusui Dunia 2025
- Pemuka agama dijadikan garda terdepan dalam mendukung praktik menyusui melalui edukasi
- Program WUU bertujuan untuk menyampaikan manfaat menyusui dari perspektif kesehatan dan agama kepada masyarakat luas
Dalam menyambut Pekan Menyusui Sedunia (PMD) atau World Breatfeeding Week (WBW), Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) akan menggelar serangkaian kegiatan dengan fokus utama pada "Workshop Ustaz Ustazah (WUU)".
Menurut asosiasi tersebut, pemuka agama memiliki peran untuk mendukung proses menyusui. Hal ini disampaikan dalam webinar "Prioritaskan Menyusui: Membangun Sistem Dukungan Berkelanjutan", secara daring, pada Selasa (29/07/2025).
Tokoh agama jadi garda terdepan
AIMI berkomitmen untuk memperluas jangkauan edukasi menyusui ke berbagai lapisan masyarakat, termasuk melalui pendekatan agama. Mereka menyadari peran strategis pemuka agama dalam membentuk pemahaman dan perilaku masyarakat.
WUU menjadi salah satu program unggulan dalam menyambut PMD 2025. Menyusui tercantum dalam Al-Qur'an, sehingga pendekatan dari sisi agama sangat penting untuk mengampanyekan praktik ini.
"WUU ini sebagai wujud kolaborasi dari kita bersama, merupakan sebuah program edukasi yang menyasar para tokoh agama. Maksudnya itu agar mereka menjadi garda terdepan dalam menyuarakan pentingnya manfaat menyusui," ujar Sarah Anggina, Ketua Divisi Dana Usaha AIMI Pusat.
Harapannya, dengan disampaikan ke masyarakat lebih luas, upaya ini dapat mencegah stunting. Ustaz dan ustazah akan menjelaskan tentang manfaat menyusui, bukan hanya dari perspektif kesehatan, tetapi juga dari sisi agama yang akan lebih ditonjolkan.
Kenapa hanya ustaz-ustazah?

Ustaz dan ustazah dipilih karena di banyak wilayah Indonesia, suara para tokoh agama masih menjadi rujukan masyarakat. AIMI berharap, lewat dakwahnya, pemuka agama bisa menyampaikan manfaat besar dari menyusui, sekaligus menegaskan mana hal yang menjadi mitos dan mana saja yang fakta.
"Jadi kami percaya kalau pesan menyusui ini disampaikan oleh para ustaz-ustazah melalui mimbar-mimbar di masjid atau dari majelis, dampaknya itu akan lebih luas dan mengakar," kata Anggi lebih lanjut.
Anggi menjelaskan bahwa AIMI belum mengajak pemuka agama selain dari agama Islam karena untuk saat ini asosiasi tersebut ingin fokus terlebih dahulu ke ustaz dan ustazah.
"Workshop ini bekerja sama dengan cariustaz.com, makanya bekerjasama dengan ustaz-ustazah. Harapannya nanti pemuka agama lain bisa tertarik untuk mengikuti workshop ini," dia mengatakan.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa AIMI sebenarnya pernah mengajak dari kelompok Katolik, tetapi gagal karena pandemi COVID-19. AIMI mengatakan bahwa mereka membuka kesempatan tersebut agar semua agama bisa berpartisipasi mendukung kegiatan menyusui.
Pelaksanaan acara
Acara WUU 2025 akan dilaksanakan pada hari Minggu, 10 Agustus 2025, pukul 08.00-17.00 WIB, bertempat di Pusat Studi Al-Quran PSQ, Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
Target audiens WUU adalah 50 ustaz/ustazah pengisi kajian taklim, pembina komunitas keislaman, dosen atau guru mata kuliah islam, pembina lembaga amil zakat, pembina lembaga kemanusiaan berbasis Islam, dan pembina organisasi masyarakat berbasis Islam dengan domisili Jabodetabek.
Melalui WUU, diharapkan para ustaz dan ustazah dapat menjangkau kelompok masyarakat yang lebih luas, termasuk keluarga muda, sistem pendukung keluarga seperti kakek-nenek, serta generasi muda di lembaga pendidikan Islam, dengan memberikan informasi dan pemahaman tentang menyusui melalui pendekatan syariah.