5 Tindakan Menyimpang yang Dapat Terjadi akibat Gangguan Mental

Nomor 5 ngeri banget!

Gangguan mental adalah kondisi yang dapat memengaruhi cara berpikir, suasana hati, dan bahkan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Penyebabnya ada banyak, seperti faktor genetik, trauma di masa lalu, cedera pada otak, pengaruh obat-obatan, hingga tekanan atau depresi berat.

Dilansir MedlinePlus, pasien dengan gangguan mental bisa melakukan berbagai tindakan menyimpang di luar norma. Seperti apa tindakan yang dimaksud? Baca artikelnya hingga tuntas, ya!

1. Kebiasaan menggigiti kuku secara tak wajar

5 Tindakan Menyimpang yang Dapat Terjadi akibat Gangguan Mentalflickr.com/Simon Law

Menggigit kuku adalah kebiasaan yang dilakukan banyak orang. Namun, kalau berlebihan dalam melakukannya alias kecanduan, ini bukanlah hal normal.

Bagaimana jadinya jika seseorang selalu menggigit kukunya sampai melukai jari-jarinya tanpa disadari? Dilansir Psychology Today, dalam dunia medis kondisi ini dinamakan onychophagia.

Menggigit kuku dan mengisap jempol merupakan tindakan primitif yang biasanya dilakukan oleh anak kecil atau bayi. Pada kondisi normal, tindakan ini akan berangsur menghilang sejalan dengan perkembangan otak manusia. Ahli kejiwaan menganggap kebiasaan bisa jadi menyimpang jika sudah pada tahap kecanduan parah.

Pada kasus-kasus yang parah, pasien terkadang akan terus menggigit kukunya sampai berdarah. Kasus ini sudah masuk pada gangguan obsesif kompulsif yang membutuhkan penanganan medis dan kejiwaan. Penanganannya akan difokuskan pada perawatan psikologis dan fisik.

Namun, bukan berarti bahwa semua kebiasaan menggigiti kuku adalah tanda gangguan mental. Jika kebiasaan tersebut bukan pada tahap kecanduan dan tidak sampai melukai jari-jari, itu masih dianggap normal. Akan tetapi, tetap saja sebaiknya hentikan kebiasaan tersebut karena kamu berisiko tertular penyakit.

2. Berbicara dengan diri sendiri secara terus-menerus

5 Tindakan Menyimpang yang Dapat Terjadi akibat Gangguan Mentalunsplash.com/Taylor Smith

Apakah kamu sering berbicara dengan dirimu sendiri? Jangan khawatir, kondisi tersebut normal, kok. Yang membuatnya tidak normal adalah ketika berbicara dengan diri sendiri dilakukan secara intens, terus-terusan, sampai-sampai tak lagi memperhatikan lingkungan sekitarnya.

Harus diselidiki apakah berbicara dengan diri sendiri tersebut berkaitan dengan halusinasi atau tidak. Pasalnya, menurut laman Patient, jika kondisi tersebut terjadi dibarengi dengan halusinasi, kemungkinan pasien mengidap skizofrenia. Gejala-gejala skizofrenia memang sangat erat dengan halusinasi dan delusi.

Pada kasus skizofrenia yang parah, penderitanya akan melihat, mendengar, dan merasakan halusinasi secara intens dan tidak mampu membedakannya dengan kenyataan.

Pengobatan dan penanganan medis secara bertahap dapat menekan agar halusinasi tidak muncul kembali. Namun, memang biasanya gangguan mental ini terbilang sulit untuk disembuhkan.

Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Membantu Orang dengan Gangguan Mental

3. Fobia ekstrem

5 Tindakan Menyimpang yang Dapat Terjadi akibat Gangguan Mentalunsplash.com/Kristina Tripkovic

Rasa takut adalah respons tubuh yang akan dikeluarkan saat seseorang menghadapi sesuatu yang dianggap sebagai ancaman. Respons ini merupakan hal normal, karena pada dasarnya bertujuan untuk melindungi diri sendiri terhadap ancaman yang datang dari luar.

Namun, apa jadinya jika rasa takut tumbuh menjadi sebuah fobia ekstrem yang justru akan mengganggu kualitas hidup seseorang?

Ya, seperti dilansir Medical News Today, ketakutan yang ekstrem terhadap sesuatu yang tidak sepatutnya ditakuti merupakan fobia yang masuk pada gangguan mental. Ada beberapa jenis fobia ekstrem yang sekilas tampak tak masuk akal, misalnya fobia terhadap orang lain, keramaian, air, kesendirian, bahkan ada yang sampai takut terhadap dirinya sendiri.

Pada sebagian kasus yang sangat esktrem, fobia sudah masuk dalam taraf yang mengganggu kualitas hidup. Seseorang akan mengisolasi dirinya dari dunia luar akibat rasa takut yang berlebihan. Tak jarang orang tersebut akan mengurung dirinya sendiri di dalam kamar selama berhari-hari tanpa memperhatikan kebersihan tubuhnya.

Fobia bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain karena akan menimbulkan serangan panik yang luar biasa. Berdasarkan penelitian, fobia bisa dipicu beberapa hal.

Menurut "Journal of Anxiety Disorders" tahun 2013, beberapa jenis fobia bisa merupakan sesuatu yang berhubungan dengan genetik. Sebagai contoh, ada kasus kembar yang diasuh terpisah dan berbeda lokasi bisa memiliki fobia yang sama.

Dilansir Verywell Mind, faktor lainnya adalah budaya. Contohnya adalah taijin kyofusho, fobia sosial yang muncul secara eksklusif di Jepang, yaitu takut menyinggung atau merugikan orang lain dalam situasi sosial. Penderitanya juga takut dipermalukan.

Selain itu ada pula faktor perilaku dan lingkungan. Banyak fobia yang dipicu oleh suatu peristiwa, baik yang diingat maupun tidak. Misalnya fobia anjing karena dulunya pernah diserang anjing.

4. Antisosial dan hilangnya empati

5 Tindakan Menyimpang yang Dapat Terjadi akibat Gangguan MentalKarakter Anton di film "No Country for Old Men" yang merepresentasikan psikopat. nathanzoebl.com

Tentu kamu sudah sering mendengar tentang istilah psikopat dan sosiopat, yang mana keduanya berkaitan dengan gangguan mental. Bedanya adalah penyebab utamanya. Psikopat biasanya bersifat genetik, sedangkan sosiopat biasanya merupakan akibat dari pengaruh lingkungan.

Nah, secara mendasar, baik psikopat maupun sosiopat memiliki sifat-sifat yang dapat diklasifikasikan sebagai agresif dan antisosial. Tindakan mereka dapat menyimpang dari norma dan biasanya mereka tidak memiliki empati terhadap kejadian di luar dirinya.

Sayangnya, belum ada metode dan pengobatan efektif untuk menyembuhkannya. Menurut sebuah artikel di laman RealClear Science, gangguan mental yang mengarah pada perilaku psikopat memang tidak dapat sembuh begitu saja.

Perawatan seumur hidup dan penanganan di rumah sakit jiwa mungkin dibutuhkan sebagai metode paling tepat. Pasalnya, psikopat dapat bertindak menyimpang tanpa dengan mudah diketahui oleh orang lain karena memang mereka sangat manipulatif.

5. Kanibalisme patologis

5 Tindakan Menyimpang yang Dapat Terjadi akibat Gangguan Mentalen.wikipedia.org

Dilansir Live Science, kanibalisme pada manusia bisa mengarah pada kelainan atau gangguan mental. Studi dan penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dan ahli kejiwaan menemukan bahwa kanibalisme patologis bisa terjadi pada pasien dengan gangguan jiwa parah yang ekstrem.

Subjek penelitian tersebut adalah beberapa pasien yang dirawat di fasilitas psikiatri Villejuif, Prancis, yang dirawat di sana selama 20 tahun. Beberapa pasien dengan gangguan mental tersebut rupanya memiliki kecenderungan bersifat kanibal, bahkan terhadap diri sendiri.

Kesimpulannya, kanibalisme pada gangguan mental bisa dibedakan menjadi dua jenis utama.

Pertama adalah kanibalisme yang terjadi akibat penyakit mental psikotik. Pasien dengan gangguan seperti ini biasanya juga berkaitan dengan skizofrenia dan gangguan delusi.

Kedua adalah kanibalisme sebagai bentuk ekstrem parafilia, yakni perilaku seksual menyimpang yang berhubungan dengan sifat-sifat psikopat.

Temuan tersebut dipublikasikan dalam "Journal of Forensic Science" tahun 2019 dan membuka babak baru bagi dunia psikologi dan kejiwaan secara medis.

Kanibalisme sendiri bukanlah hal baru. Pada zaman purba, saat manusia masih sangat primitif dan tidak memiliki pegangan moral, kanibalisme sempat dianggap sebagai hal wajar.

Itulah beberapa tindakan yang dianggap menyimpang yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang mengalami gangguan mental cukup parah. Ternyata dampaknya bisa sangat berbahaya, ya!

Kalau kamu merasa mengalami gangguan mental, jangan ragu ataupun malu untuk konsultasi dengan ahli kejiwaan seperti psikolog atau psikiater, ya. Bila ditangani secara dini, kualitas hidup bisa terjaga dan kamu pun akan terhindar dampak yang lebih serius.

Baca Juga: 5 Jenis Gangguan Mental yang Bisa Terjadi Secara Umum, Apa Saja?

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya