Kesehatan Mental Memengaruhi Produktivitas Karyawan

Nilai produktivitas bisa hilang hingga USD 1 triliun

Hari Kesehatan Mental Sedunia dirayakan pada 10 Oktober setiap tahunnya. Seperti yang kita ketahui, kesehatan mental menjadi cukup familier di kalangan masyarakat. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai macam hal dan salah satunya terkait pekerjaan.

Procter & Gamble (P&G) Indonesia perkuat komitmennya dalam mendukung kesehatan mental di lingkungan kerja. Perusahaan tersebut menyebut bahwa kondisi kesehatan karyawan menjadi prioritas mereka karena ada value yang bisa diraih melalui aksi ini.

1. 19 juta penduduk mengalami gangguan mental emosional

Kesehatan Mental Memengaruhi Produktivitas KaryawanTalissa Carmelia, M.Psi., Clinical Psychologist, Personal Growth. (IDN Times/Misrohatun)

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, lebih dari 19 juta penduduk usia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, sementara lebih dari 12 juta orang di usia yang sama mengalami depresi.

Dalam acara "Hari Kesehatan Mental Se-Dunia: Pentingnya Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja dalam Menjaga Produktivitas dan Kesejahteraan Pekerja", dijelaskan oleh Talissa Carmelia, M.Psi., Clinical Psychologist, Personal Growth, bahwa isu mental health tengah menjadi perbincangan. Namun, terkadang ada yang terlalu bersemangat untuk melakukan diagnosis terhadap dirinya sendiri. Padahal, itu harus dilakukan oleh profesional kesehatan mental karena sifatnya yang berbahaya.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa gangguan kesehatan mental kerap terjadi di tempat kerja seperti tingkat stres yang tinggi, kecemasan berlebihan, juga depresi. Keadaan ini berpotensi memengaruhi performa serta kapabilitas karyawan, yang pada akhirnya dapat mengganggu produktivitas.

2. Nilai produktivitas yang hilang mencapai USD 1 triliun

Kesehatan Mental Memengaruhi Produktivitas Karyawanilustrasi karyawan (unsplash.com/Icons8 Team)

Studi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2019 menyatakan bahwa secara global, depresi dan kecemasan dapat menyebabkan perusahaan kehilangan USD 1 triliun dalam bentuk produktivitas.

Oleh sebab, itu perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat ini mengambil langkah proaktif dalam menyusun beragam inisiatif yang dapat menunjang kesehatan mental karyawannya, menurut dr. Dian Milasari, Medical Director for AMA East P&G.

"Kami berkomitmen untuk menerapkan upaya-upaya dalam menjaga kondisi dan kesehatan mental karyawan di lingkungan kerja. Upaya ini mencakup program-program, sumber daya, dan lingkungan yang mendukung kesejahteraan fisik dan mental," ujarnya pada Selasa (10/10/2023).

Baca Juga: Studi: Manfaat Lari untuk Kesehatan Mental Mirip Antidepresan

3. Upaya perusahaan dalam menjaga kesehatan mental

Kesehatan Mental Memengaruhi Produktivitas KaryawanP&G gelar diskusi dengan topik kesehatan mental di lingkungan kerja. (IDN Times/Misrohatun)

Perusahaan memiliki program utama dan program pendukung untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan memengaruhi keberlanjutan bisnis.

Program utama

  • P&G membentuk tim profesional yang dapat memberikan panduan untuk setiap kondisi kesehatan, baik fisik maupun mental karyawan. Tim profesional tersebut meliputi Employee Assistance Program (EAP), merupakan layanan psikologi profesional untuk dukungan kesehatan mental dan tim medis internal seperti dokter dan perawat.
  • Mental Health First-Aiders/Healthy Mind Champion, merupakan karyawan yang sudah dilatih dan disertifikasi oleh lembaga Singapore Red Cross Academy untuk membantu para karyawan lainnya dalam mendeteksi dan mengidentifikasi pekerja yang kemungkinan memiliki tanda-tanda awal masalah kesehatan mental, lalu melakukan pendekatan dan mengarahkan mereka ke layanan kesehatan mental profesional untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.
  • Vibrant Living, inisiatif P&G untuk menginspirasi dan membantu para karyawan menjalankan hidup yang lebih sehat, positif dan bersemangat lewat program kebugaran fisik, membeli peralatan olahraga, program pengembangan diri, serta berbagai acara atau pelatihan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pengembangan diri karyawan.
  • Capability Building for Managers on Wellbeing Conversation akan digunakan untuk mengembangkan kemampuan para manajer dan pemimpin tim dalam menavigasi percakapan dan menjaga kesejahteraan serta kesehatan mental dengan anggota tim mereka.
  • Pause and Recharge Week adalah program yang berlangsung selama satu minggu pada setiap triwulan yang akan memberikan waktu kepada karyawan agar dapat melakukan hal-hal yang dapat memulihkan energi secara mental dan fisik.

Program pendukung

  • Wonder mommies, merupakan sarana bagi ibu pekerja bisa berbagi informasi dan mendapatkan edukasi dari pakar.
  • Extended Parental Leave, yang mana perempuan bisa mendapatkan cuti selama 3,5 bulan yang bisa ditambah 3 bulan jika dibutuhkan saat melahirkan. Perusahaan juga memberikan hak cuti kepada karyawan laki-laki selama 2 bulan untuk mendukung istri pada masa krusial pasca melahirkan.
  • Karyawan bisa menjaga keseimbangan kesehatan fisik dengan mengikuti program Sports Club sesuai minat, yang mana perusahaan akan memberikan dana operasional untuk setiap klub olahraga yang aktif, seperti bulu tangkis, futsal, basket, tenis, dan sebagainya.

Ke depannya, P&G akan terus berupaya untuk berinovasi dalam mendesain program-program dan langkah tepat dalam mendukung kesehatan dan kesejahteraan karyawan. P&G juga mengajak para perusahaan dan karyawan untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif.

Baca Juga: Mental Disorder Vs Mental Illness, Kenali Perbedaannya

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya