Antara Digigit Kucing atau Anjing, Mana yang Lebih Berbahaya?

Ternyata dampak gigitan kucing bisa sangat serius, lho

Kucing dan anjing adalah dua hewan peliharaan favorit di rumah. Selain menggemaskan, anjing dan kucing dikenal penyayang, serta bisa menjadi teman sekaligus pelindung pemiliknya. Namun, kedua hewan karnivora ini tetap bisa mencelakai lewat cakaran atau gigitannya saat sedang marah.

Beberapa alasan serangan yang dilakukan oleh hewan adalah upaya untuk perlindungan diri. Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), disebutkan bahwa luka gigitan hewan paling banyak adalah gigitan anjing sebesar 80-90 persen, dan diikuti oleh gigitan kucing sebesar 5-15 persen.

Selain rasa sakit dan luka akibat digigit, ada pula ancaman infeksi akibat virus maupun bakteri. Antara digigit kucing atau anjing, tahukan kalian mana di antaranya yang lebih berbahaya? Simak penjelasannya berikut ini.

1. Gigitan kucing lebih berbahaya?

Antara Digigit Kucing atau Anjing, Mana yang Lebih Berbahaya?Gigitan kucing biasanya menusuk lebih dalam. pixabay.com/jessiefeross

Ternyata banyak sumber yang menyebutkan bahwa gigitan kucing lebih berbahaya daripada gigitan anjing. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Polandia, yang menyebutkan bahwa gigitan kucing lebih berbahaya dua kali lipat daripada gigitan anjing. Apa penyebabnya?

Ternyata, gigitan kucing lebih cenderung menimbulkan luka dengan tusukan dalam. Walaupun begitu, bukan berarti gigitan anjing tidak berbahaya. Karena, pada rongga mulut anjing maupun kucing dapat dihuni bakteri berbahaya, yaitu Capnocytophaga canimorsus. Bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi pada darah, bila yang digigit adalah seseorang dengan tekanan darah rendah.

Walaupun gigi anjing terlihat lebih besar dan tampak menakutkan, tetapi gigi kucing yang kecil dan tajam lebih cenderung menciptakan luka dengan tusukan yang lebih dalam. Hal ini dapat membuat luka dari gigitan kucing dapat membawa bakteri ke tempat yang lebih dalam, bahkan bisa merobek tendok atau ligamen.

"Gigi anjing tumpul, sehingga cenderung tidak mampu melakukan penetrasi dalam.Namun, gigitan mereka cenderung meninggalkan luka yang lebih besar. Sementara, gigi kucing lebih tajam dan dapat melakukan penetrasi sangat dalam," jelas penulis senior studi, Brian Carlsen, yang merupakan spesialis bedah plastik dan ortopedi tangan, seperti dikutip di Mayo Clinic.

2. Menimbulkan infeksi

Antara Digigit Kucing atau Anjing, Mana yang Lebih Berbahaya?unsplash.com/Manuel Meza

Gigitan kucing ataupun anjing bisa menimbulkan komplikasi. Hal ini terjadi akibat gigitan kedua hewan ini dapat menimbulkan infeksi. Pasalnya, walau terlihat bersih, rongga mulut dua binatang peliharaan favorit ini bisa mengandung banyak kuman.

Rabies merupakan jenis penyakit yang bisa terjadi akibat gigitan anjing maupun kucing yang terinfeksi rhadovirus. Virus tersebut terdapat dalam air liur dan bisa ditularkan ke manusia lewat gigitan. Korban gigitan butuh tindakan sesegera mungkin karena akibatnya bisa fatal.

Rabies adalah penyakit zoonosis yang umumnya menyerang populasi hewan liar seperti kelelawar, anjing, kucing, rakun, dan rubah. Kucing yang tidak divaksin dan dibiarkan berkeliaran bebas punya risiko tinggi terinfeksi rabies. Bahkan, hewan yang rajin divaksin ketika diduga tergigit hewan dengan rabies harus mendapat peningkat (booster) vaksin dan diamati perilakunya selama kurang lebih 45 hari.

Selain itu, luka yang kotor dan dalam akibat gigitan kucing bisa menimbulkan penyakit tetanus. Tetanus akan menyerang otot dan mengakibatkan kekakuan dan kejang-kejang otot. Luka yang tidak ditangani dengan cepat akan menimbulkan sepsis. Sepsis adalah keadaan yang mengancam nyawa dan butuh perawatan yang intensif.

Baca Juga: 'Pet Effect', Ini 9 Manfaat Kesehatan Memiliki Hewan Peliharaan

3. Pertolongan pertama saat digigit kucing

Antara Digigit Kucing atau Anjing, Mana yang Lebih Berbahaya?unsplash.com/Timothy Meinberg

Jangan pernah mengabaikan gigitan kucing atau anjing. Brian menyebut bahwa gigitan yang masuk ke dalam jaringan dan sendi bisa berdampak serius. Pasalnya, mikroba yang masuk lewat gigitan bisa bersentuhan dengan darah dan sistem imun.

Para peneliti dari Mayo Clinic menyebut bahwa 57 persen korban gigitan perlu dirawat. Namun, hanya 37 persen saja yang mengaku cepat mencari pertolongan. Sebanyak 38 persen dari pasien perlu dibersihkan lukanya dan jaringan tubuh yang terinfeksi harus dihilangkan. Bahkan, 8 pasien perlu menjalani operasi lebih dari sekali dan beberapa butuh operasi rekonstruksi.

Bila suatu waktu kamu digigit anjing atau kucing, lakukan langkah-langkah pertolongan pertama di bawah ini:

  • Cuci luka dengan air mengalir yang bersih.
  • Periksa tanda-tanda perdarahan. Dengan menggunakan kain bersih, tekan perlahan luka untuk menghentikan pendarahan.
  • Oleskan salep antibiotik.
  • Tutup luka dengan perban.
  • Periksa tanda-tanda infeksi, seperti kulit sekitar luka menjadi merah, hangat, bengkak, dan nyeri bertambah.

Sebaiknya segera ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pasalnya, gigitan kucing dan anjing berisiko menimbulkan infeksi yang dapat mengancam nyawa jika terlambat ditangani. Dokter akan memeriksa luka dan melakukan tindakan pencegahan seperti suntik anti rabies atau anti tetanus.

Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Hand Surgery tahun 2014, gigitan kucing perlu dianggap serius dan dokter yang menangani harus lebih berhati-hati, terutama ketika korban gigitan mengalami peradangan kulit dan bengkak.

4. Gejala yang perlu diperhatikan bila terkena rabies

Antara Digigit Kucing atau Anjing, Mana yang Lebih Berbahaya?Gejala rabies yang perlu diperhatikan. unsplash.com/Matt Nelson

Setelah menginfeksi, butuh waktu untuk virus menyebar hingga menimbulkan gejala. Waktu sebelum gejala muncul disebut sebagai masa inkubasi. Umumnya, masa inkubasi rabies adalah sekitar 4-5 minggu digigit hewan yang terinfeksi rabies.

Apa saja beberapa gejala umum yang sering muncul pada serangan virus rabies?

Setelah tergigit hewan pembawa rabies, seseorang biasanya tidak akan langsung merasakan gejala yang jelas. Setelah beberapa hari, gejala mulai muncul dan diawali dengan rasa linu atau kesemutan di tempat yang tergigit. Orang yang tertular virus rabies juga akan merasakan gatal, bahkan perih di bagian tubuh yang diserang.

Kemudian, gejala yang muncul bisa menyerupai flu, sehingga sering disalahartikan. Pada masa-masa awal, infeksi rabies ke manusia bisa memunculkan gejala seperti demam tinggi, menggigil, mudah lelah, nyeri otot, sulit menelan, hingga sulit tidur di malam hari. Beberapa gejala mirip flu lainnya mungkin bisa terjadi. Bila tidak segera ditangani, gejala ringan tersebut bisa memburuk dan menyebabkan kondisi makin parah.

Infeksi virus bisa menyebabkan pengidapnya mengalami halusinasi dan gangguan kecemasan tertentu. Rasa gelisah dan mudah bingung juga bisa dialami.

Maka dari itu, sangat penting untuk memperhatikan kesehatan hewan peliharaan agar terhindar dari rabies. Salah satu caranya adalah memberi vaksin rabies secara berkala.

5. Perawatan hewan agar tidak terkena infeksi

Antara Digigit Kucing atau Anjing, Mana yang Lebih Berbahaya?unsplash.com/Yan Laurichesse

Hewan yang terinfeksi penyakit rabies biasanya mengalami perubahan perilaku yang ekstrem, seperti gelisah atau ketakutan. Hal ini bisa membuat hewan akan menyerang objek yang bergerak. Hewan yang biasanya ramah jadi mudah tersinggung, tapi hewan yang biasanya bersemangat malah berubah jinak.

Ada beberapa cara agar hewan peliharaanmu terhindar dari penyakit rabies, yaitu:

  • Beri vaksin rabies pada binatang peliharaan secara berkala. Ini tak hanya melindunginya dari virus rabies, tapi juga dapat melindungi pemiliknya.
  • Hindari hewan peliharaan "bergaul" dengan hewan liar. Misalnya, kalau membawa anjing jalan-jalan, pasangkan tali pengikat dan awasi saat hewan berada di luar ruangan.
  • Jaga kebersihan kandang agar hewan pun selalu bersih.
  • Mandikan hewan lebih sering juga untuk menjaga kebersihannya.
  • Jangan biarkan hewan peliharaan makan bangkai hewan lain. Pasalnya, bangkai mengandung banyak kotoran dan jenis segala macam penyakit yang bisa saja menjadi pencetus rabies. Perhatikan benar apa yang dimakan hewan peliharaan agar kesehatannya terjaga.

Itulah penjelasan tentang bahaya dari digigit kucing maupun anjing. Lakukan langkah-langkah di atas untuk melindungi diri serta anjing atau kucing peliharaanmu dari penyakit berbahaya. Selalu penuhi jadwal vaksin serta senantiasa menjaga kebersihan dan kesehatan binatang peliharaanmu, ya!

Baca Juga: Jangan Remehkan! Ini 6 Alasan Kenapa Kita Perlu Vaksin Tetanus

Rizky Kusumo Photo Verified Writer Rizky Kusumo

Sedang menjajaki karir sebagai penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya