Dianggap Kompleks, Ini Penjelasan Psikolog tentang Selingkuh

Selingkuh tidak bisa dilihat secara hitam putih

Perselingkuhan menjadi perbincangan yang tak ada habis-habisnya. Baru-baru ini, berita perselingkuhan dua figur publik yang dilakukan melalui fitur chat Gojek menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen Indonesia. Namun, bagaimana sebenarnya fenomena selingkuh jika dilihat dari sisi psikologi?

Menanggapi hal ini, IDN Times menghadirkan Hoshael W. Erlan, M.Psi, Psikolog dan Mental Health Counselor di IDN Media dalam Health Talk yang disiarkan langsung di Instagram @idntimes pada Jumat (30/6/2023).

1. Selingkuh dari perspektif psikologis

Dianggap Kompleks, Ini Penjelasan Psikolog tentang Selingkuhilustrasi selingkuh (pexels.com/Alex Green)

Dari sisi psikologis, Hoshael, atau yang kerap disapa Hosha, mengatakan bahwa definisi perselingkuhan sendiri bisa berbeda-beda untuk setiap orang. Sebelum melihat perselingkuhan dari sisi tindakan, ini bisa dilihat dari intensi orang yang melakukan.

Saat seseorang memiliki intensi di luar kesepakatan hubungan, ini akan mengarah kepada tindakan-tindakan yang bisa dianggap sebagai selingkuh. Mulai dari komunikasi intens dengan orang lain sampai melakukan hubungan fisik yang lebih serius. 

"Jadi dari aspek psikologisnya, sebelum kita melihat tindakannya, kita lihat dulu intensinya, mulai dari motivasinya, dinamika emosinya. Jadi tentang perselingkuhan itu memang fenomena yang kompleks dari sudut pandang psikologis," Hosha menerangkan.

2. Alasan seseorang selingkuh

Dianggap Kompleks, Ini Penjelasan Psikolog tentang SelingkuhIlustrasi rasa percaya diri rendah (pexels.com/Nathan Cowley)

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan selingkuh. Faktor dominan yang mengakibatkan selingkuh adalah faktor manusia atau human factor. Menurut Hosha, beberapa faktor ini meliputi:

  • Perasaan bosan: Ini mungkin menjadi faktor paling umum dalam kategori human factor. Ini bisa meliputi perasaan bosan dengan pasangan atau memiliki sesuatu yang tidak bisa terpenuhi dalamm sebuah hubugan.
  • Dinamika hubungan: Dinamika hubungan yang tidak baik, seperti komunikasi yang buruk atau rasa emosional yang kurang cocok, bisa menjadi motivasi seseorang untuk selingkuh.
  • Rasa percaya diri yang rendah: Orang dengan rasa percaya diri rendah mungkin akan mencari validasi eksternal dari orang lain, salah satunya adalah selingkuh.
  • Bentuk balas dendam dari pengalaman buruk: Orang yang pernah diselingkuhi bisa memicu rasa sakit hati yang membuat mereka melakukan perselingkuhan sebagai bentuk balas dendam.
  • Nilai yang dianut orang tersebut: Ada orang yang menganggap bahwa cinta adalah sesuatu yang harus dibagi. Pada akhirnya, nilai ini membuat seseorang menjustifikasi perilaku selingkuh.

3. Alih-alih mengakhiri hubungan, kenapa orang selingkuh?

Dianggap Kompleks, Ini Penjelasan Psikolog tentang Selingkuhilustrasi pasangan yang sedang bertengkar (pexels.com/Afif Kusuma)

"Lantas, mengapa orang yang selingkuh tidak mengakhiri hubungannya saja?"

Ini menjadi pertanyaan yang kerap ditanyakan kepada orang yang berselingkuh. Hosha menjelaskan ada beberapa alasan orang yang berselingkuh tidak mengakhiri hubungannya, yaitu:

  • Alasan pertama yang paling mungkin adalah alasan praktis. Orang yang berselingkuh mungkin berpikir bahwa hubungan yang ia miliki terlalu berharga untuk diakhiri. 
  • Alasan umum yang kedua adalah sulitnya memutuskan hubungan yang sudah dijalin. Ini bisa berkaitan dengan ikatan emosional hingga finansial.
  • Alasan lainnya adalah perasaan over optimisme. Orang yang berselingkuh mungkin berpikir bahwa ia bisa menjalani dua hubungan secara bersamaan. 

"Ini juga alasannya bisa sangat beragam, mulai dari alasan praktis, ikatan emosi, hingga rasa optimis yang sangat tinggi," jelas Hosha. 

Baca Juga: Pahami Kebutuhan Gizi Seimbang Ibu Hamil, Ini Saran Dokter

4. Dampak bagi orang yang diselingkuhi

Dianggap Kompleks, Ini Penjelasan Psikolog tentang Selingkuhilustrasi orang yang diselingkuhi (freepik.com/freepik)

Menurut Hosha, dampak terhadap orang yang pernah diselingkuhi akan berbeda-beda untuk setiap orang. Ini akan tergantung bagaimana orang tersebut melihat hubungan yang sudah ia jalin.

Salah satu dampak utama yang bisa dialami adalah persepsi terhadap sebuah hubungan. Orang yang pernah diselingkuhi mungkin akan melihat hubungan baru sebagai sesuatu yang sulit.

Durasi seseorang untuk "sembuh" dari dampak selingkuh juga akan berbeda-beda. Ini bisa membutuhkan waktu beberapa minggu, bulan, hingga bertahun-tahun.

5. Cara menghilangkan kebiasaan selingkuh

Dianggap Kompleks, Ini Penjelasan Psikolog tentang Selingkuhilustrasi pasangan yang sedang bertengkar (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Perselingkuhan adalah sesuatu yang kompleks. Perilaku ini tidak bisa "disembuhkan" karena selingkuh tidak termasuk dalam sebuah penyakit.

Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar seseorang berhenti memiliki perilaku selingkuh. Langkah awal yang bisa dilakukan adalah membangun keterampilan psikologis terhadap tindakan selingkuh.

Keterampilan psikologis ini bisa dilatih dengan membangun kesadaran akan pilihan yang akan memberikan dampak baik pada diri sendiri.

"Analoginya seperti merokok, ya. Makin kita sadar tindakan tersebut tidak memberikan dampak baik, kita jadi bisa secara perlahan menjauh dari kebiasaan buruk ini," ucap Hosha. 

6. Tips mencegah selingkuh

Dianggap Kompleks, Ini Penjelasan Psikolog tentang Selingkuhilustrasi komunikasi terbuka (pexels.com/cottonbro studio)

Untuk mencegah selingkuh dan mempertahankan hubungan, Hosha menyarankan untuk menyadari kekurangan diri. Contohnya mengakui rasa percaya diri yang rendah atau perasaan takut ditinggal.

"Menurut aku, isu ini penting untuk disadari, seberapa besar kita mau jujur sama kelemahan itu," kata Hosha.

Setelah kita bisa memahami kekurangan diri, langkah selanjutnya adalah membangun komunikasi yang baik dari kedua belah pihak. 

"Say what you mean, and mean what you say. Katakan apa yang kamu mau dengan jelas," jelasnya. 

Melalui komunikasi yang sehat, permasalahan dalam sebuah hubungan bisa diselesaikan dengan resolusi yang produktif.

Dari sisi psikologis, perselingkuhan dianggap merupakan fenomena yang kompleks dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Membangun komunikasi yang baik bisa menjadi salah satu cara mencegah selingkuh. 

Baca Juga: Mengenal Bipolar Lebih Dekat, Jangan Diagnosis Diri Sendiri 

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya