ilustrasi pakaian (pexels.com/mart-production)
Kebiasaan sederhana seperti memilih bahan pakaian ternyata punya dampak besar terhadap aroma tubuh. Pakaian berbahan sintetis seperti polyester cenderung menahan panas dan keringat di dalam serat kain, menciptakan tempat ideal bagi bakteri tumbuh. Sementara itu, bahan seperti katun atau linen memberi ruang udara bagi kulit untuk “bernapas”, sehingga keringat bisa cepat menguap dan mengurangi bau.
Selain bahan pakaian, rutinitas harian juga penting diperhatikan. Misalnya, langsung mengganti baju setelah beraktivitas, mengeringkan tubuh dengan baik, dan menggunakan deodoran antiperspiran. Langkah-langkah sederhana ini bukan untuk menutupi bau, melainkan membantu menjaga keseimbangan alami kulit agar tetap sehat dan segar meski cuaca sedang terik.
Cuaca panas memang dapat memperkuat aroma tubuh, tapi penyebabnya jauh lebih kompleks daripada sekadar keringat. Dari aktivitas bakteri hingga reaksi hormon, semua memiliki peran dalam menentukan bagaimana tubuh beradaptasi terhadap suhu tinggi. Dengan memahami proses tersebut, kita bisa lebih bijak menjaga kebersihan dan pola hidup agar tetap nyaman. Jadi, apakah kamu sudah menemukan cara terbaik untuk tetap segar di tengah panas yang menyengat?
Referensi
"When the heat… smells" Exden. Diakses pada Oktober 2025.
"The science behind the stink of spring and summer." Ecosorb. Diakses pada Oktober 2025.
"How Body Odor Can Indicate Health Changes" Baptist Health. Diakses pada Oktober 2025.
"Beat the Heat: Tips for Managing Sweating and Body Odour" Novus Health. Diakses pada Oktober 2025.