5 Jenis Kemasan Makanan yang Eco-Friendly dan Aman buat Kesehatan

Keunggulan dari tempat penyimpanan berbahan kaca yaitu dapat digunakan kembali dan tahan lama serta mudah dibersihkan. Wadah kaca banyak digunakan dalam bentuk botol air dan kotak bento.

Wadah kaca bisanya dilengkapi dengan tutup plastik dan tersegel silikon yang berfungsi ganda sebagai talenan portabel. Dilansir Healthline, pastikan memilih tutup kaca bebas dari bahan bisphenol-A (BPA) yang diketahui dapat mengganggu fungsi endokrin, yangg dapat menyebabkan infertilitas pada laki-laki dan tumor pada perempuan.

Bahan stainless steel banyak disukai karena antikarat dan tahan panas. Kotak makan berbahan stainless steel biasanya dilengkapi dengan segel silikon atau klip stainless agar tidak bocor dan bebas dari BPA agar aman untuk makanan.

Toples kaca biasanya juga menggunakan tutup stainless steel agar kedap udara untuk penyimpanan tepung, biji-bijian, dan rempah-rempah. Beberapa peralatan memasak di dapur juga mengguankan bahan stainless steel.

Bambu dapat terurai secara hayati dan memiliki banyak sifat yang diinginkan untuk kemasan makanan, karena tahan lama dan tahan panas (International Journal of Biological Macromolecules, 2020).

Kemasan makanan berbahan bambu antara lain toples kaca dengan tutup bambu, kotak makan siang portabel bebas plastik dengan tutup bambu, kotak roti bambu, dan mangkuk saji bambu.

Namun, perlu diingat bahwa wadah makanan yang terbuat dari bambu atau serat tumbuhan lainnya kurang tahan lama dibandingkan wadah kaca atau stainless steel dan lebih gampang rusak.

Sekam padi adalah produk sampingan dari pertanian padi yang berbiaya rendah, terbarukan, dan dapat terurai secara hayati (Journal of Environmental Management, 2019). Sekam padi terbukti memiliki sifat bio-adsorben, yang berarti menyerap polutan dari lingkungan sekitarnya.

Produk yang terbuat dari senyawa ini meliputi kotak makan siang yang dapat ditutup rapat dan mangkuk saji anti pecah.

Film berbasis gelatin populer untuk kemasan makanan karena sifatnya yang tidak beracun, biaya rendah, dan kapasitas pembentukan film yang dapat diandalkan.

Menurut BPOM AS (FDA), gelatin umumnya diakui aman sebagai bahan tambahan makanan (17).

Film gelatin diisi dengan selulosa antimikroba, yang menghambat pertumbuhan patogen umum yang menyebabkan penyakit bawaan makanan, termasuk Staphylococcus aureus dan E. coli. Pengisi aktif ini menjadikan film gelatin sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan plastik konvensional (International Journal of Biological Macromolecules, 2020).

Selulosa mikrokristalin dan nanokristal selulosa rosin-grafted adalah dua bahan pengisi utama untuk kemasan makanan berbasis gelatin.

Beberapa jenis kemasan makanan di atas dikategorikan aman bagi lingkungan dan kesehatan. Paparan bahan kimia dari kemasan makanan memang tidak dapat sepenuhnya dihindari, tetapi memilih produk yang ramah lingkungan sekaligus aman buat kesehatan sangat penting.