Waspada! Setiap Orang Bisa Depresi, Ini 5 Gejala Klinisnya

Kesehatan mental dan perasaan bahagia itu penting

Secara sederhana, depresi dapat diartikan sebagai gangguan klinis yang berkaitan dengan suasana hati dan mental bagi penderitanya. Biasanya, penderita depresi kerap merasakan suasana hati yang begitu sedih, hampa, merasa bersalah, dan putus asa secara mendalam tanpa adanya jalan keluar.

Di wilayah mental, penderita depresi juga kerap merasakan tekanan dan ketidaksanggupan untuk berpikir secara jernih dan rasional. Itu sebabnya, ada banyak penderita depresi yang memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri karena ia berpikir sudah tak ada gunanya lagi ia melanjutkan hidup.

Faktanya, depresi dapat disembuhkan dengan baik. Ya, depresi sama seperti penyakit klinis lainnya yang membutuhkan terapi, pengobatan, dan bahkan tindakan medis untuk menyembuhkannya. Nah, ada limaa gejala klinis depresi yang mungkin jarang disadari oleh banyak orang. Apa saja, ya? Yuk, disimak!

1. Memiliki suasana hati sedih yang mendalam secara intens

Waspada! Setiap Orang Bisa Depresi, Ini 5 Gejala KlinisnyaUnsplash/Francisco Gonzalez

Gejala ini merupakan gejala utama dari depresi dan terkadang tidak tampak dari luar. Menurut keterangan dari Pelayanan Kesehatan Nasional yang berbasis di Inggris (NHS), perasaan sedih yang sangat mendalam dan intens merupakan gejala klinis depresi yang wajib segera diatasi.

Sebuah jurnal medis berjudul Sadness as an Integral Part of Depression yang diterbitkan dalam National Institute of Health pada 2008 juga menyimpulkan hal yang sama, yakni korelasi antara kesedihan mendalam yang intens akan sangat kuat dengan kejadian depresi yang mungkin jarang disadari oleh banyak orang.

Bahkan, oleh para ahli, kesedihan mendalam sudah bisa dianggap sebagai gejala inti dari depresi. Persoalannya adalah, jenis kesedihan yang mana yang masuk dalam kategori depresi? Bagian inilah yang telah diulas secara mendalam oleh banyak kalangan akademisi di dunia.

Pertama, kesedihan mendalam sudah diterjemahkan di zaman dulu oleh Hippocrates sebagai gejala melankolia (sindrom suasana hati yang negatif). Jadi, meskipun di zaman tersebut belum terdapat istilah depresi secara medis, namun tabib dan dokter di zaman kuno sudah dapat membuat klasifikasi "kesedihan" yang masuk ke dalam melankolia. Uniknya, kesedihan mendalam dapat muncul meskipun tidak ada penyebabnya.

Kedua, kesedihan yang berlangsung sangat lama, bahkan bisa bertahun-tahun. Jika seseorang mengalami hal ini, ia wajib mendapatkan perawatan medis untuk kehidupan yang lebih baik. Kesedihan jenis ini dapat merusak kehidupan seseorang dan bahkan bisa mengubah pribadi menjadi lebih pemurung dan mudah marah.

Jadi, dengan kedua jenis kesedihan tersebut, seorang ahli medis dan kejiwaan akan menganalisis dan menentukan langkah-langkah yang harus diambil. Tak perlu malu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli psikologi jika kamu mengalami kesedihan mendalam yang sangat intens. Kamu juga berhak, kok hidup bahagia dan normal seperti yang kamu harapkan.

2. Mudah marah dan terlalu sensitif

Waspada! Setiap Orang Bisa Depresi, Ini 5 Gejala KlinisnyaUnsplash/Icons8 Team

Marah dalam takaran tertentu adalah sebuah kewajaran. Namun, kemarahan secara terus menerus yang dibarengi perasaan sangat sensitif, bisa jadi itu adalah gejala klinis depresi. Laman Healthline mencatat bahwa kemarahan yang berlangsung dalam jangka waktu sangat lama merupakan gejala depresi yang wajib diwaspadai.

Perasaan marah dan sensitif yang terlalu intens dan terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan penderita mengalami penurunan kualitas hidup. Bahkan, terkadang tanpa penyebab yang jelas, penderita bisa merasa marah dan akan melampiaskan pada orang-orang yang ada di sekitarnya.

Studi kesehatan berjudul Depression is More Than Just Sadness: A Case of Excessive Anger and Its Management in Depression yang diterbitkan pada 2014 menyatakan bahwa seseorang dengan depresi biasanya mudah merasa marah dan terkadang akan menampakkan kemarahan tersebut secara terang-terangan. Biasanya, dengan penanganan medis yang tepat, kemarahan bisa diredakan secara bertahap.

Namun, tidak semua penderita depresi akan melakukan hal yang sama. Tidak semua penderita depresi bisa meluapkan amarahnya. Justru, ada beberapa penderita depresi yang memendam amarahnya dalam kurun waktu yang sangat lama. Jika hal ini tidak segera diatasi, maka penderita akan semakin dalam jatuh ke lubang depresi.

Baca Juga: Ternyata Ada 9 Faktor Fisik Penyebab Depresi, Apa Saja?

3. Selalu berpikiran negatif mengenai diri sendiri dan orang lain

Waspada! Setiap Orang Bisa Depresi, Ini 5 Gejala KlinisnyaUnsplash/Francisco Moreno

Orang yang menderita depresi akan sangat sulit menumbuhkan pikiran positif. Mayoritas hari-harinya hanya diliputi dengan segala pikiran negatif yang akan membentuk kehidupan yang negatif pula. Beberapa pikiran negatif adalah selalu pesimis, memandang rendah diri sendiri, merasa tidak berguna, dan bahkan merasa bahwa dunia tidak adil.

Laman Psychology Today menulis bahwa pikiran-pikiran negatif merupakan sebuah "suara" yang dikeluarkan dari dalam jurang depresi. Itu sebabnya, ada banyak orang depresi yang selalu berpikiran negatif terhadap apa pun, mulai dari diri sendiri, keluarga, hingga orang lain. Bahkan, orang dengan depresi akan menganggap bahwa dirinya tidak pantas untuk menjalani kehidupan di dunia ini.

Nah, dampaknya akan sangat fatal. Menurut studi, pikiran negatif justru akan membawa seseorang ke arah putus asa yang sangat dalam. Jika sudah begini, beban depresi akan semakin sulit untuk diatasi dan disembuhkan. Parahnya lagi, pikiran negatif dapat tersimpan dan tersembunyi di alam bawah sadar manusia. Kalau sudah begitu, pikiran negatif akan menjadi pola paten yang membentuk karakter atau kebiasaan orang yang bersangkutan.

Sayangnya, ada banyak orang yang tidak menyadari bahwa pikiran negatif yang terlampau sering dan intens rupanya merupakan salah satu gejala klinis depresi. Mungkin seseorang akan dapat tersenyum dan menyebarkan aura positif bagi sesamanya, namun jauh di dalam hati dan pikirannya, hanya hal-hal negatif saja yang selalu muncul dan dipikirkan.

Menurut artikel kesehatan yang diterbitkan oleh University of Wisconsin Hospital and Clinics (UMHC), menumbuhkan pikiran positif - meskipun sulit bagi penderita depresi - merupakan keharusan jika seseorang berniat untuk sembuh dari depresinya. Berpikiran sehat dan positif secara klinis terbukti mampu mengendalikan dan bahkan menyembuhkan depresi. Namun, jika sudah terlalu berat, seseorang bisa mengunjungi dokter dan ahli psikologi profesional.

4. Perubahan pola makan secara ekstrem

Waspada! Setiap Orang Bisa Depresi, Ini 5 Gejala Klinisnyaglamtush.com

Pola makan yang berubah secara ekstrem juga merupakan salah satu gejala depresi klinis yang wajib diwaspadai. Seseorang dengan depresi bisa tidak memiliki nafsu makan sama sekali, atau bisa juga memiliki nafsu makan yang sangat besar dan tak seperti biasanya. Itu sebabnya, orang depresi bisa menjadi sangat kurus atau bisa juga sangat gemuk.

Sebuah studi ilmiah terbaru berjudul Evidence of the Importance Habits Regarding Depressive Symptoms and Depression yang diterbitkan oleh Environmental Research and Public Health pada Maret 2020 menyimpulkan bahwa perubahan pola makan menjadi indikasi penting yang akan menilai sejauh mana seseorang dapat dikatakan memiliki risiko rendah terhadap depresi atau tidak.

Selain itu, masih dalam studi yang sama, terdapat sebuah penelitian tentang dampak mengonsumsi sesuatu yang dapat dikorelasikan dengan depresi. Dengan mengonsumsi makanan yang sehat, maka seseorang memiliki risiko yang lebih rendah untuk terserang depresi. Namun, faktanya, tak jarang orang depresi justru tidak memerhatikan asupan makanan yang akan ia konsumsi.

Orang dengan depresi akan makan sangat sedikit dan di lain waktu akan makan sangat banyak. Para ahli kejiwaan sepakat bahwa perubahan pola makan terjadi akibat perubahan suasana hati yang sangat intens. Bahkan, dengan kondisi mental yang tidak stabil, seseorang bisa dengan gegabah dalam mengonsumsi sesuatu. Tak jarang, pelarian mereka justru pada hal-hal negatif, misalnya obat terlarang atau minuman keras.

Jadi, sebaiknya jaga pola makanmu secara benar dan seimbang. Konsumsilah makanan yang bergizi dan jangan biarkan tubuhmu rusak akibat hal-hal yang tidak perlu. Depresi, seberat apa pun, masih bisa disembuhkan jika seseorang memang ingin sembuh dan melakukan langkah nyata untuk meraihnya. Jika membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi dokter, psikolog, atau psikiater di wilayah tempat tinggal kamu.

5. Keinginan menyakiti diri sendiri dan selalu berpikiran untuk bunuh diri

Waspada! Setiap Orang Bisa Depresi, Ini 5 Gejala Klinisnyakold.com

Pada puncaknya, gelapnya depresi akan menampakkan gejala berupa keinginan kuat untuk menyakiti diri sendiri dan bahkan nekat untuk mengakhiri hidup. Sudah banyak contoh dan kejadian di dunia medis bahwa depresi selalu berujung pada kasus-kasus bunuh diri. Mungkin tidak semua kasus bunuh diri diakibatkan oleh depresi. Namun, mayoritas dari mereka memang telah mengalami depresi dan mereka sudah tak sanggup lagi menanggungnya.

Sebuah jurnal ilmiah berjudul Insights Into Suicide and Depression yang baru saja diterbitkan dalam The American Journal of Psychiatry pada Oktober 2020 menyatakan bahwa bunuh diri yang dilakukan oleh seseorang, justru akan menambah luka batin bagi orang terdekat dari pelaku bunuh diri tersebut. Hal ini membuktikan bahwa depresi dapat menular secara klinis melalui pengalaman atau trauma negatif yang ditinggalkan oleh pelaku bunuh diri kepada keluarganya.

Karena dampaknya yang sangat berat inilah banyak para ahli sepakat bahwa bunuh diri atau tindakan menyakiti diri sendiri merupakan puncak dari segala gejala depresi yang telah dilalui oleh seseorang. Mereka yang bunuh diri bukan berarti memiliki mental yang lemah. Namun, sejatinya mereka telah meminta pertolongan, akan tetapi tak ada satu pun yang peduli terhadap jeritan batinnya.

Suicide Awareness Voices of Education (SAVE) dalam lamannya menerangkan bahwa orang dengan depresi sering kali memiliki pemikiran yang jauh berbeda dengan pemikiran sebelum ia terserang depresi. Banyak dari mereka yang kehilangan kemampuan membayangkan tentang kebahagiaan dan masa depan. Jika hal itu tidak segera diatasi dengan baik, maka pemikiran bunuh diri akan direalisasikan sebagai klimaks dari depresi yang tak terobati tersebut.

Sebagai langkah awal, para ahli akan menyarankan pengobatan atau terapi medis berkala yang akan meringankan beban depresi. Selanjutnya, pasien bisa bergabung dengan komunitas yang bisa saling membangun dan menumbuhkan gairah yang positif. Lambat laun pola pikir dan perasaan pasien juga akan menjadi positif dan lebih baik lagi. Ingat bahwa depresi dapat disembuhkan. Sayangi dirimu dan jangan biarkan depresi mengalahkanmu.

Perhatikan gejala dan hal-hal klinis yang berkaitan dengan depresi. Jika kamu sedang mengalami gejala-gejala tersebut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli medis profesional yang ada di dekat tempat tinggal kamu.

Baca Juga: Waspadai 6 Gejala Depresi yang Dialami oleh Laki-laki

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya