Tren Jarang Keramas di TikTok, Berbahaya atau Bermanfaat?

Malah bisa mengganggu kesehatan rambut

Baru-baru ini di TikTok tengah menjadi tren "hair training" yang mana para influencer menyarankan pengikutnya untuk tidak keramas dalam jangka waktu lama, bahkan hingga berminggu-minggu. Cara ini diklaim akan memperbaiki kondisi rambut dan kulit kepala.

Sayangnya, tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut. Para ahli mengatakan hal sebaliknya, bahwa tren tersebut bisa menyebabkan penipisan rambut, rambut rontok, dan masalah pada kulit kepala.

1. Apa itu hair training?

Tren Jarang Keramas di TikTok, Berbahaya atau Bermanfaat?ilustrasi sampo (unsplash.com/Mathilde Langevin)

Hair training dimaksudkan untuk melatih rambut dan kulit kepala agar terbiasa pada pencucian yang seminimal mungkin. Para pengikutnya yakin bahwa bahan kimia seperti sulfat yang terdapat dalam banyak produk perawatan rambut dapat mengeringkan helai rambut.

Kondisi tersebut dipercaya dapat mengurangi produksi minyak alami dengan volume berlebih. Dengan hair training, ini akan melatih rambut dan kulit kepala kembali ke kondisi alami dan sehat. Periode pencucian dimulai dari seminggu sekali, kemudian bertahap menjadi 30 hari.

Sayangnya, apabila rambut tidak dibersihkan secara teratur, ini malah bisa menumpuk minyak, kotoran, dan polutan, yang dapat memicu pengelupasan, gatal, iritasi dan peradangan yang akhirnya dapat menyebabkan rambut rontok (International Journal of Trichology, 2018).

Studi menunjukkan bahwa frekuensi keramas yang rendah dikaitkan dengan peningkatan risiko rambut rontok (Skin Appendage Disorders, 2021).

Baca Juga: 4 Potensi Manfaat Air Rosemary untuk Rambut

2. Tips menjaga kesehatan rambut

Tren Jarang Keramas di TikTok, Berbahaya atau Bermanfaat?ilustrasi rambut sehat (unplash.com/@taylor_smith)

Seberapa sering keramas mungkin tergantung pada setiap orang karena kotoran dan minyak pada masing-masing orang bisa berbeda. Caramu mencuci rambut dan produk yang digunakan akan membantu menjaga rambut halus dan berkilau.

Ikuti tips sederhana ini untuk menjaga kesehatan rambut, mengutip dari laman American Academy of Dermatology Association:

1. Seberapa sering mencuci rambut bergantung pada level minyak di kepala.

  • Jika kulit kepala berminyak, kamu mungkin perlu keramas sesering mungkin, misal sekali sehari.
  • Untuk rambut yang dirawat secara kimia, keadaannya mungkin lebih kering. Sebaiknya kurangi frekuensi keramas.
  • Seiring bertambahnya usia, kulit kepala menghasilkan lebih sedikit minyak. Jadi kamu mungkin tidak perlu keramas terlalu sering. Namun, jika melihat serpihan di rambut, artinya kamu mungkin kurang keramas. Itu bisa menandakan ketombe atau masalah kulit kepala lainnya.

2. Saat mencuci rambut, fokuskan untuk membersihkan kulit kepala terlebih dahulu dibandingkan mencuci seluruh rambut. Mencuci rambut hanya membuatnya menjadi kusut, kusam dan kasar.

3. Sebaiknya gunakan kondisioner, kecuali menggunakan sampo 2-in-1, untuk membersihkan dan memelihara rambut. Menggunakan kondisioner bisa secara signifikan memperbaiki tampilan rambut rusak dengan meningkatkan kilau, mengurangi rambut berdiri, meningkatkan kekuatannya dan menawarkan perlindungan dari sinar UV.

4. Kondisioner dapat membuat rambut halus terlihat lepek. Oleh sebab itu, kondisioner hanya boleh digunakan pada ujung rambut, bukan pada kulit kepala atau seluruh helai rambut.

5. Pilih sampo dan kondisioner yang diformulasikan khusus untuk jenis rambut. Misalnya, jika kamu mewarnai rambut, gunakan produk yang dirancang untuk rambut yang diwarnai. Jika rambut rusak atau dirawat secara kimia, pertimbangkan sampo 2-in-1. Terlepas dari harganya, banyak merek sampo dan kondisioner memberikan manfaat yang sama.

6. Lindungi rambut dari efek klorin yang merusak dengan membasahi dan melindungi rambut sebelum berenang. Kenakan topi renang yang ketat dan gunakan sampo perenang serta kondisioner yang diformulasikan khusus setelah berenang untuk menggantikan kelembapan yang hilang.

3. Dampak berhenti keramas

Tren Jarang Keramas di TikTok, Berbahaya atau Bermanfaat?ilustrasi ketombe (freepik.com/freepik)

Dilansir Health Shots, inilah yang bisa terjadi kalau kamu berhenti keramas:

Folikulitis

Kalau kamu tipe orang yang banyak berkeringat atau memiliki rutinitas olahraga, folikulitis bisa terjadi. Tidak mencuci rambut dapat menyebabkan sekresi kelenjar sebaseus yang dapat menyebabkan infeksi pada folikel rambut. Pada orang yang berketombe, ketombe cenderung bercampur dengan sekresi sebaseus, sehingga meningkatkan risiko folikulitis.

Ketombe

Saat mencuci rambut, kulit kepala juga akan terkelupas. Ini menghilangkan kulit mati dari permukaan. Tidak keramas secara teratur dapat membuat kulit kepala tidak terkelupas dan berujung pada ketombe. Ini akan membuat kamu merasa gatal dan juga bisa menimbulkan ruam di kulit kepala.

Rambut rontok

Rambut yang tidak dicuci secara rutin akan menyebabkan rambut rontok, gatal dan perubahan tekstur. Saat keramas, kulit kepala juga mendapat nutrisi karena adanya peningkatan suplai oksigen.

Minyak berlebih dan kulit kepala berminyak

Kalau jarang keramas, minyak akan menumpuk di permukaan kulit kepala. Terlalu banyak minyak dapat menyebabkan rasa berminyak, memungkinkan tumbuhnya jamur dan bakteri sehingga menyebabkan ketombe dan kondisi kulit kepala lainnya. Rutin keramas dapat membantu mencegah masalah ini.

Rambut rusak

Ketombe dan kulit kepala berminyak dapat menyebabkan kerusakan rambut. Rutinitas harian, polusi, dan penggunaan berbagai produk pada kulit kepala dapat menyebabkan penumpukan sehingga melahirkan banyak masalah. Rambut yang tidak dicuci secara teratur bisa menyebabkan rambut patah dan rapuh.

Jerawat

Kulit kepala yang kotor menyebabkan keluarnya cairan berminyak yang berujung pada munculnya jerawat. Area utama yang terkena adalah dahi, garis rambut, lengan atas, dan punggung.

Dermatitis seboroik

Walaupun belum diketahui pasti penyebabkan, tetapi dermatitis seboroik bisa memburuk dengan kulit kepala yang jarang dibersihkan. Kondisi ini menyebabkan keropeng di kulit kepala, umumnya sangat gatal dan membuat kulit kepala menjadi merah.

Hair training yang menjadi tren di TikTok tidak akan memberikan dampak positif pada rambut. Selain dapat merusak kesehatannya, tren tersebut juga dapat membuat rambut terlihat kotor dan bau.

Baca Juga: Memijat Kepala Bisa Bantu Pertumbuhan Rambut, Apa Benar?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya