Mentimun atau timun dikonsumsi secara luas dan mudah didapat. Timun biasanya diolah sebagai acar, dijadikan lalapan, dijadikan campuran jus, dan sebagainya.
Selain menyegarkan dan mudah diolah, mentimun juga membawa banyak manfaat bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan lewat kandungan nutrisinya. Penasaran apa saja manfaat timun untuk kesehatan? Simak terus, ya!
Mentimun mengandung kalori yang rendah dan tinggi akan vitamin serta mineral. Dilansir NutritionData, mentimun hanya mengandung sekitar 15 kalori per 100 gram. Terdapat pula kandungan vitamin K, C, kalium, magnesium, serta mangan yang tinggi.
Selain itu, mentimun juga mengandung serat, lignan, kukurbitasin serta turunannya, senyawa flavonoid seperti apigenin, luteolin, kuersetin, serta kaempferol, dan zat antioksidan beta-karoten.
Kamu disarankan untuk mengonsumsi timun sekaligus dengan kulitnya untuk memaksimalkan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh. Kalau kulitnya dikupas, kandungan serat, vitamin, dan mineralnya akan berkurang.
Menurut sebuah studi dalam Journal of Aging Research & Clinical Practice tahun 2016, mentimun memiliki kadar air sekitar 95 persen. Dengan kadar air yang melimpah tersebut, mentimun dapat membantu mencegah dehidrasi ketika cuaca panas atau setelah berolahraga. Tidak hanya air, mentimun juga mengandung vitamin dan mineral alami sehingga cocok dijadikan sebagai alternatif minuman olahraga.
Selain itu, sebuah studi dalam The American Journal of Clinical Nutrition tahun 2013 mengungkapkan bahwa anak-anak yang mengonsumsi buah dan sayur memiliki status hidrasi yang lebih baik. Konsumsi buah dan sayur dapat menjadi cara yang baik untuk mencapai keseimbangan cairan tubuh.
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat mencegah atau memperlambat kerusakan sel tubuh yang disebabkan oleh radikal bebas. Radikal bebas yang terkumpul dalam jumlah banyak di tubuh dapat menyebabkan sejumlah penyakit kronis, karenanya antioksidan diperlukan untuk menetralkan jumlah radikal bebas di dalam tubuh.
Mentimun mengandung berbagai senyawa antioksidan seperti vitamin C, zat mangan, serta beta-karoten. Selain itu, berdasarkan studi dalam Journal of Young Pharmacists tahun 2010, mentimun juga mengandung senyawa flavonoid dan tanin yang berfungsi sebagai penangkal radikal bebas.
Sebuah penelitian dalam The Journal of Nutrition, Health & Aging tahun 2015 menemukan bahwa serbuk mentimun mampu meningkatkan aktivitas antioksidan pada lansia setelah 30 hari. Perlu dicatat, ekstrak mentimun sediaan serbuk ini kemungkinan mengandung antioksidan lebih tinggi dibanding mentimun segar karena lebih terkonsentrasi.
Dengan kadar air yang tinggi, mentimun dapat membantu menghidrasi tubuh. Dilansir Healthline, tubuh yang terhidrasi dengan baik dapat membantu merutinkan frekuensi buang air besar (BAB) dan mencegah sembelit. Sembelit merupakan masalah yang umum terjadi dengan ciri sulit BAB dan frekuensi BAB lebih jarang.
Konsumsi air yang rendah ternyata menjadi faktor risiko terjadinya sembelit pada orang dewasa dan lansia. Dengan meningkatkan konsumsi cairan, maka risiko sembelit dapat menurun. Nah, konsumsi mentimun dapat menjadi salah satu alternatifnya mengingat mentimun tersusun atas 95 persen air.
Selain itu, mentimun juga mengandung serat yang dapat membantu mengatur gerakan usus dan mencegah sembelit. Serat makanan dapat meningkatkan berat dan ukuran tinja serta melunakkannya, sehingga tinja dapat lebih mudah dikeluarkan. Dengan kandungan air dan seratnya, mentimun sangat baik untuk pencernaan.
Mengutip laporan dalam jurnal Pharmacognosy Reviews tahun 2015 dan International Journal of Health Sciences tahun 2013, kukurbitasin merupakan senyawa metabolit sekunder yang ditemukan pada tanaman dengan famili Cucurbitaceae, termasuk mentimun. Senyawa ini memiliki sifat yang beragam, di antaranya sebagai antiinflamasi, antioksidan, antitumor, antidiabetes, dan antikanker.
Disebutkan juga kalau sifat antioksidan kukurbitasin berpotensi mencegah penyakit yang berhubungan dengan radikal bebas dan kerusakan oksidatif. Selain itu, beberapa macam senyawa kukurbitasin diketahui mampu menghambat pertumbuhan sel kanker dan tumor pada manusia.
Perlu diketahui bahwa kandungan karbohidrat mentimun sangat rendah yakni hanya sekitar 3 gram dalam 100 gram sajian, dilansir NutritionData. Rendahnya karbohidrat pada mentimun membuat buah ini baik untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes, mengingat makanan rendah karbohidrat efektif dalam mengelola diabetes tipe 1 dan 2.
Selain itu, indeks glikemik mentimun tergolong rendah yakni hanya 15. Indeks glikemik merupakan suatu nilai yang menunjukkan seberapa cepat karbohidrat makanan meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh.
Makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat meningkatkan kadar gula darah, karenanya penderita diabetes membutuhkan makanan dengan indeks glikemik rendah. Indeks glikemik rendah yakni bernilai kurang dari 55, sehingga mentimun termasuk dalam indeks glikemik rendah dan baik dikonsumsi penderita diabetes.
Sebuah studi dalam jurnal Bioimpacts tahun 2016 menemukan bahwa ekstrak dari mentimun bersifat protektif terhadap komplikasi diabetes, dan dipercaya dapat mengurangi stres oksidatif dan stres karbonil yang biasanya ditemui pada diabetes melitus. Namun perlu dicatat bahwa penelitian ini diujicobakan pada hewan, bukan manusia.
Mengutip Medical News Today dan Healthline, mentimun dipercaya mampu mendukung kesehatan kulit baik dengan mengaplikasikannya secara langsung maupun sebagai bahan pembuatan skincare.
Irisan mentimun yang langsung diaplikasikan ke kulit dapat membantu menyejukkan dan menenangkan kulit serta mengurangi pembengkakan dan iritasi. Selain itu, mentimun juga membantu mengurangi sengatan matahari (sunburn) dan mata bengkak (puffy eyes) pada pagi hari.
Itulah beberapa manfaat mentimun untuk kesehatan tubuh kita. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan, ya!