5 Makanan yang Perlu Dihindari oleh Pasien Hiperkloremia

Karena makanan ini kandungan garam alaminya tinggi

Hiperkloremia adalah ketidakseimbangan elektrolit yang terjadi ketika terlalu banyak klorida dalam darah.

Klorida adalah elektrolit penting yang bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan asam basa (pH) dalam tubuh, mengatur cairan, dan mentransmisikan impuls saraf. Kisaran normal kadar klorida pada orang dewasa kira-kira antara 98 dan 107 miliekuivalen klorida per liter darah (mEq/L). Dikategorikan hiperkloremia jika kadar klorida di dalam darah melebihi 107 mEq/L.

Kelebihan klorida bisa berbahaya karena kaitannya dengan asam yang lebih tinggi dari normal dalam darah. Jika tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan batu ginjal, gagal ginjal, masalah jantung, masalah otot, masalah tulang, koma, hingga kematian.

Ada beberapa cara hiperkloremia dapat terjadi, yaitu karena penyakit ginjal kronis atau akut, asidosis ginjal atau metabolik (ketika ginjal tidak mengeliminasi dengan benar), dan dehidrasi. Namun, menurut laporan dalam Journal Essential Emergency Medicine tahun 2007, hiperkloremia yang paling sering terjadi yaitu akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi kandungan natrium (garam).

Perawatan yang tepat untuk hiperkloremia akan bergantung pada penyebabnya. Jika tubuh menerima terlalu banyak natrium, maka suplai natrium akan dihentikan sampai sembuh.

Pasien hiperkloremia harus mengetahui makanan apa saja yang mengandung natrium alami, karena apabila konsumsinya berlebihan akan membahayakan kesehatannya.

Berikut ini lima makanan yang mengandung garam alami dalam jumlah tinggi, yang sebaiknya dihindari oleh pasien hiperkloremia. Apa saja?

1. Telur

5 Makanan yang Perlu Dihindari oleh Pasien Hiperkloremiailustrasi telur (pexels.com/pixabay)

Makanan yang mengandung natrium identik dengan rasa asin. Akan tetapi, ada makanan secara alami tinggi kandungan natriumnya yang rasanya tidak asin.

Dilansir WeekAnd, telur cenderung mengandung natrium alami dalam jumlah tinggi. Satu telur berukuran besar bisa mengandung sebanyak 170 miligram natrium yang sebagian besarnya ditemukan di kuningnya.

Jadi, lebih baik hindari dulu mengonsumsi telur sampai dokter menyatakan kadar klorida di dalam darah yang tinggi sudah kembali normal. Peningkatan kadar klorida darah bukanlah fenomena normal, tetapi terkait dengan keasaman yang tinggi dalam darah. Jika tidak ditangani tepat waktu, pasien dapat menghadapi masalah kesehatan yang serius sepertu batu ginjal, cedera pada ginjal yang lebih sulit untuk pulih, menyebabkan gangguan fungsi ginjal (gagal ginjal).

Masalah kardiovaskular, masalah otot, tulang, dan pingsan yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Bahkan, kelebihan klorida dalam darah bisa berakibat fatal menyebabkan kematian.

2. Artichoke

5 Makanan yang Perlu Dihindari oleh Pasien Hiperkloremiailustrasi artichoke (pixabay.com/famend)

Mungkin sebagian besar orang masih asing dengan artichoke karena jenis sayur ini tidak umum dalam masakan Tanah Air. Artichoke merupakan tanaman yang masuk ke dalam kelompok thistle yang berasal dari kawasan Mediterania.

Biasanya, artichoke dikonsumsi sebagai sayuran. Namun, kadang ada juga yang mengonsumsinya sebagai obat herbal. Artichoke memiliki rasa yang sedikit pedas, sedikit pahit, dan teksturnya mirip rebung.

Dikutip dari TheDailyMeal, artichoke memiliki kandungan natrium yang cukup tinggi, yaitu sekitar 150 miligram natrium.

3. Keju parmesan

5 Makanan yang Perlu Dihindari oleh Pasien Hiperkloremiailustrasi keju parmesan (pixabay.com/Waldrebell)

Menurut laporan dalam Journal of Dairy Science tahun 2011, keju tinggi kandungan natriumnya. Jenis keju dengan natrium yang paling tinggi (980 hingga 1.375 miligram natrium/100 gram keju) yaitu keju parmesan.

Kandungan yang paling harus diperhatikan dalam keju adalah natrium. Natrium harus dibatasi dalam pola makan pasien hiperkloremia karena juga dapat menyebabkan penyakit jantung. Kandungan natrium dalam keju ini sangat bervariasi.

Walaupun ada keju yang kandungan natriumnya rendah, tetapi berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi merupakan langkah yang paling tepat. Baca label fakta gizi untuk memastikan makanan yang dibeli rendah kandungan natriumnya.

Baca Juga: 7 Bahaya Konsumsi Garam Terlalu Banyak, Awasi Pola Makan

4. Ham

5 Makanan yang Perlu Dihindari oleh Pasien Hiperkloremiailustrasi ham (pixabay.com/hans)

Natrium tidak selalu buruk karena tubuh memerlukannya dalam jumlah cukup agar otot dan saraf bekerja dengan baik. Tubuh juga menggunakan natrium untuk mengontrol tekanan darah, volume darah, dan keseimbangan cairan secara keseluruhan.

Akan tetapi, jika asupan natrum dari makanan dan minuman terlalu banyak, ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti hiperkloremia, yang menyebabkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan kehilangan mineral kalsium.

Dilansir Live Strong, ham termasuk makanan yang mengandung natrium alami paling banyak di antara makanan lainnya. Kandungan natrium pada 3 ons ham yaitu 1.059 miligram.

Dokter merekomendasikan agar pasien hiperkloremia membatasi asupan natrium harian mereka, bahkan jika kondisinya sudah parah konsumsinya harus dihentikan sampai dokter menyatakan pasien sudah pulih.

5. Buah zaitun

5 Makanan yang Perlu Dihindari oleh Pasien Hiperkloremiailustrasi buah zaitun (pexels.com/PolinaTankilevitch)

Makanan sehat seperti buah-buahan adalah sumber natrium alami, meskipun kadarnya tidak sebanding dengan yang ditemukan dalam makanan olahan. Dikutip dari MyFoodData, buah zaitun dibandingkan dengan buah yang lainnya dalam 15 gram mengandung sekitar 233,4 miligram natrium.

Untuk pasien hiperkloremia yang ingin mengonsumsi buah-buahan, sebaiknya konsultasikan dan pastikan dalam pengawasan dokter. Karena, setiap invidu yang terkena penyakit ini memiliki ketahanan tubuh yang berbeda-beda.

Mewaspadai gejala hiperkloremia

Hiperkloremia memiliki beberapa gejala termasuk kelelahan, kelemahan otot, rasa haus yang berlebihan, selaput lendir kering, dan tekanan darah tinggi. Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala hiperkloremia yang jelas. Kondisi tersebut bahkan terkadang tidak disadari hingga dilakukan tes darah rutin.

Untuk mengetahui konsentrasi klorida dalam darah, seseorang harus melakukan tes klorida darah (dilakukan pada plasma atau serum). Sebelum melakukan tes ini, harus berpuasa karena konsentrasi klorida dapat menurun setelah makan sehingga membuat hasil tes menjadi tidak akurat. Klorida darah yang meningkat merupakan tanda bahwa tubuh memiliki masalah kesehatan.

Pengobatan spesifik untuk gangguan elektrolit darah klorida ini tergantung pada jenis elektrolit yang terganggu dan jenis gangguan yang dialami.

Itulah lima makanan yang perlu dihindari oleh pasien hiperkloremia. Memilih makanan yang tepat membantu mencegah kenaikan klorida terus-menerus yang bisa membahayakan kesehatan.

Baca Juga: Kadar Natrium pada 7 Jenis Keju, Mana yang Paling Tinggi?

Tiya Ananta Photo Verified Writer Tiya Ananta

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya