6 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Anak Diresepkan Antidepresan

Perhatikan dan pantau selalu sikap anak selama pengobatan

Masalah kesehatan mental pada anak dan remaja meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama gangguan emosional seperti depresi dan kecemasan. Hal ini membuat banyak anak dan remaja yang diresepkan antidepresan sebagai terapi.

National Institute for Health and Care Excellence (NICE) menyatakan bahwa anak dan remaja dapat diobati dengan antidepresan hanya jika telah berkonsultasi dengan psikiater. Selain karena menyebabkan ketergantungan, penggunaan antidepresan pada remaja dan anak ini harus dalam pengawasan karena meningkatkan risiko pikiran untuk bunuh diri.

Peran keluarga sangat dibutuhkan agar terapi antidepresan pada anak berjalan dengan baik. Yuk, ketahui hal-hal yang perlu diperhatikan jika anak diresepkan antidepresan oleh dokter!

1. Atur pemberian obat pada anak

6 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Anak Diresepkan Antidepresanilustrasi pemberian obat pada anak (pexels.com/MART PRODUCTION)

Untuk menghidari risiko overdosis yang disengaja maupun tidak, selalu simpan obat di tempat yang terkunci. Hindari meletakkan obat di sembarang tempat dan pantau penggunaan obat pada anak. Jangan sampai terlewat atau berlebihan. Pastikan sesuai dengan aturan pakai atau instruksi dokter. Jika tidak sesuai, ada kemungkinan gejala akan lebih parah.

2. Pastikan anak tidak secara tiba-tiba berhenti mengonsumsi antidepresan tanpa petunjuk dokter

6 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Anak Diresepkan Antidepresanilustrasi anak mengalami gangguan mental (pexels.com/Polina Zimmerman)

Pastikan anak selalu mengonsumsi antidepresan secara teratur sesuai rekomendasi dokter. Menghentikan maupun mengubah dosis antidepresan secara tiba-tiba dapat menyebabkan gejala sebagai berikut:

  • Gejala mirip flu.
  • Peningkatan kecemasan.
  • Gejala penghentian obat.
  • Gejala depresi muncul kembali.

Baca Juga: 12 Obat yang Berbahaya Jika Konsumsinya Dihentikan Tiba-tiba

3. Kondisi yang membuat anak diresepkan antidepresan

6 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Anak Diresepkan Antidepresanilustrasi anak mengalami gangguan mental (pexels.com/Monstera)

Seperti namanya, antidepresan ini biasanya diresepkan untuk pasien dengan gangguan mental, seperti depresi. Selain itu, pada anak, antidepresan juga dapat diresepkan oleh dokter untuk menangani:

  • Gangguan makan.
  • Attention-deficit/hyperactivity disorder atau ADHD.
  • Riwayat keluarga dengan masalah kesehatan mental.
  • Gangguan tidur.
  • Memiliki riwayat menyakiti diri sendiri.

Antidepresan juga bisa diresepkan secara off label untuk masalah kesehatan lain oleh dokter. Saat diberi antidepresan, keluarga atau orang terdekat biasanya akan diberi panduan tentang risiko dan tindakan pencegahan jika ada efek samping untuk segera dilaporkan ke psikiater.

4. Kenali efek samping antidepresan

6 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Anak Diresepkan Antidepresanilustrasi efek samping antidepresan pada anak (pexels.com/Gustavo Fring)

Merasa gelisah, gemetar, mengalami gangguan pencernaan, sakit perut, kehilangan nafsu makan, pusing, insomnia atau merasa selalu ngantuk merupakan efek samping umum dari penggunaan antidepresan.

Beberapa antidepresan yang digunakan pada anak atau remaja diketahui dapat menyebabkan keinginan untuk bunuh diri. U.S. Food and Drug Administration (FDA) melaporkan bahwa analisis ekstensif uji klinis menunjukkan bahwa antidepresan dapat menyebabkan atau memperburuk pemikiran atau perilaku bunuh diri pada sebagian kecil anak-anak dan remaja.

Akan tetapi, dalam studi disebutkan bahwa tidak satu pun dari anak-anak tersebut benar-benar melakukan tindakan bunuh diri. Hal ini membuat pernggunaan antidepresan pada pasien kurang dari 18 tahun perlu diawasi dengan ketat serta tidak direkomendasikan untuk depresi ringan pada anak dan remaja.

5. Perhatikan dan pantau selalu sikap anak

6 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Anak Diresepkan Antidepresanilustrasi anak sedih (pexels.com/Karolina Grabowska)

Penggunaan antidepresan berisiko meningkatkan keinginan bunuh diri selama beberapa bulan pertama pengobatan, atau bila dosis dinaikkan atau diturunkan. FDA merekomendasikan agar anak dipantau secara ketat oleh profesional selama beberapa bulan pertama pengobatan.

Tanda-tanda yang harus diperhatikan pada anak (karena kadang anak tidak secara langsung memberi tahu pikirannya) antara lain:

  • Tiba-tiba berbicara tentang bunuh diri, sekarat, atau kematian.
  • Gelisah.
  • Serangan panik.
  • Gampang marah.
  • Gampang sedih.
  • Impulsif.
  • Sulit tidur atau insomnia yang memburuk.
  • Menghabiskan lebih banyak waktu sendiri.

6. Apakah ada pilihan pengobatan lain selain antidepresan?

6 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Anak Diresepkan Antidepresanilustrasi psikoterapi (pexels.com/Polina Zimmerman)

Sebagian besar anak membaik dengan mengonsumsi antidepresan. Selain antidepresan, psikiater juga bisa menggabungkannya dengan psikoterapi agar pengobatan lebih efektif.

Bayak jenis psikoterapi yang dapat membantu, di antaranya terapi perilaku kognitif dan interpersonal.

Psikoterapi perilaku kognitif membantu anak meningkatkan keterampilan komunikasi dan memecahkan masalah, sehingga anak menyadari perilaku berbahaya dan berperilaku lebih positif dalam mengelola emosi.

Sementara itu, psikoterapi interpersonal memfokuskan pada adaptasi dengan perubahan hubungan atau hubungan baru.

Keluarga sangat erat hubungannya dengan kesehatan mental anak. Jadi, sudah sepatutnya keluarga memberikan dukungan dan hindari berbicara keras atau menghakimi agar terapi berjalan dengan baik. Dukungan seperti sikap perhatian penuh kasih sayang dan menenangkan anak sebaiknya selalu diberikan.

Baca Juga: 7 Peran Rutin Olahraga dalam Melawan Depresi

Rifka Naila Photo Verified Writer Rifka Naila

Serotonin needed~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya