4 Perbedaan Hyrox dan CrossFit, Mana yang Cocok untuk Latihanmu?

Intinya sih...
Hyrox dan CrossFit memiliki perbedaan durasi latihan yang mempengaruhi strategi dan persiapan peserta.
Fokus latihan Hyrox lebih pada endurance, efisiensi gerakan, sementara CrossFit mencakup kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, teknik, dan koordinasi.
Hyrox lebih mudah diakses oleh pemula dengan gerakan yang dirancang agar mudah dilakukan tanpa pengalaman olahraga tingkat lanut. Sementara CrossFit menuntut peserta untuk menguasai banyak aspek kebugaran sekaligus.
Belakangan, dua jenis olahraga yang sedang populer dan menarik perhatian adalah Hyrox dan CrossFit. Keduanya sering disebut-sebut sebagai olahraga fungsional yang mampu meningkatkan kebugaran tubuh secara menyeluruh. Namun, jika ditelusuri lebih dalam, perbedaan Hyrox dan CrossFit terlihat sangat mencolok untuk diperhatikan, mulai dari struktur latihan, jenis kompetisi, durasi, hingga keterampilan yang dibutuhkan.
Keduanya memiliki keunikan dan tantangan tersendiri. Hyrox menawarkan format kompetisi yang terstandar dan bisa diprediksi, sedangkan CrossFit dikenal dengan keragaman gerakan serta penuh dengan kejutan. Perbedaan ini membuat pengalaman latihan dan hasil pengembangan fisik dari kedua cabang ini cukup berbeda. Oleh karena itu, pentingnya untuk memahami karakteristik masing-masing sebelum memilih mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan kebugaran. Nah, agar kamu gak bingung lagi, simak dulu empat perbedaan Hyrox dan CrossFit berikut ini.
1. Segi durasi latihan
Perbedaan ini tidak hanya berpengaruh pada cara latihan, tetapi juga menentukan strategi dan persiapan peserta. Hyrox adalah kompetisi kebugaran yang memiliki struktur event yang terstandar. Setiap peserta akan menjalani format yang sama, yaitu lari 1 kilometer diikuti oleh 1 latihan functional fitness, dan ini diulang sebanyak 8 kali. Totalnya menjadi 8 km lari dan 8 tantangan workout. Durasi penyelesaian event ini biasanya berkisar antara 60 hingga 90 menit, tergantung pada tingkat kebugaran masing-masing peserta. Hal ini membuat Hyrox terasa seperti maraton versi gym yang stabil dan fokus pada konsistensi.
Sebaliknya, CrossFit memiliki pendekatan yang sangat berbeda. Durasi event dalam CrossFit sangat bervariasi tergantung pada jenis WOD atau workout of the Day dan jenis kompetisi yang sedang berlangsung. Ada latihan singkat yang hanya memakan waktu 10 menit, seperti sprint workout dan benchmark workout of the day tertentu. Hal ini membuat olahraga CrossFit sangat dinamis, tak terduga, dan menguji berbagai aspek kebugaran dalam waktu yang sangat bervariasi.
2. Fokus latihan yang berbeda
Jika dilihat dari sisi fokus latihan, keduanya memiliki arah pengembangan yang sangat berbeda. Mengetahui perbedaan ini bisa membantu seseorang memilih jenis latihan yang paling sesuai dengan tujuan kebugaran mereka. Latihan Hyrox didesain untuk mempersiapkan peserta menghadapi event berdurasi panjang dengan kombinasi lari dan fitness. Oleh karena itu, fokus latihannya lebih banyak mengarah pada endurance, efisiensi gerakan, dan kemampuan mempertahankan performa stabil dalam waktu lama. Tujuan utama dari atlet Hyrox adalah menyelesaikan seluruh rangkaian workout dan lari secepat mungkin tanpa kehilangan ritme, sehingga latihan cenderung lebih repetitif namun terstruktur.
Berbeda dengan olahraga CrossFit yang fokus latihannya sangat luas dan mencakup banyak aspek kebugaran sekaligus diantaranya fokus pada kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, teknik, dan koordinasi. Dengan variasi yang sangat luas ini, atlet CrossFit harus siap menghadapi segala bentuk tantangan. Fokus mereka adalah menjadi fit di segala hal, bukan hanya endurance maupun kekuatan saja.
Jadi bisa disimpulkan jika latihan olahraga Hyrox lebih terarah pada daya tahan tubuh dan konsistensi performa, cocok untuk mereka yang menyukai latihan endurance dengan struktur tetap. Sementara olahraga CrossFit menekankan pada keragaman keterampilan, kekuatan, dan adaptasi cepat terhadap perubahan, cocok bagi mereka yang ingin menjadi atlet multitalenta.
3. Tingkat kesulitan dan keterampilan yang dibutuhkan
Memahami perbedaan ini sangat penting, terutama bagi pemula yang ingin memilih jenis olahraga yang paling sesuai dengan kemampuan dan tujuan mereka. Hyrox dikenal dengan format event-nya yang terstandar dan bisa diprediksi. Setiap peserta harus menyelesaikan 8 km lari yang diselingi dengan 8 tantangan gerakan harian fitness.
Seluruh gerakan Hyrox dirancang agar mudah dilakukan oleh siapa saja, bahkan tanpa pengalaman olahraga tingkat lanjut. Oleh karena itu, Hyrox cenderung lebih mudah diakses oleh pemula. Atlet hanya perlu mengembangkan ketahanan dan kekuatan secara bertahap. Inilah yang membuat Hyrox sangat cocok bagi pelari, pecinta olahraga cardio, atau siapa saja yang ingin masuk ke dunia kompetisi fitness tanpa harus menguasai teknik yang rumit.
Berbeda dengan olahraga CrossFit yang lebih menuntut peserta untuk menguasai banyak aspek kebugaran sekaligus, dari kekuatan, kelincahan, hingga keterampilan teknis yang tinggi. Dalam olahraga tersebut, peserta akan menghadapi beragam jenis latihan, mulai dari angkat berat, gerakan melatih kekuatan tubuh, hingga kombinasi kardio yang intens. Karena variasi gerakan sangat luas, CrossFit membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dan latihan teknik secara konsisten. Risiko cedera pun lebih tinggi jika teknik tidak dikuasai dengan benar. Namun bagi yang suka tantangan, kompleksitas inilah yang menjadi daya tarik utama CrossFit.
4. Perbedaan jenis badan atlet
Atlet Hyrox memiliki tubuh yang atletis dan ringan dengan tingkat kekuatan dan daya tahan tubuh yang seimbang. Karena olahraga ini mengandalkan lari jarak menengah dan push-up serta squat yang berulang, sehingga para atlet membutuhkan kombinasi otot yang kuat tapi tidak terlalu besar agar tetap efisien dalam bergerak dan berlari. Adapun ciri fisiknya seperti otot yang kuat namun tidak berlebihan, tubuh ramping untuk menunjang kecepatan dan efisiensi gerak, sistem kardiovaskular yang terlatih, dan fleksibilitas baik untuk berbagai gerakan. Hyrox dirancang tubuhnya menjadi lebih ringan dan lebih mudah untuk bergerak cepat dalam waktu lama.
Di sisi lain, atlet CrossFit perlu menguasai teknik dan kekuatan untuk berbagai gerakan kompleks, sehingga tubuhnya lebih berotot dalam membantu performa dan mencegah cedera saat melakukan latihan berat. Dengan begitu, atlet CrossFit memiliki tubuh dengan massa otot yang lebih besar dan proporsi yang kuat. Ini karena CrossFit memiliki banyak gerakan berat mulai dari angkat berat, gerakan melatih kekuatan otot, hingga cardio intens.
Jadi jika kamu bingung ingin mulai latihan antara Hyrox dan CrossFit, kamu bisa pertimbangkan tipe tubuh dan tujuan kebugaranmu. Hyrox lebih cocok untuk yang mengutamakan daya tahan dan efisiensi, sementara CrossFit untuk yang ingin kekuatan dan teknik dalam satu paket lengkap.
Jika kamu menyukai tantangan yang terukur dan fleksibel, maka Hyrox mungkin menjadi pilihan tepat. Namun jika kamu menyukai tantangan harian yang penuh variasi dan ingin mengembangkan kekuatan serta keterampilan teknis secara bersamaan, maka CrossFit patut dicoba. Apa pun pilihannya, mengenal perbedaan Hyrox dan CrossFit akan membantumu dalam memilih jalur latihan yang paling sesuai dengan gaya hidup dan tujuan kebugaranmu. Selamat mencoba!
Referensi
“HYROX vs. CrossFit: Comparing Training and Nutrition”. BarBend. Diakses Juli 2025.
“CrossFit vs HYROX: The Key Differences”. The Progrm. Diakses Juli 2025.