ilustrasi pendarahan dan menstruasi (pexels.com/cottonbro)
Ada beberapa penyebab perempuan mengalami pendarahan setelah dinyatakan hamil. Terlebih, pada usia trimester pertama kehamilan yang memang berisiko tinggi.
Kemungkinan pertama, hamil 2 bulan keluar darah seperti haid adalah keguguran. Kondisi ini sering terjadi selama 12 minggu pertama. Pendarahan akibat keguguran dapat diikuti dengan kram di area perut bagian bawah dan jaringan yang melewati vagina.
Namun, lebih dari 90 persen perempuan yang mengalami pendarahan pervaginam trimester pertama tidak berarti keguguran. Namun, dokter perlu memastikan adanya detak jantung selama USG. Untuk itu, penting melakukan konsultasi setelah mengalami pendarahan.
Potensi penyebab lainnya yakni terjadinya kehamilan ektopik. Dikatakan demikian apabila sel telur yang dibuahi berkembang di luar rahim. Kondisi tersebut dapat menyebabkan tuba falopi pecah.
Meski berbahaya, kehamilan ektopik hanya terjadi pada sekitar 2 persen kehamilan, melansir WebMD. Gejala ektopik meliputi kram nyeri di perut bagian bawah dan pusing.
Kemungkinan lainnya yakni adanya hamil anggur atau jaringan abnormal tumbuh di dalam rahim, tetapi bukan bayi. Infeksi kesehatan pada serviks dan vagina seperti infeksi menular seksual dapat menyebabkan pendarahan.
Di luar itu, adanya perubahan serviks selama kehamilan juga dapat memicu pendarahan di trimester awal. Kondisi ini ditandai dengan adanya darah mengalir ke leher rahim. Hubungan seksual dan pap smear juga memicu pendarahan, tetapi tidak perlu dikhawatirkan.