7 Fakta yang Terjadi pada Penderita Anxiety Disorder

Be aware dengan kesehatan mental kamu

Gangguan kecemasan atau dalam Bahasa medis sering disebut “Anxiety Disorder”, ternyata cukup lumrah terjadi, dan gangguan ini bisa menimbulkan efek cukup menarik pada otak penderita.

Sekitar 20 persen warga Amerika menderita gangguan mental, seperti yang dilansir dari Anxiety And Depression Association of America. Diidap oleh sekitar 40 juta warga Amerika, Anxiety adalah gangguan mental paling umum di negara tersebut.

Di Indonesia sendiri angka kejadian anxiety disorder masih belum jelas, namun dilansir dari honestdocs.id, diperkirakan jumlah penderitanya adalah sekitar 2 persen sampai dengan 5 persen dari masyarakat Indonesia.

Meskipun gangguan mental ini cukup sering terjadi, masih banyak hal yang belum orang awam ketahui tentang dampak Anxiety Disorder pada otak. Dr. Alex Anastasiou, spesialis psychiatrist pengobatan Anxiety menjelaskan, “Kecemasan adalah cara otak untuk memperingatkan diri kita akan bahaya.”

Saat otak berpikir kita sedang dalam bahaya, hal ini memacu pelepasan sejumlah hormon, termasuk hormon adrenaline dan kortisol.“Zat kimiawi ini memberi kita reaksi melarikan diri atau menyerang, meningkatkan reflex, persepsi, dan kecepatan,” seperti yang dijelaskan oleh Dr. Carolyn Dean, MD, ND, spesialis sleep, diet and nutrition.

Saat situasi berakhir, hormon-hormon tersebut seharusnya kembali kepada kadar normalnya. Namun, Anxiety Disorder menyebabkan kamu terus-menerus merasa terancam dan menimbulkan kelebihan pelepasan hormon-hormon tadi. Dr. Anastasiou menambahkan, kortisol bisa mempengaruhi banyak hal dari pembuatan keputusan sampai mempengaruhi ingatan. Meskipun ‘tekanan’ tersebut bertujuan untuk menolong kita bereaksi merespon situasi berbahaya, terlalu banyak hormon anxiety bisa berdampak tidak baik pada otak.

Berikut penjelasan dari para ahli mengenai fakta-fakta yang perlu kita tahu mengenai gangguan mental yang tanpa disadari menyerang banyak orang ini.

1. Mempengaruhi memori jangka pendek

7 Fakta yang Terjadi pada Penderita Anxiety Disorderpixabay.com/RobinHiggins

Kalau kamu merasa menjadi semakin pelupa selama mengalami masa kecemasan parah, itu ada penjelasan ilmiahnya. Peningkatan hormon kortisol karena gangguan kecemasan akut menyusutkan hippocampus, yang merupakan “pusat ingatan dalam otak”.

Efek Anxiety pada hippocampus akan terekam dan bisa menyebabkan seseorang menjadi pelupa dan kebingungan. Patut diingat, efek lupa ini biasanya terjadi pada gangguan kecemasan kronis, bukan sekadar karena stres sementara.

2. Membuat kamu menjadi semakin impulsif

7 Fakta yang Terjadi pada Penderita Anxiety Disorderpixabay.com/Olichel

Seseorang bisa membuat keputusan secepat kilat tanpa ada pertimbangan matang saat mengalami Anxiety Disorder. Hal ini dikarenakan efek kortisol pada prefrontal cortex. Anastasiou menjelaskan bahwa prefrontal cortex merupakan bagian otak yang bertanggungjawab dalam proses pembuatan keputusan.

“Ini bisa menyebabkan perilaku impulsif (meledak-ledak), memburuknya kemampuan pengambilan keputusan, dan cepat marah,” jelas Dr Anastasiou. Jadi, saat kamu merasakan gejala kecemasan, lebih baik tundalah mengambil keputusan besar dan tenangkan diri terlebih dulu.

Baca Juga: 7 Jenis Depresi yang Wajib Kamu Kenali Agar Hidup Lebih Berkualitas

3. Bisa memicu depresi

7 Fakta yang Terjadi pada Penderita Anxiety Disorderpixabay.com/TheDigitalArtist

Gangguan kecemasan dan depresi adalah dua kondisi, yang walaupun berbeda, namun terjadi beriringan. Anxiety Disorder biasanya memicu gejala depresi. Menurut Mayo Clinic, depresi pada umumnya bisa dipicu oleh Anxiety Disorder, dan kecemasan merupakan gejala khas yang menandakan depresi.

Kedua kondisi ini juga membutuhkan penanganan yang sama; terutama konseling psikolog. Jika kamu mengalami kesulitan dalam mengatasi gejala depresi atau kecemasan, mungkin sudah saatnya untuk mencari bantuan profesional.

4. Kecemasan bisa dipengaruhi oleh bagaimana kamu dibesarkan

7 Fakta yang Terjadi pada Penderita Anxiety Disorderpixabay.com/timkraaijvanger

Ada banyak faktor yang menentukan apakah seseorang menderita gangguan kecemasan, mulai dari lingkungan hingga genetik. Banyak studi populer, termasuk studi di tahun 2018 yang diterbitkan dalam Child Development, menunjukkan bahwa cara seseorang dibesarkan dapat menjadi penyebab utama gangguan mental kecemasan.

“Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mengasuh bayinya sendiri, akan memiliki anak dengan lebih banyak reseptor kortisol yang bisa meredam efek kortisol dan meredam stress,” kata Dr. Anastasiou. "Ibu yang lalai dalam membesarkan bayinya, membuat  anaknya menjadi lebih sensitif terhadap stres dalam hidupnya kelak."

Dr. Anastasiou mengatakan fenomena itu disebut "perubahan epigenetik," yang berarti bahwa cara pengasuhan berdampak pada cara gen bertindak dalam tubuh tanpa mengubah kode genetik yang sebenarnya.

Perubahan-perubahan genetis ini sebenarnya dapat diturunkan, yang menurut Dr. Anastasiou berarti bahwa, "Pengalaman penuh tekanan yang dialami seseorang dapat mempengaruhi generasi mendatang di masa depan."

5. Bisa menyebabkan insomnia

7 Fakta yang Terjadi pada Penderita Anxiety Disorderistockphoto.com

Tidak ada yang lebih buruk daripada mengalami kecemasan pada malam hari dan akhirnya membuat kita tidak bisa tidur sepanjang malam. “Gangguan kecemasan menyebabkan insomnia dengan mengaktifkan sistem saraf simpatik seperti yang terjadi saat otak memberi respon menyerang atau melarikan diri. Ini mengubah detak jantung, pernapasan, dan gelombang otak kita yang memengaruhi kualitas dan durasi tidur, ”kata Dr. Anastasiou.

Menurut Mayo Clinic, gejala kecemasan lainnya termasuk merasa gugup, peningkatan detak jantung, dan pernapasan cepat. Jadi semua kecemasan itu bukan hanya ada di kepala kamu, ada alasan ilmiah di balik malam-malam tanpa tidur ketika kamu berjuang melawan kecemasan.

6. Berdampak pada kadar hormon bahagia kamu

7 Fakta yang Terjadi pada Penderita Anxiety Disorder/pixabay.com

Salah satu alasan mengapa gangguan kecemasan dapat menyebabkan depresi adalah karena hal itu memengaruhi kadar hormone serotonin kamu.

“Kecemasan menghabiskan kadar mineral dalam otak, magnesium, yang bertanggung jawab untuk mengelola kortisol dan produksi serta fungsi hormon serotonin. Hormon serotonin yang memberi perasaan nyaman dan senang menjadi terganggu. Ini dapat menyebabkan peningkatan resiko depresi, ”kata Dr. Dean.

Karena hal ini, beberapa spesialis menganjurkan suplemen magnesium sebagai cara untuk mengurangi kecemasan, dan bahkan ada penelitian terbaru yang membuktikan bahwa magnesium bisa menjadi opsi potensial untuk membantu mengelola kecemasan.

7. Berdampak pada tiroid

7 Fakta yang Terjadi pada Penderita Anxiety Disorderpixabay.com/ElisaRiva

Karena tiroid mengendalikan banyak hormon yang menyebar ke otak, Dr. Dean mengatakan bahwa, "Hal ini dapat mengubah keseimbangan hormon di otak dan semakin memperburuk kondisi kecemasan anda." Menurut Mayo Clinic, gejala lain dari masalah tiroid adalah kelelahan, peningkatan kepekaan terhadap dingin, dan sembelit.

Dari melepaskan hormon secara berlebihan hingga memicu insomnia, Anxiety Disorder dapat memiliki efek yang luas dan cukup mencengangkan pada kondisi otak kamu. Jika kamu merasakan kecemasan secara konsisten dan berlarut-larut, jangan ragu untuk pergi ke dokter atau menghubungi ahli kesehatan mental.

Tidak perlu ragu atau malu, karena kesehatan mental pun perlu dijaga dan tidak boleh dianggap remeh. Sama seperti bila kamu terkena penyakit lainnya, tentunya harus diobati bila tidak ingin penyakitnya menjadi semakin parah.

Baca Juga: Paranoid, 7 Hal Ini Sering Mengganggu Pikiran Pengidap Anxiety

Kathrine Theo Photo Writer Kathrine Theo

@kathsp | A Sagittarius girl | An adventure lover | A passionate writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya