Bahaya Emisi PLTU bagi Kesehatan, Waspadai Zat Ini!

Tak kasat mata, tapi bahaya

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) disebut-sebut sebagai salah satu pemicu masalah polusi udara di beberapa daerah. Dalam jangka panjang, bahaya emisi PLTU yang terkandung dalam sisa pembuangan juga berdampak buruk bagi kesehatan.

Di antara banyaknya kandungan kimia dari limbah PLTU, ada satu zat bernama PM2.5. Senyawa ini berukuran super kecil dan dapat memicu gangguan kesehatan yang patut diwaspadai.

Senyawa emisi PLTU

Dalam proses pembakaran, PLTU dapat melepaskan banyak zat berbahaya. Salah satunya adalah PM2.5. Zat PM2.5 sendiri merupakan partikel halus yang dapat dihirup. Diameternya sekitar 2,5 mikrometer atau 0,0025 mm bahkan lebih kecil, melansir EPA Victoria.

Penasaran seberapa kecil ukuran tersebut? Sumber yang sama mengilustrasikan ukuran tersebut dengan rambut. Diameter rata-rata rambut manusia adalah 70 mikrometer. Itu artinya, diameter rambut berukuran 30 kali lebih besar dari PM2.5 terbesar. 

Selain itu, proses pembakaran dalam PLTU juga menjadi sumber stasioner emisi nitrogen oksida (NO X), sulfur dioksida (SO2), dan merkuri (Hg). Belum lagi emisi karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca.

NOX berkontribusi terhadap pembentukan polusi ozon dan partikel halus di permukaan tanah. Sementara, SO2 adalah gas reaktif yang berkontribusi pada pembentukan polusi hujan asam dan PM2.5. Adapun merkuri merupakan salah satu polutan udara berbahaya. 

Baca Juga: 5 Bahaya Minum Kopi di Pagi Hari Sebelum Sarapan, Waspadai!

Bahaya emisi PLTU bagi kesehatan

Bahaya Emisi PLTU bagi Kesehatan, Waspadai Zat Ini!ilustrasi PLTU (pixabay.com/bhumann34)

Seperti disebutkan sebelumnya, sejumlah senyawa terkandung dalam emisi PLTU. Adanya zat-zat tersebut dapat memengaruhi tubuh. Paparan dalam waktu lama dan jumlah yang banyak bahkan bisa menyebabkan gangguan kesehatan.

Zat PM2.5 contohnya. Oleh karena ukuran partikel sangat kecil, membuat zat ini dapat masuk ke dalam paru-paru hingga aliran darah. Dalam jangka panjang, PM2.5 dapat memicu asma, infeksi pernapasan akut, kanker paru-paru, dan mengurangi usia harapan hidup, melansir Greenpeace.

Adapun NOX atau juga dikenal sebagai nitrogen dioksida (NO2) yang terhirup tubuh dapat mengiritasi saluran udara pada sistem pernapasan. Pada waktu singkat, zat ini bisa memperparah penyakit pernapasan seperti asma, batuk, dan mengi. Paparan lebih tinggi berkontribusi pada infeksi pernapasan.

Bahaya emisi PLTU juga disebabkan oleh kandungan senyawa SO2 yang turut berpengaruh pada kesehatan pernapasan. SO2 dapat bereaksi dengan senyawa lain di atmosfer sehingga membentuk partikel kecil. Akibatnya, zat ini bisa masuk ke paru-paru dan memicu masalah kesehatan lainnya.

Bahaya emisi PLTU tidak bisa dianggap sepele. Mengurangi interaksi dan paparan udara kotor tentu membantu mencegah timbulnya masalah kesehatan pernapasan pada kemudian hari.

Baca Juga: 14 Penyakit Ngeri akibat Polusi Udara, Bisa Membunuh Perlahan

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya