ilustrasi pria berlari naik gunung (freepik.com/ArtPhoto_studio)
Zona latihan detak jantung adalah rentang detak jantung yang digunakan untuk mengukur intensitas olahraga kamu. Zona-zona ini dihitung berdasarkan persentase dari detak jantung maksimum (max HR) yang biasanya diperkirakan dengan rumus 220 dikurangi usia.
Dengan mengetahui zona ini, kamu bisa mengatur intensitas latihan agar sesuai dengan tujuan, apakah ingin membakar lemak, meningkatkan stamina, atau melatih kecepatan.
Zona 1
Pemanasan dam pemulihan (50–60 persen dari max HR)
Intensitas: sangat ringan.
Rasa saat berlatih: sangat mudah, bisa ngobrol santai.
Tujuan: pemanasan, pendinginan, atau hari istirahat aktif.
Zona 2
Daya tahan dasar (60–70 persen dari max HR)
Intensitas: ringan.
Rasa saat berlatih: nyaman, napas sedikit lebih cepat tapi tetap bisa ngobrol.
Tujuan: membangun ketahanan aerobik, melatih efisiensi jantung dan paru-paru.
Cocok untuk: pemula, pelari jarak jauh, atau latihan harian yang ringan.
Zona 3
Tempo/lari sedang (70–80 persen dari max HR)
Intensitas: sedang hingga menantang.
Rasa saat berlatih: napas lebih berat, sulit ngobrol panjang.
Tujuan: meningkatkan kapasitas aerobik dan kecepatan dasar.
Catatan: perlu diimbangi dengan recovery yang cukup agar tidak overtraining.
Zona 4
Laktat threshold (80–90 persen dari max HR)
Intensitas: berat.
Rasa saat berlatih: sangat menantang, hanya bisa bicara kata-kata pendek.
Tujuan: meningkatkan ambang laktat, membiasakan tubuh bekerja di kondisi berat.
Dipakai untuk: latihan interval, tempo run cepat, dan pelari berpengalaman.
Zona 5
Sprint maksimal (90–100 persen dari max HR)
Intensitas: maksimal.
Rasa saat berlatih: sangat berat, tidak bisa berbicara.
Tujuan: meningkatkan kecepatan eksplosif dan kekuatan jantung.
Durasi: sangat singkat (biasanya 15–30 detik).
Pilih zona latihan sesuai dengan tingkat kebugaran dan tujuan lari. Jika baru mulai atau baru kembali lari setelah lama absen, sebaiknya banyak berlatih di zona 2 dulu.