5 Fakta Optimisme Bisa Bikin Panjang Umur, Jangan Jadi Pesimis ya!

Siapa sangka optimisme memengaruhi kekebalan tubuh

Kesehatan mental dan kesehatan fisik memiliki keterkaitan yang sangat erat. Salah satunya adalah bagaimana berpikiran positif dan negatif bisa berdampak pada keberlangsungan hidup seseorang.

Penelitian yang diterbitkan dalam The Journals of Gerontology menyatakan bahwa orang optimistis memiliki tingkat kesejahteraan emosional yang lebih tinggi dan mengalami stres yang lebih sedikit. 

Lantas, bagaimana optimisme bisa memengaruhi kesehatan kita? Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Stres menurunkan kualitas kesehatan

5 Fakta Optimisme Bisa Bikin Panjang Umur, Jangan Jadi Pesimis ya!ilustrasi stres (unsplash.com/Christian Erfurt)

Hal pertama yang penting untuk diketahui adalah bahwa stres dan kesehatan mental yang buruk bisa menimbulkan berbagai macam penyakit fisik. Dilansir Healthline, stres berat dan pikiran negatif bisa berdampak pada respons kekebalan tubuh dan sel produksi hormon. 

Kondisi tersebut menyebabkan tubuh menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan memperlambat proses pemulihan terhadap penyakit. Hal ini bisa terjadi karena tubuh menjadi sibuk menangani stres sekaligus proses penyembuhan fisik. 

2. Optimisme tingkatkan sistem imun

Di sisi lain, bersikap optimistis dan berpikir positif akan memberikan dampak yang positif pula untuk tubuh.

Penelitian dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa seorang optimis mempunyai 11 hingga 15 persen peluang hidup lebih lama dibandingkan orang yang tidak optimis. Artinya, bisa membantu memperpanjang umur!

Tidak hanya itu, bersikap optimistis juga bisa meningkatkan sistem imun, fungsi otak, dan kesehatan fisik. 

3. Optimisme meningkatkan kualitas kesehatan mental

5 Fakta Optimisme Bisa Bikin Panjang Umur, Jangan Jadi Pesimis ya!ilustrasi orang optimis (unsplash.com/Bruce Mars)

Dalam penelitian yang sama, salah satu alasan optimisme bisa menambah peluang hidup adalah meningkatnya kualitas kesehatan mental kita. Hal ini berkaitan dengan pola pikir seorang optimis yang memiliki tujuan dan kepercayaan diri untuk menggapainya. 

Pola pikir tersebut memberikan alasan kuat untuk menjalani hidup yang lebih bermakna. Orang tersebut akan menumbuhkan kebiasaan yang sehat dan menjauhi perilaku buruk demi mencapai tujuannya tersebut.

Baca Juga: Infeksi COVID-19 Bisa Menurunkan Kesehatan Otak

4. Optimisme tingkatkan daya ingat

Daya ingat seseorang akan menurun sedikit demi sedikit seiring bertambahnya usia. Masalah tersebut bisa diatasi atau setidaknya dikurangi risikonya dengan bersikap optimistis dan berpikir positif. 

Mengutip Psychology Today, orang dengan tingkat sikap positif yang tinggi akan mengalami penurunan ingatan yang lebih sedikit dalam kurun waktu hampir satu dekade. 

5. Memengaruhi orang lain

5 Fakta Optimisme Bisa Bikin Panjang Umur, Jangan Jadi Pesimis ya!ilustrasi pasangan optimistis (unsplash.com/Becca Tapert)

Tidak hanya berdampak untuk diri sendiri, bersikap optimistis juga menghadirkan hasil yang positif bagi orang lain. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Personality, yang melibatkan 4.457 pasangan heteroseksual selama delapan tahun. 

Para peneliti menemukan bahwa memiliki partner yang optimistis bisa mengurangi risiko penyakit Alzheimer, demensia, dan gangguan kognitif. Hal ini bisa terjadi karena partner yang optimistis akan memotivasi pasangannya untuk menjalani pola hidup sehat.

Yuk, bersama-sama memulai dan menumbuhkan optimisme dalam diri kita. Tanpa sadar, ini bisa "menulari" orang-orang di sekitar kita, lo! Terlebih di bulan Ramadan ini, ini adalah waktu yang tepat untuk mensyukuri apa yang kita punya dan menjalani hari dengan pikiran positif.

Baca Juga: 7 Tips Merawat Pasien Alzheimer, Ajak Mereka Tetap Aktif 

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya