5 Kebiasaan Buruk yang Bisa Menyebabkan Kabut Otak

Bisa ganggu kesehatan otak dan kualitas hidup kita

Dikejar deadline, beban pekerjaan, serta tekanan dari berbagai aspek kehidupan bisa membuat kita hidup dengan tingkat stres tinggi. Dalam era serba dinamis ini, gaya hidup atau kebiasaan sehari-hari bisa berdampak besar pada kemampuan kognitif kita. Paparan gawai terlalu sering, pola tidur buruk, serta pola makan tidak sehat bisa membuat kita rentan terhadap kabut otak (brain fog).

Oleh karena itu, penting untuk menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan kabut otak guna menjaga kesehatan otak sekaligus menjaga produktivitas dan kualitas hidup kita.

1. Pola tidur yang buruk

5 Kebiasaan Buruk yang Bisa Menyebabkan Kabut Otakilustrasi tidur (pexels.com/Ivan Oboleninov)

Kualitas tidur berperan penting dalam memelihara kesehatan fisik dan mental. Ketika kita tidur, otak dan tubuh melakukan berbagai proses penting untuk memulihkan diri dan memperbaharui fungsi-fungsi vital. Kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas dapat mengganggu proses ini dan berdampak negatif pada fungsi otak. Ini dapat menyebabkan gangguan seperti gangguan pada fungsi kognitif, penurunan daya ingat, perubahan mood dan emosi, sulit untuk merespons, dan lainnya.

Studi dalam jurnal Clinical Autonomic Research tahun 2013 menemukan bahwa dari 138 responden, sebanyak 90 persen di antaranya mengalami kabut otak, yang salah satu pemicunya adalah kurang dan buruknya kualitas tidur.

90% diantaranya mengalami kabut otak yang salah satu pemicunya adalah kurang dan buruknya kualitas tidur.

2. Kurang makan makanan bernutrisi dan terlalu banyak mengonsumsi gula

5 Kebiasaan Buruk yang Bisa Menyebabkan Kabut Otakilustrasi kebiasaan yang dapat menyebabkan kabut otak (pexels.com/Andres Ayrton)

Dilansir The Confidence Co., pola makan yang tidak sehat juga bisa menjadi pemicu kabut otak. Jika tubuh tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, maka otak tidak akan bekerja dengan semestinya. Pastikan kamu mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, terutama vitamin B yang sangat penting untuk fokus dan konsentrasi, khususnya vitamin B12 yang berperan penting dalam mengoptimalkan kinerja otak.

Selain itu, hindari makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi. Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan fluktuasi tajam dalam gula darah.

Saat mengonsumsi makanan atau minuman dengan kadar gula tinggi, tubuh merespons dengan melepaskan insulin untuk mengatur gula darah. Lonjakan cepat dalam gula darah diikuti oleh penurunan tajam dapat mengakibatkan fluktuasi energi yang drastis. Ini mengarah pada kesulitan berkonsentrasi, fokus yang tidak stabil, dan perubahan mood.

Selain itu, konsumsi gula berlebihan juga dapat menyebabkan peradangan kronis dalam tubuh, termasuk di otak, yang dapat mengganggu kejernihan pikiran, memori, dan kemampuan kognitif secara keseluruhan.

Baca Juga: 13 Penyakit yang Bisa Menyebabkan Kabut otak atau Brain Fog

3. Minim aktivitas fisik

5 Kebiasaan Buruk yang Bisa Menyebabkan Kabut Otakilustrasi mager (pexels.com/Lisa Fotios)

Aktivitas fisik yang cukup membantu meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk otak, yang penting untuk pasokan oksigen dan nutrisi yang optimal. Tanpa aktivitas fisik cukup, aliran darah ke otak dapat terhambat, mengurangi kemampuan otak untuk berfungsi dengan baik.

Olahraga juga merangsang pelepasan zat kimia seperti endorfin dan dopamin yang berperan dalam meningkatkan suasana hati, mengurangi stres, dan memperbaiki konsentrasi. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penurunan produksi zat-zat kimia tersebut, yang pada gilirannya dapat berdampak pada kejernihan pikiran, fokus, dan kemampuan kognitif secara keseluruhan.

Studi juga menemukan bahwa aktivitas fisik berkaitan erat dengan kemampuan kognitif. Mereka yang melakukan aktivitas aerobik secara teratur memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik.

4. Tidak mampu mengelola stres dengan baik

5 Kebiasaan Buruk yang Bisa Menyebabkan Kabut Otakilustrasi kabut otak (pexels.com/energepic.com)

Stres bisa dibilang adalah bagian dari hidup kita sehari-hari. Tuntutan pekerjaan yang tinggi, pola hidup yang serba cepat, serta ekspektasi bisa menciptakan lingkungan yang memicu stres.

Ketika tubuh terpapar terus-menerus pada tingkat stres yang tinggi, sistem saraf kita merespons dengan merilis hormon stres seperti kortisol. Hal ini dapat menyebabkan dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, mengganggu tidur, mengurangi konsentrasi, dan memicu gejala kabut otak.

Stres memang tidak bisa sepenuhnya dihindari. Hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah belajar untuk mengelolanya dengan baik. Berikut tips untuk mengurangi stres dan kabut otak:

  • Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga secara rutin untuk menenangkan pikiran.
  • Kelola waktu dengan bijak dengan membuat jadwal yang teratur dan memprioritaskan tugas-tugas penting, serta berikan waktu istirahat selama hari kerja untuk meremajakan pikiran.
  • Konsumsi makanan sehat dan seimbang yang mendukung kesehatan otak. Hindari gula dan kafein berlebih yang dapat memperburuk kabut otak.
  • Dedikasikan waktu untuk aktivitas fisik yang teratur, seperti berjalan-jalan atau berolahraga, karena ini dapat merangsang produksi hormon yang meningkatkan suasana hati dan memperbaiki konsentrasi.
  • Jangan ragu untuk mencari dukungan dari orang terdekat, atau jika perlu, berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental untuk mendapatkan bantuan yang dibutuhkan dalam mengatasi stres dan meningkatkan kinerja otak.

5. Paparan terhadap zat berbahaya, adiktif, dan radiasi elektromagnetik

5 Kebiasaan Buruk yang Bisa Menyebabkan Kabut Otakilustrasi kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan kabut otak (pexels.com/RDNE Stock project)

Menurut sebuah artikel dalam jurnal Environmental Health Perspectives tahun 2019, polusi udara dapat mencederai kinerja otak dan menurunkan kemampuannya. Sebuah survei mengungkapkan bahwa polusi udara dapat menurunkan tingkat produktivitas dan kemampuan mengelola informasi. Beberapa responden yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar mengaku bahwa mereka mengalami kesulitan dalam belajar dan mengerjakan tes ketika ditempatkan dalam lingkungan yang dipenuhi polutan udara.

Selain polusi udara, rokok, alkohol, dan zat aditif lainnya memiliki efek negatif pada kemampuan berpikir.

Zat aditif dalam makanan olahan dan minuman berenergi tinggi juga dapat mengakibatkan fluktuasi gula darah, yang berdampak pada energi yang tidak stabil dan fokus yang tidak konsisten.

Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa radiasi yang dihasilkan oleh gawai seperti HP, tablet, dan laptop dapat memengaruhi kesehatan otak dan kejernihan pikiran.

Untuk meminimalkan risiko kabut otak, cobalah untuk menghindari kebiasaan-kebiasaan di atas. Dalam upaya menjaga kualitas hidup, perubahan kebiasaan berperan penting. Pastikan untuk mendapatkan tidur yang berkualitas, pola makan yang seimbang, aktif secara fisik, mampu mengelola stres dengan baik, dan membatasi paparan zat-zat berbahaya.

Gaya hidup sehat dan aktif akan memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan otak dan kesejahteraan hidup secara keseluruhan.

Baca Juga: 6 Suplemen untuk Mengatasi Brain Fog, Terbukti secara Ilmiah!

Habib Salehudin Photo Verified Writer Habib Salehudin

Torisugi no Kamen Raido

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya