Kapan Bayi Boleh Mengonsumsi Madu? Ini Penjelasannya!

Madu memang kaya nutrisi, tapi ada risikonya buat bayi

Madu memang dikenal sebagai bahan makanan yang bergizi dan menyehatkan. Secara luas, bahan makanan ini dikenal dengan ragam manfaatnya untuk kesehatan, seperti membantu proses penyembuhan, meningkatkan imunitas, hingga obat rumahan untuk batuk dan pilek anak. Selain itu, madu juga padat kalori, yang baik untuk menyuplai kebutuhan energi tubuh.

Tidak heran, banyak orangtua yang kemudian tertarik untuk memberikan madu pada bayi, entah pada bayi baru lahir atau ketika mulai proses MPASI. Sayangnya, pemberian madu pada bayi tak direkomendasikan oleh para ahli sebelum usia tertentu. 

Lantas, kapan bayi mulai diperbolehkan konsumsi madu? Simak terus artikel di bawah ini, ya!

Baca Juga: Amankah Bayi Tidur dengan Empeng? Ini Penjelasan Medisnya!

1. Kapan bayi boleh mengonsumsi madu?

Kapan Bayi Boleh Mengonsumsi Madu? Ini Penjelasannya!ilustrasi madu (pexels.com/three-shots)

Berdasarkan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP), bayi boleh diberikan madu ketika usianya mencapai 1 tahun. Sebelum usia ini, pemberian madu, meski dalam jumlah yang sangat sedikit, tidak direkomendasikan. Termasuk pula pemberian berbagai jenis madu, seperti madu mentah (raw honey), madu olahan (madu pasteurisasi), atau makanan lain yang mengandung madu. 

Kenapa ada pantangan dalam mengonsumsi madu? Sebab, madu dapat mengandung bakteri Clostridium botulinum, yang jika dikonsumsi dapat berkembang biak di usus bayi. Bakteri tersebut juga memiliki spora yang beracun.

Dilansir Verywell Family, bayi yang berusia kurang dari 1 tahun belum memiliki intensitas asam yang cukup dalam sistem pencernaannya. Mereka tidak bisa menangkis paparan bakteri dalam madu tersebut, meski dalam jumlah sedikit.

Laman Baby Center juga menambahkan, bayi di bawah 1 tahun belum mengembangkan mikroorganisme usus yang cukup untuk pertumbuhan bakteri berbahaya, seperti yang terdapat dalam madu. Itulah sebabnya, spora dalam madu bisa berbahaya bagi bayi walau tidak membahayakan anak-anak dan orang dewasa.

2. Bahaya pemberian madu pada bayi berusia kurang dari 1 tahun

Kapan Bayi Boleh Mengonsumsi Madu? Ini Penjelasannya!ilustrasi madu (pexels.com/Pixabay)

Pemberian madu pada bayi di bawah usia 1 tahun, dikhawatirkan dapat menyebabkan botulisme bayi, yaitu kondisi akibat infeksi bakteri Clostridium botulinum. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menjelaskan, botulisme dapat menyerang saraf dan mengganggu kontrol otot. Adapun tanda dan gejala umum botulisme bayi, termasuk:

  • Sembelit
  • Kelesuan dalam menyusu atau lemah mengisap
  • Ekspresi wajah datar
  • Menangis lemah
  • Gerakan bayi yang menurun
  • Kesulitan menelan atau air liur yang berlebihan
  • Kelemahan otot
  • Masalah pernapasan

Laman Baby Center menyebutkan botulisme memang sangat jarang terjadi. Di Amerika Serikat, dilaporkan kurang dari 200 kasus per tahun. Akan tetapi, efek infeksi tersebut bisa berakibat serius dan fatal, meski beberapa kasus dilaporkan dapat sembuh total dengan pengobatan.

Laman Verywell Family menambahkan, meski rekomendasi di atas dinilai terlalu berhati-hati, kasus botulisme sebelum adanya rekomendasi tersebut cukup tinggi, yaitu sekitar 395 kasus yang dilaporkan ke CDC pada tahun 1976—1983. Masalah ini menyebabkan sebagian besar bayi harus dirawat inap dan 11 di antaranya dilaporkan meninggal. 

Oleh sebab itu, organisasi kesehatan menyarankan untuk pemberian madu pada bayi dimulai ketika usianya mencapai 1 tahun ke atas. Hal ini agar sistem pencernaan mereka berkembang lebih matang dan lebih siap menangani madu, serta dapat memindahkan spora bakteri berbahaya dari sistem pencernaannya. Jika diberikan pada usia yang tepat, madu justru bisa digunakan sebagai alternatif kesehatan untuk si kecil.

3. Anjuran pemberian madu pada bayi

Kapan Bayi Boleh Mengonsumsi Madu? Ini Penjelasannya!ilustrasi penambahan madu (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Bagaimanapun, madu adalah bahan makanan yang digolongkan dalam pemanis atau gula tambahan. Meski dinilai aman untuk bayi pada usia 1 tahun ke atas, penggunaannya harus dibatasi dan tidak boleh berlebihan. Bukan ide yang bagus untuk memberikannya setiap hari secara rutin.

Bahkan, kamu lebih baik tak terburu-buru memperkenalkan madu pada si kecil. Pasalnya, AAP tidak merekomendasikan pemberian gula tambahan pada bayi di bawah usia 2 tahun. Setelah usianya 2 tahun, konsumsi gula tambahan pun tidak boleh melebihi 6 sendok teh per hari. Akan tetapi, jika ingin mengenalkan madu pada bayi, kamu bisa menambahkannya sedikit pada makanan mereka, seperti dicampurkan ke dalam oatmeal atau smoothies.

Pemberian madu memang bisa menjadi alternatif gula meja yang sehat, namun madu tetaplah bentuk gula yang padat kalori. Jika berlebihan, ini justru bisa memicu timbulnya risiko kerusakan gigi dan obesitas.

Sebagai informasi tambahan, adanya spora bakteri Clostridium botulinum pada madu bukan berarti madu yang tersedia tercemar. Konsumsi madu bagi orang dewasa dan anak-anak umumnya aman. Namun, berbeda halnya dengan bayi yang belum mengembangkan sistem pencernaan yang matang sempurna.

Madu dapat diberikan pada bayi di atas usia 1 tahun. Namun, pemberiannya tidak boleh dilakukan secara rutin, sebab madu tergolong pemanis tambahan. Jika kamu ingin meningkatkan rasa manis pada makanan bayi, buah-buahan jauh lebih aman untuk mereka.

Baca Juga: Echovirus 11, Virus yang Bisa Berbahaya untuk Bayi

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya