Berdiri dengan Satu Kaki Bisa Menjadi Indikator Kesehatan

Keseimbangan berkaitan dengan tingkat kematian

Kesehatan tubuh manusia bisa dilihat dari berbagai macam hal, mulai dari pemeriksaan fisik hingga pengambilan sampel cairan tubuh. Proses tersebut bisa menjadi indikasi kesehatan tubuh kita. 

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di British Journal of Sports Medicine (BJSM) menyatakan bahwa berdiri dengan satu kaki selama 10 detik juga bisa menjadi indikasi kesehatan. Indikasi ini berkaitan dengan risiko kematian dari berbagai faktor. 

1. Keseimbangan menjadi indikator utama

Berdiri dengan Satu Kaki Bisa Menjadi Indikator Kesehatanilustrasi keseimbangan (unsplash.com/Márton Szalai)

Keseimbangan menjadi penentu utama dalam penelitian ini. Seiring dengan berjalannya waktu, fleksibilitas dan keseimbangan akan berkurang karena faktor yang bervariasi.

Orang yang lebih tua akan lebih mungkin untuk terjatuh karena berkurangnya keseimbangan. Ini merupakan contoh keterkaitan langsung antara keseimbangan dan kesehatan. 

Dalam penelitian ini, para ahli melihat apakah keseimbangan bisa menjadi menambahkan informasi prognostik yang relevan di luar data demografis, antropometrik, dan klinis biasa.

2. Metode berdiri dengan satu kaki

Berdiri dengan Satu Kaki Bisa Menjadi Indikator Kesehatanilustrasi berdiri dengan satu kaki (unsplash.com/Yannic Läderach)

Penelitian ini melibatkan 1.702 partisipan yang memiliki rentang umur 51 hingga 75 tahun, dengan rata-rata umur 61 tahun. Sekitar dua pertiga dari partisipan tersebut adalah laki-laki. 

Peneliti meminta para partisipan untuk berdiri dengan satu kaki. Bagian depan kaki harus bertumpu pada bagian belakang kaki satunya dengan telapak kaki menghadap ke luar. Lengan para peserta berada di samping dan pandangan lurus ke depan. 

Para partisipan mempunyai kesempatan untuk mencoba berdiri dengan satu kaki selama 10 detik sebanyak tiga kali. 

3. Sebanyak 20 partisipan gagal menyeimbangkan tubuh

Berdiri dengan Satu Kaki Bisa Menjadi Indikator Kesehatanilustrasi gagal menyeimbangkan tubuh (unsplash.com/Junseong Lee)

Dari hasil yang telah didapatkan, sekitar 20 persen dari seluruh partisipan tidak berhasil berdiri dengan satu kaki selama 10 detik. Jumlah kegagalan meningkat seiring bertambahnya usia. 

Berikut ringkasan data yang didapatkan dari penelitian tersebut:

  • Sebanyak 5 persen peserta berusia antara 51 dan 55 gagal.
  • Sebanyak 8 persen peserta berusia antara 56 dan 60 gagal.
  • Sebanyak 18 persen peserta berusia antara 61 dan 65 gagal.
  • Sekitar 37 persen berusia antara 66 dan 70 gagal.
  • Sebanyak 54 persen peserta berusia antara 71 dan 75 gagal. 

Baca Juga: 12 Gejala Awal Penyakit Lupus, Waspadai Tanda-Tandanya! 

4. Penyebab berkurangnya keseimbangan

Berdiri dengan Satu Kaki Bisa Menjadi Indikator Kesehatanilustrasi otak (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan berkurangnya keseimbangan. Dokter Clifford Segil, seorang ahli saraf, mengatakan kepada Healthline bahwa berkurangnya keseimbangan bisa dipengaruhi oleh stenosis tulang belakang, saraf terjepit, atau radikulopati. 

Konsumsi alkohol jangka panjang juga dapat memengaruhi masalah keseimbangan karena atrofi bagian otak kecil. Faktor lain yang dapat memengaruhi keseimbangan adalah masalah telinga bagian dalam. Hal ini berkaitan dengan pusing, vertigo, atau perasaan yang menyebabkan dunia seperti berputar. 

5. Indikator kesehatan lainnya

Berdiri dengan Satu Kaki Bisa Menjadi Indikator Kesehatanilustrasi berjalan (unsplash.com/Arek Adeoye)

Selain berdiri dengan satu kaki, ada beberapa aktivitas lain yang bisa menjadi indikator kesehatan. Pada tahun 2010, British Medical Journal (BMJ) menerbitkan ulasan sebuah studi yang mengamati aktivitas sehari-hari dan risiko kematian. 

Beberapa indikator tersebut meliputi:

  • Sebanyak 14 studi menyatakan kekuatan cengkeraman dan tingkat kematian untuk kelompok yang paling lemah adalah 1,67 lebih besar dari kelompok yang memiliki cengkeraman terkuat.
  • Sebanyak 5 studi menunjukkan kecepatan berjalan kaki dan tingkat kematian untuk kelompok yang paling lambat adalah 2,87 lebih besar dari kelompok yang tercepat.
  • Sebanyak 5 studi waktu yang dibutuhkan seseorang untuk bangun dari kursi berhubungan dengan tingkat kematian. Dari data yang didapatkan, kelompok yang paling lambat memiliki tingkat kematian hampir dua kali lipat dari kelompok yang tercepat. 

Walaupun kondisi kesehatan dan tingkat kematian dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, para peneliti yang meninjau penelitian tersebut menyatakan bahwa aktivitas tertentu bisa menjadi indikator kesehatan secara umum. Jika kamu merasa tidak sehat, konsultasi lah ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. 

Baca Juga: 5 Fakta Optimisme Bisa Bikin Panjang Umur, Jangan Jadi Pesimis ya!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya