Jepang Buang Air Limbah Fukushima ke Laut, Apa Efeknya bagi Kesehatan?

Dikhawatirkan makan sushi tidak lagi menjadi hal yang sehat

Jepang memutuskan untuk mulai membuang air limbah Fukushima ke Samudra Pasifik. Ini merupakan pengolahan air limbah nuklir yang digunakan untuk mendinginkan reaktor yang rusak di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, yang dilanda gempa pada tahun 2011 lalu.

Air limbah ini mengandung isotop radioaktif yang disebut tritium, cesium-137, karbon-14, dan kemungkinan jejak radioaktif lainnya, yang diklaim aman oleh Jepang. Meskipun demikian, negara-negara tetangga dan para ahli khawatir keputusan membuang air limbah ini ke laut akan menimbulkan ancaman lingkungan yang mungkin bertahan selama beberapa generasi dan memengaruhi ekosistem hingga jauh sekali.

Para ahli dan aktivis khawatir tindakan membuang air limbah Fukushima ke laut tersebut menimbulkan berbagai dampak negatif, setidaknya seperti berikut ini.

1. Kontaminasi sumber daya laut

Jepang Buang Air Limbah Fukushima ke Laut, Apa Efeknya bagi Kesehatan?ilustrasi seafood (vecteezy.com/Bigc Studio)

Fitoplankton adalah organisme yang mengambang bebas dan menjadi dasar rantai makanan bagi semua kehidupan laut. Dikhawatirkan, fitoplankton dapat menangkap air limbah tersebut.

Dikutip dari laman 360 info, saat dimakan oleh organisme laut, kontaminan tidak akan terurai, melainkan tetap berada di dalam sel organisme, terakumulasi di berbagai invertebrata, ikan, mamalia laut, dan manusia. Sedimen laut juga bisa menjadi tempat penyimpanan radionuklida dan menyediakan sarana transfer ke organisme yang mencari makan di dasar laut.

Bahkan, telah ditemukan tuna dan ikan lainnya juga membawa radionuklida dari Fukushima melintasi Pasifik ke California, Amerika Serikat. Padahal, seperti yang kita tahu, warga Jepang terkenal sangat senang makan sushi yang bahan utamanya adalah ikan laut. Dengan terkontaminasinya ikan di sana, dikhawatirkan makan sushi tidak lagi menjadi sesuatu yang sehat. Bahkan, konsumsi sushi mungkin akan mulai ditinggalkan.

2. Masalah kesehatan serius

Jepang Buang Air Limbah Fukushima ke Laut, Apa Efeknya bagi Kesehatan?ilustrasi perempuan sedang sakit (vecteezy.com/dao_kp20226443)

Cesium-137 memiliki waktu paruh 30 tahun, dan karbon-14 lebih dari 5.700 tahun. Permasalahan seperti ini memang sangat penting. Sebab, mengutip 360 info, jika bahan radioaktif masuk ke dalam tubuh manusia, termasuk yang melepaskan radiasi berenergi relatif rendah, maka dapat menyebabkan kerusakan dan meningkatkan risiko penyakit kanker, kerusakan sel, kerusakan sistem saraf pusat, dan masalah kesehatan lainnya.

Baca Juga: 5 Hal yang Wajib Kamu Perhatikan sebelum Makan Sushi

3. Menurunnya konsumsi ikan

Jepang Buang Air Limbah Fukushima ke Laut, Apa Efeknya bagi Kesehatan?Ilustrasi sushi (pexels.com/Rajesh TP)

Beberapa negara tetangga mengecam keputusan Jepang membuang limbah Fukushima ke Samudra Pasifik. China misalnya, menurut laporan BBC, menanggapi tindakan tersebut dengan melarang impor makanan laut dari Jepang. China sendiri adalah pembeli makanan laut Jepang terbesar. Bukan tidak mungkin nantinya negara-negara lain mengikuti keputusan China untuk menghentikan impor makanan laut dari Jepang.

Dengan menurunnya impor makanan laut, ini berpotensi menurunkan frekuensi konsumsi makanan laut di China dan mungkin negara lain. Padahal, dilansir Eating Well, kurangnya konsumsi ikan dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti kulit dan rambut kering, gangguan mood, nyeri sendi, tekanan darah tinggi, peningkatan lemak perut, dan berbagai gangguan jantung.

4. Pembuangan Fukushima ke laut mungkin tidak berbahaya

Jepang Buang Air Limbah Fukushima ke Laut, Apa Efeknya bagi Kesehatan?ilustrasi laut (pixabay.com/Pexels)

Tangki penyimpanan air limbah mengandung berbagai tingkat isotop radioaktif seperti cesium-137, strontium-90, dan tritium. Sebelum air limbah dibuang ke laut, Tokyo Electric Power Company (TEPCO), pemilik dan operator pembangkit listrik tenaga nuklir, menghilangkan 62 jenis isotop radionuklida pada air, kecuali tritium, suatu bentuk radioaktif hidrogen.

Dijelaskan dalam laman Science Media Centre, air laut pada dasarnya sudah mengandung sejumlah kecil tritium. Tritium diproduksi secara alami di bagian atas atmosfer, dan masuk ke lautan melalui hujan.

Selain itu, sebagian tritium di atmosfer juga merupakan sisa dari uji coba senjata nuklir. Jadi, pembuangan air mengandung tritium ke lautan sebenarnya tidak menimbulkan bahaya yang signifikan.

Demikianlah dampak pembuangan air limbah nuklir di Fukushima ke Samudra Pasifik bagi kesehatan. Kalau kamu sendiri, apakah mendukung keputusan Jepang ini atau menentangnya?

Baca Juga: Tak Selalu Baik, Ini 5 Risiko Kesehatan Makan Sashimi dan Sushi

Topik:

  • Nurulia
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya