Sulit Menangis meskipun Sangat Sedih? Ini 5 Alasan Utamanya

Sulitnya meluapkan emosi bikin diri semakin stres

Ada banyak hal yang bisa membuat kita menangis, mulai dari tugas yang menumpuk, terharu setelah mendengar cerita orang lain, karena perlakuan orang lain terhadap kita, mendapatkan musibah, dan sebagainya. Tak jarang, setelah menangis kita kemudian merasa lebih baik. 

Beberapa orang bisa mudah menitikkan air mata karena hal-hal remeh, sementara sebagian lainnya bisa sangat sulit untuk menangis. Tak peduli betapa perihnya yang dirasakan dan betapa kerasnya mencoba untuk menangis, hal ini tak bisa dilakukannya.

Ada banyak alasan mengapa seseorang kesulitan meneteskan air mata. Kali ini, kita akan membahas beberapa penyebabnya yang dirangkum dari laman Mind Body Green dan Healthline.

1. Rasa malu dan stigma budaya

Sulit Menangis meskipun Sangat Sedih? Ini 5 Alasan Utamanyailustrasi malu (pexels.com/cottonbro)

Dalam konteks perkembangan manusia dan faktor sosiologis, sebenarnya umum bagi sebagian orang untuk jadi lebih sulit menangis di masa dewasa. Menangis merupakan respons biologis refleksif pada sebagian besar manusia terhadap keadaan emosional, seperti kesedihan, kemarahan, dan kebahagiaan.

Namun, saat mencapai usia dewasa, beberapa orang mulai mengasosiasikan hal ini dengan rasa malu, yang membuat mereka memiliki kecenderungan untuk menahan tangis. Selain itu, ekspektasi budaya, seperti menganggap bahwa lelaki yang menangis itu lemah bisa membuat mereka kemudian cenderung menahan tangis.

Padahal, adaptasi negatif seperti ini terkadang dapat berkontribusi pada masalah mental. Inilah sebabnya mengapa empati dan penerimaan dari orang terdekat sangat penting untuk membantu orang menghindari mengembangkan menangis dengan asosiasi negatif.

2. Penggunaan obat-obatan tertentu

Sulit Menangis meskipun Sangat Sedih? Ini 5 Alasan Utamanyailustrasi obat (pexels.com/Dids)

Beberapa obat juga dapat berperan dalam menumpulkan emosi. Menurut penelitian dari Oxford University yang dimuat di Journal of Affective Disorders tahun 2017, antara 46 dan 71 persen pengguna antidepresan pernah mengalami penumpulan emosi selama perawatan.

Antidepresan yang kerap dikaitkan sebagai penyebab penumpulan emosi adalah serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI), selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), dan antidepresan trisiklik dan tetrasiklik. Karenanya, orang yang mengonsumsi obat ini mungkin sulit mengekspresikan emosi, salah satunya sulit menangis.

Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Sakit Kepala setelah Menangis, Wajib Tahu!

3. Keratokonjungtivitis sicca

Sulit Menangis meskipun Sangat Sedih? Ini 5 Alasan Utamanyailustrasi keratokonjungtivitis sicca (researchgate.net/Ebrahim A Al-Awadhi)

Keratokonjungtivitis sicca juga disebut sebagai sindrom mata kering, yang melibatkan penurunan produksi air mata. Risiko terjadinya keratokonjungtivitis sicca berupa:

  • Perubahan hormon terkait kehamilan atau menopause
  • Usia. Mata kering cukup umum pada orang yang lebih tua
  • Diabetes
  • Masalah tiroid
  • Artritis reumatoid
  • Penggunaan lensa kontak
  • Radang atau gangguan kelopak mata.

4. Depresi melankolis

Sulit Menangis meskipun Sangat Sedih? Ini 5 Alasan Utamanyailustrasi depresi (pexels.com/Polina Zimmerman)

Depresi memiliki subtipe yang berbeda-beda dan masing-masing melibatkan berbagai gejala yang bervariasi. Karena alasan ini, orang yang hidup dengan depresi tidak mengalami gejala yang sama persis.

Depresi melankolis merupakan jenis gangguan depresi mayor yang umumnya melibatkan gejala yang parah. Orang yang mengalami depresi melankolis biasanya merasa:

  • Tidak emosional
  • Menjadi lebih lambat dalam beraktivitas
  • Merasa putus asa
  • Tidak tertarik pada dunia sekitar.

Secara umum, orang dengan depresi melankolis mungkin tidak bereaksi terhadap peristiwa, terutama yang positif. Bahkan, orang ini seolah-olah memiliki sedikit atau tidak memiliki emosi sama sekali, dan ini dapat mengakibatkan ketidakmampuan untuk menangis.

5. Anhedonia

Sulit Menangis meskipun Sangat Sedih? Ini 5 Alasan Utamanyailustrasi anhedonia (unsplash.com/Anthony Tran)

Anhedonia sering merupakan gejala depresi, kondisi kesehatan mental lainnya, atau berkembang dengan sendirinya. Anhedonia digambarkan sebagai kondisi hilangnya minat dan kesenangan dalam aktivitas sosial atau sensasi fisik.

Akibatnya, orang dengan anhedonia tidak hanya sulit merasakan kesenangan, mereka juga mungkin mengalami penurunan kapasitas untuk mengekspresikan emosi. Karena alasan ini, orang dengan anhedonia cenderung sulit untuk menangis.

Manusia mengekspresikan emosi dengan cara yang berbeda-beda, dan sulit menangis bisa menjadi hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika kamu tidak bisa menangis sama sekali, kamu mungkin kesulitan mengatasi emosi dan butuh dukungan dari profesional atau orang-orang terdekat.

Baca Juga: Ilmiah, 5 Sikap Meminta Maaf yang Tepat Secara Psikologis

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya