5 Makanan yang Harus Dihindari oleh Pasien Steatorrhea

Bisa memperburuk kondisi pasien steatorrhea, lho

Steatorrhea adalah kondisi terlalu banyak lemak pada feses. Feses berlemak berbeda dengan feses biasa. Feses berlemak cenderung lebih longgar, lebih berbau dan warnanya lebih pucat, seperti tanah liat, feses berlemak terkadang mengapung di air.

Steatorrhea adalah gejala dari banyak penyakit yang dapat memengaruhi berbagai organ dalam sistem pencernaan. Jika menderita steatorrhea dan tidak mengetahui penyebabnya, harus mencari pertolongan medis. Hal ini bisa disebabkan oleh kondisi serius yang memerlukan pengobatan.

Steatorrhea juga sering disebabkan karena mengonsumsi makanan berlemak. Dari semua penyebab utama steatorrhea, penderitanya harus menghindari makanan yang mengandung lemak tinggi seperti kelima makanan berikut ini!

1. Daging merah

5 Makanan yang Harus Dihindari oleh Pasien Steatorrheailustrasi daging merah (pixabay.com/Bru-nO)

Steatorrhea dapat terjadi jika sistem pencernaan tidak dapat memecah lemak dalam makanan secara efektif. Tubuh penderita mungkin juga tidak dapat menyerap beberapa nutrisi dari makanan dengan baik, termasuk lemak, vitamin, dan mineral. Dalam kasus lain, tubuhnya juga mungkin kekurangan senyawa yang diperlukan untuk kesehatan pencernaan.

Beberapa penyebab potensial steatorrhea lainnya meliputi intoleransi laktosa, penyakit kantung empedu, infeksi pada saluran pencernaan, kerusakan atau cedera pada usus, dan operasi bypass lambung.

Pengobatan steatorrhea tergantung pada penyebabnya. Bekerjasamalah dengan dokter untuk mendiagnosis dengan benar penyebab feses berlemak dan gejala yang menyertainya.

Jika steatorrhea dikaitkan dengan kondisi medis yang dapat diobati dengan pola makan, perubahan tambahan pada apa yang dimakan dan diminum dapat membantu. Misalnya, hindari makanan dan minuman yang mengandung laktosa jika menderita intoleransi laktosa. Jika menderita penyakit celiac, menghindari semua makanan dan minuman yang mengandung gluten sangat penting untuk membantu mengurangi gejala.

Jika steatorrhea bersifat jangka pendek dan disebabkan oleh makanan yang baru saja dimakan. Dilansir Very Well Health, cobalah hindari makanan dan camilan yang sangat tinggi lemak. Batasi daging merah, daging olahan, mentega, keju, krim, minyak kelapa dan sawit, makanan manis, serta makanan penutup.

Hindari makanan berserat tinggi. Meskipun serat memberikan banyak manfaat kesehatan, membatasi makanan dan suplemen berserat tinggi untuk sementara waktu dapat mengurangi gejala steatorrhea.

Disarankan bahwa setelah gejala membaik, penting untuk menambahkan kembali makanan berserat tinggi ke dalam pola makan sesuai toleransi. Batasi atau hindari alkohol, asupan alkohol berlebihan dapat memperburuk gejala steatorrhea.

Terkadang kombinasi perubahan pola makan, pengobatan, dan suplemen nutrisi diperlukan untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan steatorrhea.

Misalnya, penderita EPI perlu memastikan bahwa mereka mengonsumsi makanan yang sehat dan kaya nutrisi, mengonsumsi enzim pankreas setiap kali makan dan ngemil, serta mengonsumsi vitamin dan suplemen untuk memastikan mereka mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan.

2. Es krim

5 Makanan yang Harus Dihindari oleh Pasien Steatorrheailustrasi es krim (pixabay.com/wolfganggerth)

Lemak sering dianggap berbahaya atau tidak sehat, tapi itu tidak sepenuhnya akurat. Tubuh membutuhkan lemak untuk berfungsi, mendapatkan lemak sehat dalam makanan sangat penting untuk menjaga kulit, organ, dan sistem endokrin (bertanggung jawab untuk membuat dan mengelola hormon) agar bekerja dengan baik.

Namun, tidak semua lemak diciptakan sama. Ada empat jenis lemak, yaitu lemak tak jenuh tunggal, lemak tak jenuh ganda, lemak jenuh dan lemak trans. Setiap jenis lemak memiliki struktur yang sedikit berbeda.

Meskipun lemak dalam jumlah kecil biasanya tidak menjadi masalah, mengonsumsi lemak jenuh atau lemak trans dalam jumlah besar umumnya dianggap berdampak buruk bagi kesehatan terutama pencernaan serta kondisi yang terkait dengan pencernaan yaitu steatorrhea.

Jika ingin tubuh lebih sehat, menghindari lemak jenuh adalah langkah penting yang harus diambil. Dikutip dari WebMD, makanan tinggi lemak jenuh yang harus dihindari yaitu es krim. Satu sendok kecil saja atau setengah cangkir bisa mengandung 19 gram lemak (12 gram lemak jenuh) dan 300 kalori.

Steatorrhea yang berlangsung dalam jangka panjang dapat bertambah parah hingga menyebabkan malnutrisi dan dehidrasi. Gejala yang timbul pada kondisi ini yaitu kelelahan parah, nyeri dan lemah otot, demam, anemia, penyakit kulit, berat badan turun, gangguan penglihatan dan saraf, serta osteoporosis.

Baca Juga: Resep Sup Krim Ayam Jamur, Ide Menu Makan saat Sakit Tenggorokan

3. Kentang goreng

5 Makanan yang Harus Dihindari oleh Pasien Steatorrheailustrasi kentang goreng (pixabay.com/hansbenn)

Penting untuk memantau feses secara teratur dan berkonsultasi dengan ahli kesehatan jika melihat adanya perubahan yang tidak biasa. Secara keseluruhan, memperhatikan kadar lemak pada feses dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan.
  
Melakukan beberapa perubahan gaya hidup, seperti mengurangi asupan makanan berlemak, dapat membantu meringankan gejala steatorrhea. Kadar lemak feses yang tinggi dapat menyebabkan malnutrisi dan masalah kesehatan serius lainnya jika tidak ditangani.

Dilansir inSite Digestive Health Care, dalam hal mengurangi penyerapan lemak feses, yang terpenting adalah membatasi asupan makanan tinggi lemak, seperti kentang goreng dan makanan yang digoreng lainnya.

Kadar lemak feses yang tinggi dapat menyebabkan peradangan dan iritasi pada saluran pencernaan, yang menyebabkan diare, kembung, dan sakit perut.

Kasus-kasus ringan sering kali dapat diobati di rumah dengan istirahat dan pengobatan dasar. Pengobatan rumahan berikut dapat membantu jika menderita steatorrhea ringan seperti dengan minum air putih dan tetap terhidrasi.

Kurangi asupan serat makanan, kurangi asupan lemak makanan, berhenti merokok, kurangi asupan alkohol, kurangi asupan makanan yang mengandung kalium oksalat, obat antidiare (loperamide dan bismuth subsalicylate), dan pertimbangkan untuk mengonsumsi obat antasida.

Perbanyak asupan vitamin yang larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K, konsumsi juga lebih banyak vitamin B12, asam folat, magnesium, zat besi, dan kalsium.

Kasus steatorrhea yang parah mungkin memerlukan perawatan medis. Pilihan pengobatannya meliputi cairan IV (intravena) untuk menjaga pasien tetap terhidrasi dan mengembalikan elektrolit yang hilang, obat antidiare, PERT (terapi penggantian enzim pankreas), dan PPI (proton pump inhibitor).

Memasukkan makanan kaya serat seperti biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran juga dapat membantu. Selain itu, memastikan asupan air yang cukup dan menghindari minuman manis dapat membantu mengoptimalkan pencernaan.

4. Tuna

5 Makanan yang Harus Dihindari oleh Pasien Steatorrheailustrasi tuna (pexels.com/RDNEStockproject)

Feses sebagian besar terdiri dari air, bersama dengan serat, bakteri, protein, lendir, garam, lapisan sel, dan lemak. Steatorrhea terjadi ketika terdapat terlalu banyak lemak dalam feses, yang umumnya terjadi setelah makan makanan yang mengandung banyak lemak.

Kotoran berlemak juga bisa menjadi tanda malabsorpsi. Malabsorpsi dapat terjadi jika tubuh tidak mampu menyerap nutrisi dengan baik, atau produksi enzim dan empedu yang diperlukan untuk mencerna makanan tidak mencukupi.

Kondisi umum yang dapat menyebabkan malabsorpsi adalah fibrosis kistik, penyakit Whipple, penyakit Crohn, intoleransi laktosa, pankreatitis kronis, penyakit celiac, atresia bilier, kegagalan ginjal, gagal hati, penyakit Gaucher, penyakit Tay-Sachs. Kemudian, hipoparatiroid, kanker, operasi bypass lambung, amiloidosis, gagal jantung kongestif, diabetes, mengonsumsi obat kolesterol, infeksi HIV.

Penyebab yang mendasari feses berlemak harus didiagnosis untuk mengatasi kondisi tersebut. Steatorrhea yang parah atau kronis dapat menyebabkan malabsorpsi dan dehidrasi, tanda dan gejala dari steatorrhea adalah penurunan berat badan.

Kram perut, kotoran encer, kembung, kelelahan, sakit otot, gangguan pencernaan, anemia, demam, pertumbuhan terhambat (pada anak-anak), masalah penglihatan, masalah neurologis, osteoporosis. Kemudian, ruam kulit kering dan bersisik, mudah memar atau lebam yang membutuhkan waktu lama untuk sembuh.

Steatorrhea dapat terjadi setelah makan makanan tinggi lemak yang tidak dapat dicerna, kalium oksalat, dan serat. Melansir i Cliniq, makanan yang dapat menyebabkan masalah ini yaitu ikan berminyak, seperti tuna.

Untuk mengobati steatorrhea, penyebab utamanya harus diidentifikasi dan diobati. Karena malabsorpsi dapat disebabkan oleh banyak kemungkinan, penting untuk mendiagnosis penyebabnya. Jika makanan tertentu menjadi pemicunya, maka hal terbaik yang harus dilakukan adalah menghindarinya.

Jika feses mengambang, terlihat berminyak, berwarna pucat, berbau tidak sedap, dan gejala malabsorpsi lainnya, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Setelah mengambil riwayat kesehatan lengkap, dokter akan menyarankan untuk melakukan tes kualitatif, tes kuantitatif, tes D-Xylose, dan tes lainnya jika diperlukan seperti tes untuk memeriksa penyakit celiac, serta intoleransi laktosa.

5. Kacang mete

5 Makanan yang Harus Dihindari oleh Pasien Steatorrheailustrasi kacang mete (pixabay.com/martin_hetto)

Kacang sering kali menjadi camilan yang menggoda, kacang memiliki kandungan lemak yang tinggi sehingga tinggi juga energinya. Pada sebagian besar kacang-kacangan, kandungan utamanya adalah lemak tak jenuh.

Lemak tak jenuh ganda pada kacang kenari dan kacang pinus, atau lemak tak jenuh tunggal pada kacang almond, pistachio, pecan, dan hazelnut. Dikutip dari British Heart Foundation, kacang mete, kacang Brazil, dan kacang macadamia memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih tinggi. Terlalu banyak makanan ini dapat menyebabkan peningkatan lemak di feses, jadi makanlah hanya sesekali atau tidak sama sekali.

Pengecualiannya adalah kacang kastanya, kacang kastanya lebih rendah semua jenis lemaknya dan lebih tinggi karbohidrat bertepung dibandingkan dengan kacang-kacang lainnya.

Kemungkinan komplikasi steatorrhea disebabkan oleh penyakit serius yang mendasarinya yaitu anemia, kegagalan tumbuh kembang (bayi dan anak), infeksi yang sering terjadi, pertumbuhan anak terhambat, obstruksi usus, pecahnya dinding usus, nutrisi buruk, perlu mengangkat bagian saluran pencernaan melalui pembedahan.

Dapatkan pertolongan medis segera jika menderita steatorrhea parah atau kronis. Karena kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi parah, serangan jantung, dan kegagalan organ.

Steatorrhea tidak dapat sepenuhnya didiagnosis di rumah. Yang membantu yaitu hanya memperhatikan gejala steatorrhea. Untuk mencapai diagnosis klinis yang tepat, harus berkonsultasi dengan dokter.

Sebagian besar kasus ringan dapat diobati dengan aman di rumah. Namun, kasus yang parah atau kronis memerlukan perhatian medis untuk menentukan penyebab steatorrhea. Penyebabnya menentukan pengobatan yang tepat.

Lima makanan tersebut mengandung lemak yang cukup tinggi, mengonsumsinya hanya akan memperburuk keadaan pasien steatorrhea. Berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk membuat perancangan asupan makanan sehari-hari yang baik untuk kesehatan pencernaan adalah langkah yang tepat.

Baca Juga: Steatorrhea:  Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Tiya Ananta Photo Verified Writer Tiya Ananta

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ken Ameera

Berita Terkini Lainnya