Ada di Berbagai Produk, Ini 5 Bahaya Wewangian Sintetis bagi Kesehatan
pexels.com/Michael
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi beberapa orang, wewangian berguna untuk meningkatkan kepercayaan diri hingga menambah mood. Bahkan, produk wewangian agaknya sudah lekat dengan kehidupan sehari-hari. Sebut saja, parfum, cologne, sampo, detergen, pengharum ruangan, dan masih banyak lagi.
Meskipun begitu, terlalu banyak menggunakan produk wewangian mungkin bisa membahayakan kesehatan. Ini karena beberapa bahan kimia yang ditemukan di dalam produk tertentu bersifat racun dan berisiko bagi kesehatan.
Lantas, apa saja bahaya wewangian bagi kesehatan? Mari, perhatikan betul-betul penjelasan berikut ini.
1. Memicu kanker
pexels.com/Pavel DanilyukMenurut Breast Cancer Fund, langkah utama dalam mencegah kanker adalah menghindari wewangian sintetis. Itu karena bahan yang digunakan untuk wewangian sintetis dapat mengganggu hormon.
Temuan lain oleh National Toxicology Program membuktikan bahwa stirena bersifat sebagai karsinogen bagi manusia. Stirena biasanya ditemukan dalam asap rokok dan knalpot mobil. Namun, yang mengejutkan stirena juga digunakan dalam semprotan kosmetik dan cairan serta produk pembersih.
2. Autisme dan anak lahir cacat
unsplash.com/Christian BowenBahan lain yang juga biasa terdapat dalam wewangian sintetis, yaitu ftalat, berdampak negatif bagi janin. Paparan janin terhadap ftalat terkait dengan autisme, gejala ADHD, dan gangguan neurologis. Inilah mengapa perempuan hamil perlu sangat berhati-hati dengan produk yang mereka gunakan setiap hari.
Sebuah studi dalam jurnal Environmental Health Perspectives tahun 2010 menemukan bahwa perempuan dengan tingkat ftalat tertentu yang lebih tinggi melahirkan anak yang tumbuh dengan menunjukkan perilaku yang mengganggu. Selain itu, pewangi dapat menumpuk di jaringan lemak manusia. Pewangi juga ada dalam ASI.
Baca Juga: 7 Tanda Kamu Keracunan Udara di Lingkunganmu, Waspada!
Editor’s picks
3. Kesulitan bernapas bagi penderita asma
freepik.com/KamranAydinovBagi penderita asma, sebaiknya hindari wewangian apa pun demi kenyamanan pernapasan. Sangat umum bagi orang dengan riwayat asma mengalami masalah pernapasan saat terpapar berbagai produk beraroma lainnya, terutama jika mengandung pewangi buatan.
Satu studi dalam The American Journal of Medicine mengamati pasien dengan riwayat gejala asma yang memburuk setelah paparan cologne. Para ilmuwan menemukan bahwa volume pernapasan pasien menurun 18 hingga 58 persen selama paparan cologne.
4. Reaksi alergi
pexels.com/Andrea PiacquadioWewangian adalah salah satu top alergen di dunia. Reaksi alergi yang mungkin muncul akibat wewangian berupa sakit kepala, migrain, kesulitan bernapas, dan iritasi sinus. Wewangian yang dicampurkan pada berbagai produk juga sering memicu dermatitis kontak, sejenis reaksi alergi pada kulit.
Sebuah temuan pada hewan mamalia yang dilaporkan dalam jurnal Archives of Environmental Health mendapati bahwa emisi produk wewangian menyebabkan berbagai kombinasi gejala, seperti iritasi mata, hidung, dan tenggorokan; iritasi paru; penurunan kecepatan aliran udara saat mengembuskan napas; dan tanda-tanda neurotoksisitas.
5. Mengganggu endokrin
pexels.com/Andrea PiacquadioWewangian mengandung bahan kimia yang dapat mengganggu atau membahayakan fungsi hormon dalam tubuh. United States Environmental Protection Agency menyatakan bahwa terganggunya endokrin dapat menyebabkan cacat lahir dan berdampak negatif pada sistem reproduksi, sistem kekebalan, dan sistem saraf. Selain itu, terganggunya endokrin juga terkait dengan kanker.
Setelah mengetahui dampak negatif dari wewangian sintetis, rasanya sangat penting bagi kita semua untuk menghindari produk pewangi sintetis sebisa mungkin. Sebagai gantinya, gunakan produk dengan wangi alami yang lebih aman.
Baca Juga: Coba 7 Cara Alami Bersihkan Paru-paru Kotor Akibat Rokok dan Racun
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
