ilustrasi berjemur (pexel.com/Andrea Piacquadio)
Penelitian tahun 2022 menemukan bahwa kekurangan vitamin D meningkatkan risiko kamu kehilangan kekuatan otot yang berkaitan dengan usia (dynapenia), yang merupakan faktor risiko utama terjatuh.
Penelitian tersebut menganalisis data lebih dari 3.200 orang berusia 50 tahun ke atas yang tidak pernah mengalami dynapenia sebelumnya. Para peneliti melacaknya selama empat tahun sebagai bagian dari English Longitudinal Study of Aging, sebuah studi jangka panjang yang dimulai pada tahun 2002.
Kadar vitamin D peserta diukur dengan tes darah di awal dan dikategorikan cukup (lebih dari 50 nanomol per liter, atau nmol/L), tidak mencukupi (30 hingga 49 nmol/L), atau defisiensi (kurang dari 30 nmol/L). Setelah empat tahun, kekuatan genggaman dievaluasi sebagai ukuran kekuatan otot peserta secara keseluruhan.
Orang yang kekurangan vitamin D memiliki kemungkinan 70 persen lebih besar untuk mengalami dynapeniapada akhir penelitian dibandingkan mereka yang memiliki kadar vitamin D normal.
Hasilnya masuk akal, kata para peneliti, karena vitamin D diketahui membantu perbaikan dan kontraksi otot. Kamu bisa mencegah kekurangan vitamin D melalui paparan sinar matahari, mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D, atau mengonsumsi suplemen jika diperlukan.
Ada cara-cara untuk mempertahankan massa otot atau menurunkan risiko kehilangan otot dengan berfokus pada pola makan, olahraga, dan kebiasaan gaya hidup.
Otot sangat penting untuk penuaan dengan cara yang aktif, mandiri, dan sehat. Peluang untuk mendapatkan hidup berkualitas tinggi dan penuaan tanpa rasa sakit jauh lebih baik jika kamu menjaga otot sejak muda.
Referensi
National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Diakses pada Juli 2024. Health Lesson: Learning About Muscles.
Von Haehling, Stephan, John E. Morley, dan Stefan D. Anker. “An overview of sarcopenia: facts and numbers on prevalence and clinical impact.” Journal of Cachexia, Sarcopenia and Muscle 1, no. 2 (1 Desember 2010): 129–33.
Gao, Ke, Wen-Zhuo Ma, dkk. “Association Between Sarcopenia and Depressive Symptoms in Chinese Older Adults: Evidence From the China Health and Retirement Longitudinal Study.” Frontiers in Medicine 8 (17 November 2021).
Wall, Benjamin T., James P. Morton, dan Luc J. C. Van Loon. “Strategies to maintain skeletal muscle mass in the injured athlete: Nutritional considerations and exercise mimetics.” EJSS/European Journal of Sport Science 15, no. 1 (July 16, 2014): 53–62.
Craven, Jonathan, Ben Desbrow, dkk. “The Effect of Consuming Carbohydrate With and Without Protein on the Rate of Muscle Glycogen Re-synthesis During Short-Term Post-exercise Recovery: a Systematic Review and Meta-analysis.” Sports Medicine - Open/Sports Medicine - Open 7, no. 1 (28 Januari 2021)
Shape. Diakses pada Juli 2024. How to Maintain Muscle (Even When You're Not Working Out)
NIH News in Health. Diakses pada Juli 2024. Maintain Your Muscle - Strength Training at Any Age.
Poornima, K N, N Karthick, dan R Sitalakshmi. “Study of The Effect of Stress on Skeletal Muscle Function in Geriatrics.” JOURNAL OF CLINICAL AND DIAGNOSTIC RESEARCH, 1 Januari 2014.
Dattilo, M., H.K.M. Antunes, A. Medeiros, dkk. “Sleep and muscle recovery: Endocrinological and molecular basis for a new and promising hypothesis.” Medical Hypotheses 77, no. 2 (1 Agustus 2011): 220–22.
Delinocente, Maicon Luís Bicigo, Mariane Marques Luiz, dkk. “Are Serum 25-Hydroxyvitamin D Deficiency and Insufficiency Risk Factors for the Incidence of Dynapenia?” Calcified Tissue International 111, no. 6 (15 September 2022): 571–79.
Verywell Fit. Diakses pada Juli 2024. 5 Ways to Maintain Muscle Mass.