Cegah Kanker Serviks dengan Imunisasi Lengkap, Ini Upaya Pemerintah

Imunisasi Dasar Lengkap saja hingga 11 bulan tidak cukup

Untuk memperingati Bulan Kesadaran Kanker Serviks, PT Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia menggelar acara bertajuk "Berani #NgobrolinHPV, Cegah Kanker Serviks Sejak Dini" pada Selasa (31/1/2023).

Acara ini mengundang Direktur Pengelolaan Imunisasi, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, M.K.M, untuk untuk menjelaskan langkah-langkah pemerintah dalam menangani kasus kanker serviks di Indonesia. 

1. Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) saja hingga 11 bulan tidak cukup

Cegah Kanker Serviks dengan Imunisasi Lengkap, Ini Upaya Pemerintahilustrasi imunisasi (unsplash.com/CDC)

Dokter Prima menjelaskan bahwa Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) saja hingga 11 bulan tidak cukup untuk memberikan perlindungan yang optimal terhadap PD31 (penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan vaksin).

Selain itu pemahaman masyarakat terkait imunisasi hanya terbatas sampai usia 9 bulan.

Dokter Prima mengajak kita semua untuk melakukan imunisasi lengkap yang mencakup:

  • IDL pada usia 0–11 bulan.
  • Imunisasi lanjutan PCV3, DPT-HB-Hib, dan campak rubela pada usia di bawah 23 bulan.
  • Imunisasi lanjutan campak rubela dan DT pada kelas 1 SD/MI.
  • Imunisasi Td pada kelas 2 dan 5 SD/MI.
  • Imunisasi HPV pada siswi kelas 5 dan 6 SD/MI.

"Berdasarkan data Globocan 2020, insiden kanker serviks 24,4 per 100.000 penduduk dengan angka kematian 14,4 per 100.000 penduduk," jelas dr. Prima. 

2. Strategi pemerintah untuk imunisasi di luar sekolah

Cegah Kanker Serviks dengan Imunisasi Lengkap, Ini Upaya PemerintahIlustrasi Imunisasi (Dok. Kemenkes)

Pemerintah punya strategi untuk menjangkau sasaran di luar sekolah. Dalam melaksanakan imunisasi HPV yang terintegrasi dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), sasaran vaksinasi juga harus menjangkau anak yang bersekolah di sekolah nonformal, serta anak yang tidak bersekolah atau putus sekolah.

Untuk anak yang tidak bersekolah, imunisasi dapat dilakukan di posyandu, puskesmas, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Imunisasi juga dapat dilakukan di tempat anak tidak bersekolah berkumpul, seperti rumah singgah anak jalanan, panti asuhan, panti sosial, dan lainnya.

Untuk mendapatkan data anak usia sekolah yang tidak bersekolah, petugas dinas kesehatan akan berkoordinasi dengan dinas sosial setempat untuk melakukan pendataan secara langsung.

"Imunisasi HPV ini diberikan bagi anak perempuan kelas 5 dan 6 SD/sederajat. Untuk mendorong keberhasilan program ini, diperlukan kolaborasi berbagai pihak dalam meningkatkan edukasi tentang pentingnya imunisasi HPV sebagai langkah pencegahan primer kanker serviks," ucap dr. Prima. 

Baca Juga: Kanker Payudara dan Kanker Serviks, Ancaman Utama Perempuan

3. Adanya rencana perluasan vaksin baru pada 2023

Cegah Kanker Serviks dengan Imunisasi Lengkap, Ini Upaya Pemerintahilustrasi anak (unsplash.com/Larm Rmah)

Pada tahun 2023, pemerintah merencanakan perluasan vaksin baru. Ini termasuk imunisasi HPV secara nasional, imunisasi IPV2 secara nasional, imunisasi rotavirus (RV) secara nasional, dan imunisasi japanese encephalitis (JE) di provinsi Kalimantan Barat.

Strategi ini diharapkan dapat menurunkan angka insiden kutil kelamin (genital warts) dan menurunkan prevalensi kanker serviks. Untuk imunisasi HPV secara khusus, pemerintah akan tetap melakukan imunisasi secara nasional dan menargetkan 2.722.311 anak perempuan kelas 5 dan 6 di tahun 2023. 

Upaya-upaya pemerintah dalam menurunkan angka prevalensi kanker serviks di Indonesia tentunya membutuhkan partisipasi dari semua lapisan masyarakat. Yuk, lakukan imunisasi lengkap untuk anak-anak kita!

Baca Juga: Bulan Kesadaran Kanker Serviks, Waspada Virus HPV

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya