ilustrasi lari di taman (freepik.com/rawpixel.com)
Latihan zona 2 adalah cara pelari membangun kebugaran aerobik, yang sangat penting untuk meningkatkan kecepatan dan daya tahan pada hari pertandingan. Ini adalah kecepatan dasar yang membantu membangun kemampuan aerobik, sehingga kecepatan yang lebih sulit akan menjadi mudah ditangani.
Secara teknis, zona 2 adalah zona fisiologis yang mana tingkat laktat darah stabil. Pada kecepatan yang mudah ini, tubuh memiliki cukup waktu untuk membersihkan laktat—sisa zat di otot setelah pembentukan energi—dari darah.
Saat tingkat laktat darah mulai naik, kamu bisa beralih ke zona latihan lebih tinggi, yang mulai menggunakan sistem energi berbeda. Pada ambang laktat atau ambang anaerobik, zona 2 adalah titik di mana kadar laktat darah mulai naik begitu cepat.
Kamu memproduksi begitu banyak laktat sehingga tidak dapat menghilangkannya. Reaksi ini menimbulkan sensasi terbakar di kaki yang akhirnya menyebabkan kelelahan berlebihan sehingga tidak dapat melanjutkan pada kecepatan tersebut.
Latihan dengan intensitas tinggi dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk menghilangkan laktat, artinya kamu dapat menangani tempo yang lebih cepat. Meski begitu, latihan zona 2 yang memadai akan membantu memaksimalkan manfaat dari latihan dengan intensitas tinggi.
Hal ini karena latihan zona 2 meningkatkan jumlah dan ukuran mitokondria dalam sel. Mitokondria adalah struktur di dalam sel yang menghasilkan energi—juga dikenal sebagai adenosine triphosphate (ATP)—yang digunakan otot saat berlari. Dengan lebih banyak mitokondria, pasokan energi menjadi lebih kuat, memungkinkan kamu berlari lebih lama tanpa merasa lelah.
Memiliki lebih banyak mitokondria akan membantu memaksimalkan hasil dari sesi latihan yang lebih intens di zona 4 dan 5, seperti latihan interval yang meningkatkan volume oksigen maksimum (VO2 max). Latihan VO2 max akan membuat mitokondria bekerja lebih efisien, dengan kata lain, makin banyak mitokondria yang bekerja efisien, makin besar kapasitas untuk meningkatkan kecepatan.
Lari zona 2 juga memiliki keuntungan lebih ringan bagi tubuh, sehingga waktu pemulihan lebih cepat dibandingkan latihan intensitas tinggi, seperti latihan kecepatan. Ini memungkinkan kamu berlari lebih sering daripada berlatih di zona dengan detak jantung yang lebih tinggi.
Pada akhirnya, berlatih lari di zona 2 membantu menjadi lebih efisien dalam menggunakan lemak sebagai bahan bakar, yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dibakar dan juga dapat membantu pelari berlari lebih lama.
Pelari sebaiknya menghabiskan 80 persen dari total jarak tempuh mereka di zona 2, sementara pelari pemula mungkin akan mendapat manfaat dari menghabiskan 90 persen di zona 2. Sisanya dari latihan yang sebaiknya dilakukan di zona 3 hingga 5.