5 Jenis Sayuran yang Perlu Dihindari Penderita Hiperkalemia

16 Mar 2023, 10:42 WIB

ilustrasi swiss chard (pexels.com/AntoniShkraba)

Kadar kalium atau potasium tinggi, disebut hiperkalemia, adalah masalah medis ketika kamu memiliki terlalu banyak kalium dalam darah. Hiperkalemia adalah kondisi kadar kalium tinggi di dalam darah melebihi angka 5,1 sampai dengan 6 mmol/L.

Tubuh membutuhkan kalium. Ini adalah nutrisi penting yang ditemukan di banyak makanan yang kita makan. Kalium membantu saraf dan otot, termasuk jantung, bekerja dengan cara yang benar. Namun, terlalu banyak kalium dalam darah bisa berbahaya, bahkan bisa menyebabkan masalah jantung serius.

Dokter mungkin akan merekomendasikan agar kamu fokus pada buah dan sayuran yang lebih rendah kalium dan batasi porsi jika kamu mengonsumsi makanan yang tinggi kalium. Tujuannya adalah untuk menemukan keseimbangan karena terlalu sedikit kalium juga bisa menimbulkan masalah.

Banyak sayuran yang tinggi kalium. Inilah beberapa jenis sayuran yang tinggi kalium dibanding sayuran lain. Jadi, batasi konsumsinya, ya.

1. Bayam

ilustrasi sayur bayam (pixabay.com/ponce_photography)

Dilansir Everyday Health, beberapa sumber kalium terbaik ada pada sayuran hijau gelap seperti bayam.

Bayam memiliki kandungan 167 mg kalium per cangkirnya bahkan saat dikonsumsi mentah, apabila dimasak kadar kalium per cangkir sayur bayam naik menjadi 1.180 mg kalium. Ini jauh lebih tinggi dari asupan per porsi (200 mg) yang bisa dikonsumsi orang dengan hiperkalemia.

Jadi, bijaklah dalam mengonsumsinya karena ini bisa menaikkan kadar kalium dalam darah para orang dengan hiperkalemia, sehingga bisa membahayakan kesehatan ginjal.

2. Swiss chard

ilustrasi sayur swiss chard (pixabay.com/stux)

Mengutip Bliss Mark, sayuran tinggi kalium lainnya adalah swiss chard. Satu cangkir swiss chard mengandung sekitar 960 mg kalium. Swiss chard daun hijau yang memiliki ciri khas unik berupa tangkai dan urat daun berwarna kemerahan ini salah satu sayuran paling kaya akan kandungan kaliumnya.

Swiss chard merupakan jenis sayuran yang perlu dihindari oleh dengan hiperkalemia karena dapat menambah kadar kalium dalam darah yang sudah tinggi.

3. Pakcoy

ilustrasi sayur pakcoy (pixabay.com/yuchinutrition)

Pakcoy terkenal akan kandungan vitamin A, C, zink, polifenol, flavonoid, kaempferol, glukosinolat, dan fitonutrien melimpah yang memberi banyak manfaat potensial bagi kamu yang memakannya. Namun, ini tidak untuk orang dengan hiperkalemia.

Dilansir Savor Health Eat Well Be Well, dilaporkan bahwa satu cangkir pakcoy kukus mengandung 630 mg kalium. Jadi, porsi asupannya harus dibatasi.

Mengonsumsinya akan terus menambah kadar kalium dalam darah penderita hiperkalemia yang sudah tinggi, kondisi ini dapat memicu aritmia yang bisa menyebabkan henti napas.

4. Kale

ilustrasi sayur kale (pexels.com/AntoniShkraba)

Bagi penderita hiperkalemia, makanan dikatakan rendah kalium adalah makanan yang mengandung kurang dari 200 mg kalium per porsi. Sebagai catatan, kale melebihi dari batas asupan normal penderita hiperkalemia.

Dikutip dari Eatthis Much, satu cangkir sekitar 130 gram kale cincang mengandung 356,2 mg. Cara yang paling mudah untuk mengurangi kadar kalium dalam darah yang sudah tinggi yaitu dengan menghindari atau membatasi konsumsi sayur kale.

5. Brokoli

ilustrasi sayur brokoli (pixabay.com/Ivanksp)

Brokoli dijuluki sebagai makanan super, rendah kalori, kaya akan vitamin, antioksidan, dan mineral yang mendukung banyak aspek kesehatan manusia. Semua jenis vitamin, antioksidan, dan mineral yang terkandung di dalam brokoli baik untuk orang dengan hiperkalemia, tetapi tidak dengan mineral kaliumnya.

Dilansir Medical News Today, sekitar 76 gram brokoli mengandung 230 mg kalium. Kandungan kalium dalam brokoli masih cukup terbilang tinggi untuk dikonsumsi orang dengan hiperkalemia. Walaupun porsinya dikurangi, tetapi tetap saja perhitungan asupan kalium harian harus sangat diperhatikan.

Lima macam sayuran di atas konsumsinya perlu dihindari atau dibatasi untuk orang dengan hiperkalemia karena kandungan kaliumnya yang tinggi. Sebaiknya konsultasikan ini dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui makanan apa saja yang aman serta membantu kamu dalam merancang pola makan harian sesuai kondisi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.