Stres bisa terjadi akibat banyak hal, seperti menumpuknya pekerjaan, atasan yang terlalu menuntut, tuntutan dari orang tua, konflik dengan pasangan, masalah finansial, dan masih banyak.
Penelitian menemukan bahwa stres berlebih dapat meningkatkan kadar kortisol, hormon yang berkontribusi pada berbagai efek buruk stres, seperti gangguan tidur, berat badan naik, diabetes tipe 2, dan tekanan darah tinggi.
Beberapa penelitian pun menemukan bahwa kadar kortisol pada orang-orang yang bahagia ditemukan lebih rendah.
Sebuah penelitian dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America tahun 2005 meneliti sejumlah 200 partisipan dewasa yang diberikan serangkaian tugas berbasis laboratorium yang penuh tekanan. Dari situ, kadar kortisol pada individu yang paling bahagia 32 persen lebih rendah ketimbang orang-orang yang tidak bahagia.
Efek tersebut tampaknya bertahan dari waktu ke waktu. Ketika tim peneliti menindaklanjuti partisipan tersebut 3 tahun kemudian, ada perbedaan sebanyak 20 persen pada level kortisol antara orang-orang yang paling bahagia dan orang-orang yang kurang bahagia.