ilustrasi perempuan sedang galau. (pexels.com/Ivan samkov)
American Journal of Clinical Nutrition mengaitkan asupan soda dengan kandungan progesteron pada perempuan. Penelitian tersebut menunjukkan perempuan yang minum soda dengan gula, bukan soda diet, memiliki kadar hormon estrogen lebih tinggi.
Uniknya, mengonsumsi gula dari buah-buahan tidak memberikan efek serupa. Artinya, kandungan dalam soda bisa berdampak bagi kesehatan reproduksi perempuan.
Artikel penjelasan peneliti studi Christy Porucznik, PhD, MSPH yang dimuat dalam Healthcare Utah menyebutkan, konsumsi soda mang tidak menyebabkan perubahan hormon secara langsung. Soda tidak serta merta membuat seseorang berhenti ovulasi. Namun, adanya peningkatan progesteron memicu pertanyaan, bagaimana dengan efek samping jangka panjangnya.
Porucznik juga menjelaskan bahwa minum soda mungkin merupakan variabel sementara dan sulit diukur. Namun, hasil dari penelitian ini sebagai tanda bahaya yang patut diperhatikan.
Dalam jangka panjang, ada potensi minum soda bisa mencegah kehamilan. Namun, pengaruh negatifnya bukan hanya pada kemampuan reproduksi, tetapi juga memicu gangguan kesehatan secara keseluruhan. Jadi, konsumsi soda dengan bijak, ya!