Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pembelian Obat Masalah Pencernaan Meningkat, Khususnya Pekan Idulfitri

ilustrasi perut kembung (pexels.com/Polina Zimmerman)
Intinya sih...
  • Menurut data dari platform Halodoc, pembelian obat terkait pencernaan meningkat, terutama saat pekan Idulfitri.
  • Kenaikan jumlah pembelian obat yang terkait dengan kolesterol juga meningkat. Hal ini mungkin berkaitan dengan makanan khas Lebaran yang didominasi oleh santan.
  • Disarankan untuk mengonsumsi makanan kaya akan serat seperti biji-bijian, sayuran, kacang-kacangan, dan buah-buahan. Batasi asupan makanan berlemak dan gula berlebih untuk menghindari gangguan pencernaan.

Pembelian obat masalah pencernaan meningkat sebesar 12 persen selama pekan Idulfitri, dibandingkan dengan rata-rata tahunan, menurut data dari Halodoc Health & Wellness Insight 2025.

Sementara mitra dokter spesialis Halodoc, dr. Nur Aini Hanifiah, SpPD, menjelaskan bahwa masalah kesehatan terkait gangguan pencernaan seperti kembung, mual, nyeri ulu hati, heartburn, dan sembelit sering kali meningkat selama Ramadan dibandingkan bulan lainnya.

“Hal ini dipengaruhi oleh pola makan tinggi karbohidrat dan gula, konsumsi makanan dalam jumlah besar secara tiba-tiba, serta kurangnya kualitas tidur,” ujarnya dalam Webinar Ramadan #SehatTanpaCobaan: Tips Menjaga Kesehatan Pencernaan & Metabolik bersama Halodoc, pada Senin (24/03/2025).

Masalah pencernaan pada awal puasa

Konsultasi secara offline di rumah sakit maupun di klinik menemukan bahwa masalah Ramadan, terutama pada saat 10 hari pertama, meningkat drastis terkait masalah pencernaan. Paling sering yakni dispepsia.

"Dispepsia itu sebenarnya kalau bahasa awamnya adalah gejala campuran yang menyebabkan tidak nyaman dari masalah lambung. Makanya pada saat 10 hari pertama, studi mengatakan bahwa kembung, mual, dan nyeri ulu hati jadi masalah yang paling sering ditemukan pada saat kita praktik di klinik," dr. Aini mengatakan.

Hal ini terjadi karena pada awalnya kita menahan lapar saat puasa, kemudian kala berbuka, konsumsi makanan langsung tidak terkendali. Padahal selama jam puasa, kondisi pencernaan sedang beristirahat. Seharusnya tidak makan terlalu banyak saat berbuka agar gejala-gejala di atas tidak muncul.

Setelah 10 hari kedua Ramadan, gejala itu mungkin sudah tidak lagi muncul karena tubuh yang mulai sudah bisa beradaptasi dan kontrol makan yang sudah diberlakukan.

Antisipasi masyarakat saat Lebaran

ilustrasi minum obat (freepik.com/prostooleh)

Dari data yang ada di platform Halodoc, pembelian obat terkait pencernaan meningkat, terutama saat pekan Idulfitri. Data ini dibandingkan dengan rata-rata tahunan dari 2022 sampai tahun 2024.

Kenaikan jumlah pembelian obat yang terkait dengan kolesterol meningkat lebih tinggi, sampai 15 persen. Hal ini mungkin berkaitan dengan makanan khas Lebaran yang didominasi oleh santan.

"Satu sisi masyarakat sudah mulai melakukan antisipasi. Jadi tetap makan, tapi habis itu langsung diantisipasi sebelum bermasalah lebih banyak dengan mengkonsumsi obat kolesterol," kata Chief Marketing Officer Halodoc, Fibriyani Elastria.

Sementara itu, dr. Aini menambahkan bahwa gangguan metabolik dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi akibat ketidakseimbangan kadar kolesterol dalam tubuh. Oleh karena itu, dia merekomendasikan masyarakat untuk melakukan medical check-up secara berkala guna mengetahui kondisi kesehatan mereka saat ini. Dengan begitu, langkah pencegahan atau pengobatan yang tepat dapat segera dilakukan untuk menjaga kesehatan dan mengatasi gejala yang muncul.

Konsumsi makanan tinggi serat

Lebih lanjut, dr. Aini memberikan tips untuk menjaga kesehatan pencernaan selama Ramadan. Disarankan untuk mengonsumsi makanan kaya akan serat seperti biji-bijian, sayuran, kacang-kacangan, dan buah-buahan. Batasi asupan makanan berlemak dan gula berlebih saat sahur dan berbuka untuk menghindari gangguan pencernaan.

Dianjurkan bagi orang sehat yang tidak punya kolesterol tinggi, konsumsi minyak hanya dua sendok makan. Makan gorengan atau yang mengandung lemak tinggi harus dibatasi. 

Saat Idulfitri, yang mana kue Lebaran yang manis sering kali disajikan, sebaiknya dibatasi karena anjuran konsumsi gula hanya dua sendok makan per hari.

Juga, pastikan untuk menjaga hidrasi, hindari makan berlebihan, dan tetap aktif secara fisik demi menjaga kesehatan metabolisme.

“Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan minum air putih yang cukup, serta hindari makan berlebihan saat berbuka agar sistem pencernaan tidak terbebani. Selain itu, tetap aktif dengan melakukan aktivitas ringan seperti berjalan kaki selama 30 menit dan pastikan tidur cukup, minimal 7–8 jam per malam, agar metabolisme tetap optimal,” jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Misrohatun H
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us