Seperti Apa Kondisi Mental Tentara dan Veteran Perang?

Banyak yang mengalami depresi dan PTSD

Selama ini, tentara digambarkan sebagai sosok yang kuat, tangguh, dan gagah berani. Mereka sering ditugaskan ke zona konflik yang berisiko merenggut nyawanya. Penugasan berbahaya itu juga membuatnya jauh dari keluarga selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Akan tetapi, kondisi psikologis tentara dan veteran perang sangat jarang dibahas. Benarkah banyak di antara mereka yang mengalami trauma?

1. Tidak sedikit yang mengalami gangguan stres pascatrauma

Seperti Apa Kondisi Mental Tentara dan Veteran Perang?ilustrasi trauma (unsplash.com/Adrian Swancar)

Berdasarkan buku berjudul Veteran and Military Mental Health Issues yang diterbitkan tahun 2021 menjelaskan bahwa sekitar 14–16 persen tentara yang dikerahkan ke Afghanistan dan Irak memiliki gangguan stres pascatrauma (PTSD) atau post-traumatic stress disorder dan depresi.

PTSD paling banyak dialami oleh korban bencana dan orang yang terpapar perang, tetapi sebenarnya bisa memengaruhi siapa saja. Termasuk orang yang selamat dari peristiwa traumatis seperti penyerangan, pemerkosaan, teror, dan kecelakaan.

Orang dengan PTSD mungkin mengalami mimpi buruk tentang trauma masa lalu, kilas balik (flashback), dan pikiran yang mengganggu. Ini menyebabkan kewaspadaan berlebihan, kesulitan tidur, dan menghindari mengingat memori tertentu.

2. Sebagian ada yang mengalami depresi

Seperti Apa Kondisi Mental Tentara dan Veteran Perang?ilustrasi depresi (pexels.com/Ron Lach)

Masih mengutip penelitian yang sama, menunjukkan bahwa 9 persen dari semua janji temu di fasilitas kesehatan militer terkait dengan depresi. Lingkungan militer erat kaitannya dengan pengembangan depresi.

Depresi itu bisa terbentuk karena stres akibat pertempuran, berpisah dari orang yang dicintai, serta melihat diri sendiri dan orang lain dalam bahaya. Semua itu meningkatkan risiko depresi pada tentara yang masih aktif maupun veteran.

Selain itu, terjadi peningkatan kasus depresi pada anggota militer sebelum dan sesudah ditempatkan di Afghanistan atau Irak. Dari yang awalnya hanya 11,4 persen menjadi 15 persen.

3. Bahkan, ada yang memutuskan bunuh diri

Seperti Apa Kondisi Mental Tentara dan Veteran Perang?ilustrasi orang meninggal (pixabay.com/soumen82hazra)

Berdasarkan penelitian yang melibatkan 27 negara bagian di Amerika Serikat (AS) mencatat bahwa 17,8 persen dari seluruh kasus bunuh diri dilakukan oleh para veteran. Mengutip U.S. Department of Veterans Affairs, tingkat bunuh diri pada veteran 1,5 kali lebih besar daripada non-veteran.

Ternyata, risiko bunuh diri itu meningkat secara signifikan selama tahun pertama mereka di luar militer. Dilansir American Addiction Centers, banyak veteran yang mengidap perilaku merusak diri sendiri, peningkatan konsumsi alkohol, penyalahgunaan zat terlarang, serta merasakan tidak memiliki alasan untuk hidup.

Kasus bunuh diri jumlahnya lebih tinggi di kalangan veteran yang lebih tua. Berdasarkan data di tahun 2016, sekitar 58 persen dari seluruh veteran yang melakukan bunuh diri berusia 55 tahun atau lebih.

Baca Juga: Gejala Depresi Tiga Kali Lebih Tinggi selama Lockdown, Ini Alasannya

4. Ada yang melarikan masalahnya ke alkohol dan narkoba

Seperti Apa Kondisi Mental Tentara dan Veteran Perang?ilustrasi obat-obatan terlarang (canu.gov.gy)

Masih banyak yang menganggap bahwa masalah mental adalah pertanda kelemahan dan enggan untuk mencari pertolongan profesional. Menurut studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Public Health tahun 2007, banyak stigma yang menyebut tentara yang menderita gejala kejiwaan sebagai pengecut.

Akhirnya, sebagian dari mereka melarikan masalahnya ke alkohol dan zat terlarang. Pada kalangan anggota militer aktif dan veteran di AS, alkohol umum dikonsumsi untuk menghilangkan stres dan bersosialisasi.

Padahal, menurut studi pada personel militer, sekitar 20 persen kematian karena perilaku berisiko tinggi dipicu oleh alkohol dan penggunaan narkoba. Salah satu penyebab kematian adalah mengemudi di bawah pengaruh alkohol.

5. Banyak yang mengalami cedera otak traumatis

Seperti Apa Kondisi Mental Tentara dan Veteran Perang?ilustrasi cedera otak (cdc.gov)

Berdasarkan data dari U.S Department of Defense, lebih dari 313.816 anggota militer mengalami cedera otak traumatis karena latihan dan pertempuran. Sebanyak 83,5 persen dikategorikan ringan, 7,5 persen sedang, dan 0,5 persen berat.

Mengutip Psychology Today, sebagian penderita cedera otak traumatis bergelut dengan depresi, kecemasan, dan gangguan tidur. Orang yang mengalami cedera otak berulang berisiko mengalami ensefalopati traumatik kronis.

Ini adalah gangguan neurodegeneratif yang dikaitkan dengan kecemasan, depresi, perubahan dalam memori dan kontrol impuls, serta pikiran atau perilaku untuk bunuh diri.

Nah, itulah gambaran kondisi mental yang dialami oleh sebagian tentara aktif maupun veteran. Tak perlu malu atau gengsi untuk berkonsultasi pada psikolog atau psikiater. Bukankah kesehatan mental sama pentingnya dengan kebugaran fisik?

Baca Juga: 8 Dampak Perang pada Anak-anak, Mentalnya Terguncang!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya