Batasi 5 Makanan Ini saat Menyusui, Demi Kesehatan Ibu dan Bayi

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), ibu menyusui perlu menghindari alkohol karena anak dapat terpengaruh oleh alkohol yang diminum ibunya.

Berapa banyak alkohol yang dapat diperoleh bayi dari ASI tergantung pada seberapa banyak alkohol yang ibu konsumsi dan kapan mengonsumsinya. Menurut Drugs and Lactation Database, jumlah alkohol dalam ASI mencapai puncaknya pada 30-60 menit setelah minuman terakhir yang dikonsumsi ibu.

Selain itu, alkohol dapat bertahan dalam sistem hingga 2-3 jam. Semakin banyak alkohol yang kamu minum, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk dibersihkan dari sistem.

Lebih lanjut, asupan alkohol yang berlebihan selama menyusui berhubungan dengan meningkatnya risiko pola tidur yang terganggu, keterlambatan keterampilan psikomotorik, dan keterlambatan kognitif di kemudian hari.

Saat kamu mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein, sebagian dari kafein itu dapat masuk ke dalam ASI. Ini bisa menjadi masalah bagi bayi, karena bayi kesulitan untuk mencerna dan menghilangkan kafein.

Akibatnya, kafein dalam jumlah besar dari waktu ke waktu dapat menumpuk di sistem bayi, menyebabkan bayi mengalami beberapa masalah, seperti lekas marah dan kesulitan tidur.

Menurut CDC, ibu yang sedang menyusui dianjurkan untuk tidak mengonsumsi lebih dari 300 mg kafein per hari, yang setara dengan dua atau tiga cangkir kopi. Akan tetapi, perlu kamu ketahui, kafein tidak hanya terdapat dalam kopi, tapi juga teh, cokelat, dan minuman berenergi.

Peppermint, peterseli, dan sage dikenal sebagai antigalaktagog, yang berarti dalam dosis tinggi dapat menurunkan produksi ASI, menurut laman The Bump. Karenanya, kamu harus mengonsumsi ketiga herbal tersebut dengan bijak. Kamu bisa makan sandwich dengan peterseli atau minum secangkir teh peppermint dan ini tidak akan mengurangi suplai ASI ibu, tapi tetap perhatikan jumlahnya.

Intinya, jika kamu mengamati produksi ASI menurun setelah makan banyak peppermint, peterseli atau sage, sebaiknya hindari atau kurangi makanan tersebut saat menyusui.

Jika dimasak dengan cara yang sehat, ikan bisa menjadi makanan yang baik bagi tubuh. Namun, sebagian besar ikan dan makanan laut lainnya juga mengandung bahan kimia yang tidak sehat, terutama merkuri.

Di dalam tubuh, merkuri dapat menumpuk dan dengan cepat naik ke tingkat yang berbahaya. Kadar merkuri yang tinggi pada prinsipnya memengaruhi sistem saraf pusat, menyebabkan kerusakan neurologis.

Untuk alasan ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan perempuan hamil, ibu menyusui, dan anak-anak untuk berhati-hati dalam mengonsumsi makanan tinggi merkuri.

Beberapa daftar ikan yang harus dihindari adalah tuna, hiu, swordfish, makerel, dan tilefish, semuanya cenderung memiliki tingkat merkuri yang lebih tinggi dan harus dihindari saat menyusui.

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang meningkat selama menyusui, sangat penting bagi ibu untuk makan makanan yang sehat dan seimbang. Karena makanan yang diproses umumnya tinggi kalori, lemak tidak sehat, dan gula tambahan, serta rendah serat, vitamin, dan mineral, disarankan untuk membatasi asupannya sebanyak mungkin selama menyusui.

Penelitian dalam jurnal Public Health Nutrition juga menunjukkan bahwa pola makan ibu saat menyusui dapat memengaruhi pola makan anaknya di kemudian hari.

Demikianlah beberapa makanan yang perlu dihindari ibu menyusui. Selain itu, penting untuk berbicara dengan dokter anak tentang pola makan selama menyusui.