Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Adakah Efek Masturbasi sebelum Berolahraga?

ilustrasi pria berolahraga di gym (unsplash.com/Gordon Cowie)
ilustrasi pria berolahraga di gym (unsplash.com/Gordon Cowie)
Intinya sih...
  • Masturbasi tidak berdampak signifikan terhadap performa olahraga
  • Orgasme bisa memicu pelepasan hormon positif yang berpengaruh pada performa fisik
  • Masturbasi sebaiknya tidak dilakukan secara berlebihan karena dapat menimbulkan efek samping negatif

Masturbasi adalah aktivitas seksual yang sehat dan aman yang memiliki kaitan dengan banyak manfaat kesehatan, seperti penghilang rasa sakit dan pengurangan stres.

Konsep umum yang dipercaya mengenai masturbasi adalah bisa membuat seseorang lemas. Namun, mengingat efeknya untuk mood dan menurunkan stres, beberapa orang menganggap masturbasi dapat membuat olahraga makin optimal. Sebetulnya, adakah efek dari masturbasi sebelum olahraga?

1. Pengaruh masturbasi terhadap performa atletik

Ada anggapan bahwa masturbasi bisa memengaruhi kadar testosteron, hormon penting yang membantu pembentukan otot. Testosteron membantu otot menyintesis protein. Testosteron juga meningkatkan kadar hormon pertumbuhan, yang dilepaskan oleh tubuh sebagai respons terhadap olahraga.

Kadar testosteron meningkat selama berhubungan seks dan masturbasi, lalu turun lagi setelah orgasme. Jadi, tidak heran sejumlah orang menganggap masturbasi sebelum berolahraga dapat memengaruhi latihan mereka. Akan tetapi, fluktuasi ini tidak cukup tinggi untuk memberikan efek yang nyata pada aktivitas apa pun. Kadar testosteron akan kembali normal dalam beberapa menit setelah berhubungan seksual.

Ada juga yang percaya bahwa aktivitas seksual, termasuk masturbasi, dapat meningkatkan suasana hati dan menurunkan stres, yang secara tidak langsung bisa mendukung performa fisik.

Di sisi lain, ada yang berpendapat sebaliknya, bahwa masturbasi justru bisa menguras energi, dan membuat tubuh terasa kurang bertenaga saat berolahraga.

Jadi, mana yang benar?

Sebuah tinjauan sistematis dan metaanalisis tahun 2022 menyimpulkan bahwa masturbasi atau aktivitas seksual lainnya, jika dilakukan antara 30–24 jam sebelum olahraga, tidak berpengaruh signifikan terhadap kebugaran aerobik, daya tahan otot, atau kekuatan tubuh. Studi ini memperkuat temuan serupa dari studi tahun 2016, yang juga menyimpulkan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan bahwa masturbasi berdampak buruk secara langsung terhadap performa olahraga, baik pada perempuan maupun laki-laki.

Menariknya, penulis studi 2016 mencatat bahwa beberapa bukti anekdotal (pengalaman pribadi yang belum tentu berlaku umum) justru menunjukkan adanya manfaat jika berhubungan seksual sekitar 10 jam sebelum pertandingan, terutama karena efek positifnya terhadap suasana hati dan ketenangan mental.

Kesimpulannya, setiap orang punya reaksi tubuh dan ritme yang berbeda. Untuk sebagian orang, masturbasi bisa terasa melegakan dan membantu mereka tidur lebih nyenyak sebelum hari besar. Sementara bagi yang lain, mereka mungkin malah merasa lesu atau kehilangan fokus. Secara ilmiah, belum ada bukti kuat bahwa masturbasi akan membuat lari lebih lambat, angkat beban lebih lemah, atau gagal tampil maksimal di lapangan. Yang lebih penting adalah pola tidur, asupan nutrisi, hidrasi, dan kondisi mental secara keseluruhan.

Lantas, apakah tidak masturbasi akan memberi pengaruh pada performa olahraga? Jawabannya tidak juga.

Hingga kini, belum ada bukti klinis yang menunjukkan bahwa menahan diri dari masturbasi bisa membuatmu jadi lebih kuat, lebih cepat, atau otot makin cepat terbentuk.

Memang, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketika seseorang menahan diri, kadar testosteron mereka bisa naik sedikit untuk sementara waktu. Namun, kenaikan ini tidak terbukti berdampak langsung terhadap hasil latihan. Artinya, meskipun hormon naik, belum tentu angkatan bebanmu ikut naik juga.

Kalaupun ada pengaruh, mungkin hanya sedikit dan itu pun kalau kamu benar-benar mengatur waktu latihan dengan sangat tepat. Namun, secara umum, jangan berharap ototmu akan membesar hanya karena kamu berhenti masturbasi.

2. Jadi, apakah masturbasi tidak memberikan manfaat apa pun dalam berolahraga?

Masturbasi mungkin saja memberikan manfaat. Sebuah studi pernah memantau aktivitas seksual 21 atlet perempuan dan laki-laki tiga minggu lamanya. Aktivitas ini termasuk hubungan seksual dengan pasangan ataupun masturbasi. Hasilnya cukup menarik: orgasme memicu pelepasan beberapa hormon yang bisa berdampak positif pada performa fisik.

Inilah hormon-hormon yang dilepaskan saat orgasme dan bagaimana efeknya terhadap tubuh:

  • Dopamin: Hormon yang bikin kamu merasa senang, termotivasi, dan fokus. Hormon ini juga berperan dalam gerakan tubuh dan pengambilan keputusan.

  • Norepinefrin: Meningkatkan kewaspadaan dan konsentrasi, juga memperlancar aliran darah ke otot dan membantu tubuh melepaskan energi dari simpanan gula.

  • Oksitosin: Dijuluki “hormon cinta” karena membuat kamu merasa lebih optimis, percaya diri, dan terhubung dengan orang lain. Hormon ini juga membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.

  • Prolaktin: Muncul setelah orgasme dan memberi rasa puas, juga berperan dalam menjaga sistem imun dan metabolisme.

  • Serotonin: Hormon yang membuat suasana hati menjadi lebih baik. Hormon ini juga membantu pertumbuhan sel tertentu.

  • Vasopresin: Membantu tubuh menjaga keseimbangan cairan, serta meningkatkan ingatan dan fokus.

Gabungan semua hormon ini bisa membuatmu merasa lebih rileks, bahagia, dan lebih semangat buat olahraga.

Hal lain yang juga dicatat oleh studi ini, bahwa campuran hormon-hormon di atas bisa menghambat pelepasan zat pemicu rasa sakit selama maksimal 24 jam. Jadi, masturbasi bisa saja meredakan pegal atau nyeri otot setelah olahraga.

3. Hati-hati dengan efek sampingnya

ilustrasi masturbasi (pexels.com/Eren Li)
ilustrasi masturbasi (pexels.com/Eren Li)

Secara umum, komunitas medis menganggap masturbasi sebagai ekspresi seksualitas yang alami dan tidak berbahaya. Masturbasi tidak menyebabkan cedera fisik atau bahaya pada tubuh dan dapat dilakukan dalam jumlah sedang sepanjang hidup seseorang sebagai bagian dari perilaku seksual yang normal. Beberapa budaya dan agama menentang masturbasi atau bahkan menganggapnya sebagai dosa. Hal ini dapat menyebabkan rasa bersalah atau malu atas perilaku tersebut.

Beberapa ahli berpendapat bahwa masturbasi sebenarnya dapat meningkatkan kesehatan seksual dan hubungan. Beberapa pasangan memanfaatkannya untuk menemukan teknik demi hubungan seksual yang lebih memuaskan dan untuk menambah keintiman.

Akan tetapi, masturbasi tidak seharusnya dilakukan secara berlebihan. Ini bisa berdampak negatif, baik secara fisik maupun emosional.

Berikut beberapa efek samping masturbasi berlebihan:

Perilaku kompulsif

Beberapa ahli berpendapat bahwa perilaku ini bisa dikaitkan dengan kecanduan seksual. Walaupun ini tidak secara resmi digolongkan sebagai bentuk dari kecanduan, tetapi kebiasaan ini bisa berkembang menjadi perilaku kompulsif, terutama jika dipicu oleh kesedihan, kecemasan yang tak tertangani, atau tekanan hidup yang berat.

Masturbasi bisa menjadi masalah bila:

  • Mengganggu aktivitas sehari-hari.

  • Menjadi pelarian utama saat stres.

  • Menjadi kebutuhan terus-menerus untuk mencapai orgasme karena otak terbiasa dengan lonjakan hormon seperti dopamin, endorfin, dan serotonin.

Ejakulasi tertunda

Ejakulasi tertunda adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan mencapai orgasme, meskipun fase gairah seksual berjalan normal.

Salah satu penyebabnya bisa jadi karena masturbasi yang terlalu sering atau terlalu keras, yang membuat sensitivitas penis menurun dari waktu ke waktu.

Tanda-tanda kamu mungkin sudah terlalu sering masturbasi:

  • Membuat kamu lelah atau lemas.

  • Menyebabkan ejakulasi dini.

  • Menimbulkan cedera.

  • Mengganggu kehidupan seks dengan pasangan.

  • Mengganggu hubungan sosial dan emosional.

  • Menghambat pekerjaan atau studi.

Jika kamu merasa kesulitan mengontrol dorongan untuk masturbasi, atau merasa ini sudah berdampak buruk dalam hidupmu, berbicaralah dengan ahli kesehatan mental. Ada banyak cara yang bisa membantu kamu menemukan keseimbangan tanpa merasa malu atau dihakimi. Karena pada akhirnya, masturbasi adalah tentang mengenal tubuh sendiri—bukan tentang kehilangan kendali atasnya.

Referensi

Gerald S. Zavorsky and Rebecca A. Brooks, “The Influence of Sexual Activity on Athletic Performance: A Systematic Review and Meta-analyses,” Scientific Reports 12, no. 1 (September 16, 2022), https://doi.org/10.1038/s41598-022-19882-2.

Laura Stefani et al., “Sexual Activity Before Sports Competition: A Systematic Review,” Frontiers in Physiology 7 (June 21, 2016), https://doi.org/10.3389/fphys.2016.00246.

"Can masturbation impact your workout?" Medical News Today. Diakses Juli 2025.

"Does Masturbating Before You Work Out Affect Your Performance?" Healthline. Diakses Juli 2025.

"Is Masturbation Healthy?" MedicineNet. Diakses Juli 2025.

"Your Guide to Masturbation." WebMD. Diakses Juli 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Delvia Y Oktaviani
3+
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us