ilustrasi orang bahagia (pexels.com/VAZHNIK)
Dari penjelasan di atas, sekilas kamu mungkin menangkap fungsi yang sama. Ya, kedua hormon ini dapat memengaruhi suasana hati. Meski demikian, keduanya memberikan dampak yang berbeda bagi individu.
Very Well Health menyebutkan, kekurangan kadar serotonin dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi, perubahan suasana hati, kesedihan, dan penurunan energi. Sementara itu, penurunan kadar dopamin dapat memicu efek depresi, masalah perhatian dan memori, serta kurangnya motivasi.
Perbedaan serotonin dan dopamin bukan hanya itu. Seseorang dengan kadar serotonin rendah dapat mengalami perubahan motivasi diri dan kegembiraan. Di sisi lain, kekurangan dopamin bisa menyebabkan seseorang kesulitan merasakan kesenangan.
Perbedaan efek keduanya juga memengaruhi pencernaan, lho. Kekurangan serotonin memicu sembelit, sebaliknya, kalau terlalu banyak bisa menyebabkan sindrom iritasi usus besar. Adapun jumlah dopamin rendah dapat memengaruhi penyerapan elektrolit.
Efek yang ditimbulkan dari kekurangan dopamin dan serotonin berbeda. Oleh karena itu, pengobatan keduanya juga berbeda.
Pada penderita depresi akibat kurangnya serotonin umumnya diresepkan obat yang disebut Selective Serotonine Reuptake Inhibitors (SSRIs) untuk meningkatkan kadar serotonin. Sementara itu, seseorang yang memiliki dopamin rendah umumnya diberikan obat peningkat kadar dopamin khusus guna menaikkan motivasi dan energi.
Meski keduanya dijuluki hormon bahagia, ternyata perbedaan serotonin dan dopamin cukup banyak, ya. Tidak heran jika gangguan keduanya perlu diidentifikasi dengan benar sehingga bisa mendapatkan perawatan yang sesuai.