Bisakah Menopause Subur Kembali dan Perempuan Hamil Lagi? 

Jawabannya berkaitan dengan sistem reproduksi bekerja

Kamu mungkin pernah mendengar kasus perempuan hamil dan melahirkan meski sudah berusia lebih dari 45 tahun. Usia tersebut tak lagi masuk masa produktif, bahkan umumnya perempuan di umur tersebut sudah memasuki masa menopause. Pada perempuan usia lanjut, fase ini merupakan tahap reproduksi yang sudah tidak bisa  memproduksi sel telur.

Jika terjadi kehamilan pada perempuan usia lanjut, lantas apakah berarti menopause subur kembali? Nah, begini kemungkinan yang terjadi pada perempuan yang positif hamil meski sudah memasuki masa menopause.

Apa itu menopause?

Menopause merupakan salah satu fase normal dalam sistem reproduksi perempuan. Ini merupakan titik saat perempuan tidak lagi mengalami menstruasi, setidaknya selama 12 bulan berturut-turut, melansir National Institute of Aging. Biasanya, menopause berkaitan dengan usia lanjut sehingga produksi hormonnya berkurang drastis.

Menopause biasanya terjadi pada rentang usia 45-55 tahun. Adapun prosesnya (yang disebut masa transisi atau perimenopause) bisa berlangsung selama 7-14 tahun atau mungkin lebih cepat. Perbedaan waktu tersebut tergantung pada gaya hidup, ras dan etnis, hingga genetik.  

Pada fase perimenopause, tubuh mungkin telah menunjukkan tanda-tanda. Termasuk volume darah menstruasi yang lebih sedikit, haid tidak teratur, hot flashes, bahkan menurunnya libido dan kemampuan tubuh memproduksi pelumas alami. 

Ovulasi dan usia

Bisakah Menopause Subur Kembali dan Perempuan Hamil Lagi? ilustrasi perempuan (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Saat lahir, seorang perempuan umumnya punya sekitar 1 juta folikel di ovarium. Folikel ini nantinya dapat menjadi sel telur.  Memasuki masa pubertas, jumlahnya bisa mencapai 300 ribu, lho! Adapun selama masa reproduksi, perempuan akan melepaskan sekitar 300 ekor. Lantas, sisa folikel lainnya ke mana? Menurut Medical News Today, folikel tersebut hilang melalui degenerasi.

Statistik dalam jurnal Human Reproduction menunjukkan bahwa 4,5 persen perempuan pada usia 25 tahun tidak dapat hamil secara alami. Sementara itu, memasuki usia 38 tahun, persentase sulit hamil akan meningkat menjadi 20 persen. Selanjutnya, akan kembali meningkat menjadi 50 persen saat perempuan berusia 41 tahun. 

Saat memasuki usia premenopause, sekitar usia 45 tahun, persentase tidak lagi mendapatkan kehamilan bisa mencapai 90 persen. Angka tersebut menjadi hampir 100 persen ketika perempuan berusia 50 tahun. Hasil penelitian ini didasarkan pada data dari lebih dari 58 ribu perempuan, lho!

Menariknya, potensi kehamilan pada tiap tahap usia perempuan pun bisa berbeda-beda. Hal ini biasanya dipengaruhi olah kemampuan tubuh dalam melepaskan sel telur. Termasuk pula, pengaruh pada jumlah folikel, hormon, dan gaya hidup.

Baca Juga: Seks Saat Menopause: Fakta dan Cara agar Tetap Nyaman

Proses produksi sel telur

Sel telur berkembang dari kantong kecil yang disebut folikel. Selanjutnya, folikel akan berkembang selama beberapa bulan. Perkembangan folikel diperkirakan terjadi lebih dari 175 hari atau sekitar 6 kali siklus menstruasi. Setelahnya, mereka siap untuk melepaskan sel telur.

Sebelum dilepaskan atau terjadi masa ovulasi, otak akan memicu hormon Follicle-Stimulating Hormone atau FSH. Hormon tersebutlah yang merangsang folikel untuk terus berkembang. Begitu folikel tumbuh, hormon estrogen yang diproduksi tubuh akan melonjak begitu satu folikel telah dipilih untuk menjadi sel telur.

Pada awal siklus menstruasi, terdapat pemilihan best follicle yang nantinya  berkembang menjadi sel telur. Iya, bukan hanya sperma saja yang tereliminasi saat memasuki sel telur, tetapi folikel juga. Pada tahap ini, calon sel telur dari 10 folikel hanya dipilih 1 yang terbaik. Selanjutnya, sel tersebut akan dilepaskan ke tuba falopi untuk dibuahi, melansir Hello Clue.

Lebih lanjut, otak kemudian menghasilkan lonjakan hormon luteinizing  (LH) yang memicu ovulasi. Pelepasan telur dari folikel dan ovarium berlangsung umumnya sekitar 24 jam kemudian. Meski demikian, bukan berarti proses ovulasi usai di sana.

Dalam perjalanan sel telur menuju rahim, hormon luteinizing akan mengubah folikel dari yang sebelumnya memproduksi estrogen jumlah besar menjadi mesin pembuat progesteron. Produsen progesteron ini disebut korpus luteum yang ada hanya menjelang masa ovulasi. Saat ovulasi tidak terjadi, maka tubuh tidak akan mengalami lonjakan progesteron.

Ketika terjadi pembuahan, korpus luteum pun telah menyediakan cukup hormon progesteron untuk mendukung kehamilan. Setidaknya hingga tugas ini diambil alih oleh plasenta yang sudah berkembang. Jika tidak terjadi pembuahan, maka korpus luteum dan produksi hormon akan menurun sehingga terjadi menstruasi.

Bisakah menopause subur kembali?

Bisakah Menopause Subur Kembali dan Perempuan Hamil Lagi? Ilustrasi perempuan (pexels.com/RODNAE Productions)

Uraian di atas tampaknya tidak ada kaitannya dengan menopause, bukan? Namun, jangan salah, ada satu kunci penting yang perlu dipahami berkaitan dengan hormon dan kesuburan. 

Hormon memegang peran penting selama masa produktif reproduksi. Sebut saja, untuk mendorong folikel memproduksi sel telur hingga mendukung proses menjelang kehamilan jika dibuahi atau menstruasi apabila tidak dibuahi.

Sayangnya, hal tersebut tidak lagi ditemukan saat perempuan memasuki masa menopause. Artinya, tubuh tidak lagi memproduksi cukup hormon untuk mendukung ovulasi bahkan kehamilan.

Di satu sisi, jumlah folikel yang menjadi cikal bakal telur pun terus berkurang. Alasannya, folikel yang tidak terpilih menjadi sel telur akan menghilang secara bertahap atau melakukan degenerasi melalui proses bernama atresia, melansir Reproductive Facts

Lantas, bisakah menopause subur kembali? Meski tetap ada potensi keajaiban, tetapi sebagian besar jawabannya adalah tidak. Alasan utamanya, sistem reproduksi tubuh perempuan yang sudah tidak lagi mendukung untuk melepaskan sel telur, melansir Healthline.

Bisakah perempuan menopause hamil?

Secara garis besar, perempuan yang sudah memasuki masa menopause berarti tidak lagi fertil atau subur. Dengan demikian, kecil kemungkinan bahkan nyaris tidak bisa mengalami pembuahan. Pasalnya, sel telur sudah tidak lagi dilepaskan.

Namun, teknologi turut mendukung perempuan yang tetap berkeinginan memiliki keturunan walau sudah menopause. Caranya, dengan membekukan sel telur selama usia produktif untuk dilakukan inseminasi buatan (in vitro).

Menopause subur kembali sehingga perempuan bisa hamil lagi, bisa dibilang sebagai kejadian yang jarang dijumpai. Bahkan, jika akhirnya mengandung, kehamilan usia lanjut memiliki banyak risiko sehingga membahayakan ibu dan janin.

Baca Juga: Menopause Dini Apakah Bisa Hamil? Berikut Penjelasannya

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya