Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang laki-laki dan perempuan melakukan gerakan burpees.
ilustrasi burpees (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Studi menemukan lima tipe kepribadian yang memengaruhi preferensi dan kesenangan berolahraga, termasuk ekstraversi, neurotisme, dan kehati-hatian.

  • Peneliti merekrut 132 relawan untuk menjalani program olahraga selama delapan minggu dan mengukur tingkat kebugaran serta stres yang dirasakan.

  • Semua peserta menunjukkan peningkatan kebugaran setelah program olahraga, tetapi pola preferensi latihan berbeda-beda tergantung pada kepribadian individu.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjaga motivasi saat berolahraga di gym tidak selalu mudah. Namun, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa mencocokkan jenis latihan dengan kepribadian bisa membuat olahraga lebih konsisten dan menyenangkan.

Peneliti dari University College London menemukan bahwa sifat kepribadian berperan penting dalam menentukan preferensi dan kenikmatan berolahraga. Studi yang dipublikasikan pada 7 Juli 2025 dalam jurnal Frontiers in Psychology ini bahkan menegaskan bahwa rekomendasi aktivitas fisik bisa lebih efektif bila disesuaikan dengan karakter individu.

1. Lima tipe kepribadian dalam berolahraga

Penelitian ini membandingkan tingkat kebugaran awal, hasil kebugaran, serta tingkat kesenangan dan preferensi olahraga peserta berdasarkan lima dimensi kepribadian utama. Lima sifat kepribadian yang dikenal sebagai Big Five meliputi:

  • Kehati-hatian (conscientiousnes).

  • Keramahan (agreeableness).

  • Neurotisme (neuroticism).

  • Keterbukaan (openness).

  • Ekstraversi (extraversion).

Meski setiap orang memiliki kepribadian yang unik, tetapi kelima dimensi ini sudah lama digunakan oleh peneliti sebagai kerangka untuk memahami perbedaan individu, termasuk bagaimana seseorang merespons aktivitas fisik.

2. Metode penelitian

ilustrasi komunitas olahraga (freepik.com/rawpixel.com)

Para peneliti meneliti bagaimana sifat kepribadian Big Five bisa memengaruhi aspek penting dalam rutinitas olahraga, termasuk apakah sifat tertentu berhubungan dengan preferensi latihan intensitas tinggi atau rendah. Untuk itu, mereka merekrut 132 relawan dari berbagai latar belakang dan tingkat kebugaran.

Peserta secara acak dibagi menjadi dua kelompok:

  • Kelompok satu menjalani program olahraga selama delapan minggu yang mengombinasikan bersepeda dan latihan kekuatan.

  • Kelompok kontrol hanya melakukan peregangan singkat.

Tingkat kebugaran dasar diukur melalui tes seperti push-up, plank, dan VO₂ max, serta dilengkapi dengan laporan tingkat stres yang dirasakan. Kepribadian peserta kemudian diukur menggunakan survei standar Big Five, yang meminta mereka menilai pernyataan seperti apakah mereka mudah berteman atau konsisten menyelesaikan tugas.

3. Hasil penelitian dan kaitannya dengan kepribadian

Dari total 132 relawan, sebanyak 86 peserta berhasil menyelesaikan studi ini. Menariknya, terlepas dari tipe kepribadian, semua yang mengikuti program olahraga delapan minggu menunjukkan peningkatan kebugaran, seperti mampu melakukan lebih banyak push-up dan meraih skor VO₂ max lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi awal.

Namun, saat dianalisis lebih detail berdasarkan kepribadian, terlihat pola yang menarik. Ekstraversi dan conscientiousness berkorelasi dengan tingkat kebugaran yang lebih baik sejak awal, sementara neurotisisme justru dikaitkan dengan pemulihan denyut jantung yang lebih buruk.

Dalam preferensi latihan, individu ekstrover lebih menyukai olahraga berintensitas tinggi seperti HIIT dan tes bersepeda VO₂ max. Sebaliknya, mereka yang memiliki skor neurotisisme tinggi lebih memilih olahraga ringan di rumah dan cenderung enggan merekam data detak jantung, menunjukkan preferensi terhadap suasana latihan yang lebih privat.

4. Orang yang ramah lebih suka bersepeda santai

Selain ekstraversi dan neurotisisme, penelitian ini juga menemukan kaitan menarik dengan sifat agreeableness. Peserta dengan skor tinggi pada sifat ini cenderung memilih aktivitas bersepeda santai dengan durasi panjang.

Sementara itu, conscientiousness tidak menunjukkan preferensi pada jenis olahraga tertentu. Para peneliti menilai bahwa individu dengan sifat ini lebih fokus pada hasil kebugaran dan manfaat kesehatan jangka panjang, ketimbang kesenangan saat berolahraga.

Menariknya, pengaruh kepribadian juga terlihat pada respons terhadap stres. Hanya kelompok dengan skor neurotisisme tinggi yang mengalami penurunan stres signifikan setelah intervensi olahraga.

Studi menemukan bahwa tidak ada satu jenis olahraga yang cocok untuk semua orang, melainkan pilihan terbaik dapat bergantung pada kepribadian masing-masing. Dengan memahami preferensi pribadi, olahraga bisa terasa lebih menyenangkan sekaligus memberikan manfaat yang lebih optimal.

Referensi

Flaminia Ronca et al., “Personality Traits Can Predict Which Exercise Intensities We Enjoy Most, and the Magnitude of Stress Reduction Experienced Following a Training Program,” Frontiers in Psychology 16 (July 8, 2025), https://doi.org/10.3389/fpsyg.2025.1587472.

Editorial Team